Pulang

3.3K 497 1
                                    

Selama 3 hari ini Jungkook selalu memfokuskan perhatiannya kepada tubuh yang  sudah tak bisa bergerak itu. Dia tak membiarkan matanya teralih pada apapun. Jika dihitung dengan waktu di dunia manusia, mungkin hampir satu bulan tuannya itu masih menutup mata.

"Kim Taehyung! Kapan istirahat mu selesei?"

Pangeran muda itu selalu menggenggam tangan dingin Taehyung. Berharap jika tuannya itu segera memberikan tanda agar dia bisa membuka 'bantuan istirahat' yang dia berikan.

"Jungkook oppa!"

Jungkook menoleh. Di belakangnya sudah ada adiknya yang menatapnya dengan penuh kesedihan.

Somi berjalan mendekati Jungkook. Dia memeluk kakaknya itu. "Kau akan berhasil oppa, aku yakin!"

"Iya Somi. Aku yakin tidak akan gagal."

"Oppa, ini!" Somi memberikan sebuah cincin bermatakan berlian merah di tengahnya.

"Bukankah ini-"

"Iya. Appa memberikannya tadi dan dia bilang untuk memberikannya padamu. Segera pakaianlah pada Taehyung oppa!"

Jungkook mengangguk. Dia segera memakaikan cincin itu ke jari manis Taehyung. Dia tersenyum. Perlahan air matanya menetes. Sejujurnya dia tak sanggup melihat tuannya dalam kondisi seperti ini lebih lama lagi.

"Oppa!" Somi menepuk pundak Jungkook. "Dia akan segera memintamu untuk membuka kuncinya. Dia akan bangun oppa!"

Jungkook mengangguk. Dia memeluk adiknya itu.

"Tolong ucapkan terimakasihku pada appa karena sudah mau memberikan cincin itu. Dan maaf aku belum bisa menemuinya lagi."

"Dia mengerti keadaan mu oppa. Jika kau meninggalkan Taehyung oppa justru akan bahaya."

Jungkook mengangguk. Dia akan sangat terbantu sekarang dengan adanya cincin itu.

Setelah putra mahkota itu meletakkan Taehyung di kamarnya, dia segera menemui sang raja untuk meminta agar ayahnya itu mau meminjamkan cincin yang dapat mendeteksi tanda kehidupan baru. Cincin itu memang banyak kegunaannya tapi Jungkook hanya membutuhkannya untuk itu. Dia tak menyangka ayahnya mau mengabulkan keinginannya.

"Jungkook oppa, ada satu hal lagi yang ingin aku sampaikan."

"Apa?"

"Eomma bilang dia mengijinkanmu."

Mata Jungkook langsung membulat. Dia terkejut juga senang mendengar kabar itu.

"Benarkah?"

Somi mengangguk. "Katanya kau bisa melakukan nya kapanpun. Eomma yang akan memintakan ijin pada appa dan pasti dia akan setuju. Jadi kau tidak perlu khawatir."

Jungkook langsung memeluk erat adiknya. "Terimakasih sudah menyampaikan nya Somi. Katakan pada eomma, aku sangat menyayanginya."

"Iya aku akan sampaikan nanti. Emmm ngomong-ngomong .." Somi menatap kakaknya penuh tanda tanya. "Memang ijin apa yang kau minta?"

"Kau tak perlu tau Somi!"

"Huh! Baiklah aku akan mencari taunya sendiri nanti."

"Jika kau berhasil saja."

"Dengar ya oppa, aku pasti akan menemukan jawabannya. Jika tidak, lihat saja nanti gureum mu itu akan aku panggang!"

"Hei! Itu tidak - " Jungkook mengentikan ucapannya untuk memfokuskan pendengarannya. Dia mendapatkan sinyal dari rumah Taehyung.

"Ada apa oppa?"

Jungkook mengehela nafas. "Sepertinya kami harus pergi."

"Kau akan mengantar Taehyung oppa pulang?"

"Iya. Ini sudah terlalu lama dia di sini. Keluarga nya pasti khawatir padanya."

"Tapi oppa, kondisinya masih seperti itu. Jika mereka terkejut dan mengira Taehyung oppa sudah tiada bagaimana?"

Jungkook melihat Taehyung yang masih setia menutup matanya. Tuannya itu masih enggan untuk memberikan tanda agar dia segera membuka kuncinya.

"Aku akan jelaskan semuanya, Somi."

"Tapi nanti kau-"

"Tak apa. Aku akan menanggung semua resikonya." Jungkook mengusap puncak kepala Somi. "Sampaikan pamitku pada eomma dan appa. Katakan pada mereka, aku akan kembali setelah Taehyung bangun."

Somi mengangguk. "Hati-hati oppa!"

Jungkook mengangkat tubuh ringan Taehyung. "Kumohon, cepatlah bangun!"

Jin tampan itu tak akan pernah meninggalkan Taehyung. Karena jika dia telat sedetikpun untuk mendapatkan tanda dari Taehyung, maka tuannya itu tidak akan pernah lagi membuka matanya.

"Mereka menunggumu Kim Taehyung! Kumohon!"

NILA 3-0 || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang