Jalan-jalan

6K 844 6
                                    

Taehyung berjalan lebih dulu meninggalkan Jimin. Dia kesal terhadap teman karibnya itu. Padahal Taehyung sudah buru-buru bersiap namun harus menunggu Jimin hingga 1 jam lamanya. Ntah apa yang pemuda bantet itu lakukan.

"Taehyung tunggu aku!" Jimin berhasil menyamai langkah Taehyung. "Maafkan aku Tae."

Taehyung hanya bergumam dan terus melangkahkan kaki jenjangnya ke tempat yang ingin sekali dia kunjungi.

"Kau mendengar ku tidak sih? Kau mengajakku jalan-jalan tapi malah meninggalkan ku begini."

"Itu salahmu!"

Taehyung tak memperdulikan Jimin yang juga sedari tadi kesal karena diabaikan. Perhatian Taehyung justru tertuju kepada seorang ibu yang berada tak jauh di depannya. Dia terlihat gelisah. Berulang kali menaik turunkan handphone ke telinganya. Mungkin dia menghubungi seseorang tetapi belum mendapatkan jawaban hingga dia menghubunginya terus.

"Jim, ikuti aku saja!"

Jimin mengernyitkan keningnya kala Taehyung memperlambat langkah kaki jenjangnya itu. Dia berhenti di samping seorang wanita paruh baya. Jimin buru-buru menghampiri Taehyung dan ikut membungkuk.

"Apa ada masalah? Sepertinya Anda gelisah sekali Nyonya." Tanya Taehyung dengan sangat sopan.

Wanita itu mengehentikan aktivitas nya untuk menatap Taehyung. "Iya. Aku sedang menghubungi keluarga ku tapi belum ada yang mengangkatnya. Aku sangat cemas jika dompetku benar-benar hilang."

"Dompet anda hilang?"

"Aku tidak tahu, tapi aku tak menemukannya di manapun. Atau mungkin aku lupa." Wanita itu menggigit ujung atas handphonenya. "Jika hilang, aku repot nantinya."

Taehyung tersenyum. Dia menatap lurus ke depan. Di dalam pikirannya dia melihat sebuah ruangan. Seperti sebuah kamar. Luas. Dekorasi apik. Lalu dia dituntun mendekati ranjang. Berjongkok dan berlutut. Dia mengintip ke kolong ranjang itu. Taehyung tersenyum kembali yang membuatnya tersadar.

"Nyonya tidak perlu khawatir. Dompet anda tidak hilang."

"Eh bagaimana bisa kau tau?"

"Ada di bawah kolong ranjangmu Nyonya. Kau bisa menelpon ke telpon rumahmu."

Wanita itu mengangguk. Ntah karena alasan apa dia mencoba percaya pada Taehyung. Segera dia menghubungi nomor telepon rumahnya yang sedari tadi dia lupakan. Kali ini ada yang mengangkat teleponnya.

Terlihat raut lega dan bahagia dari wajah wanita itu. "Kau benar nak. Untung saja tidak hilang."

Taehyung mengangguk. "Lain kali Nyonya hati-hati jika menyimpan barang."

"Terimakasih. Tapi bagaimana kau tau?"

"I-itu, aku hanya..."

"Dia mempunyai kemampuan yang istimewa Nyonya." Saut Jimin yang mendapatkan tatapan tajam dari Taehyung.

"Ah begitu. Aku mengerti. Terimakasih ya..."

"Kim Taehyung, Nyonya."

Wanita itu tersenyum. "Terimakasih nak Taehyung sudah membantuku. Kalau begitu aku akan kembali ke kantorku."

Taehyung mengangguk lalu membungkuk diikuti Jimin. Mereka melihat punggung wanita itu sudah semakin menjauh hingga tak terlihat lagi di hadapan mereka.

"Jadi?" Jimin menoleh pada Taehyung. "Kau akan mengajakku ke mana?"

"Ke taman di ujung pertigaan itu Jim."

Jimin mendengus kesal. Dia merelakan waktu bermalasannya tapi hanya untuk pergi ke taman saja yang setiap pulang sekolah pun biasa mereka lewati. "Kenapa ke sana? Kita setiap hari juga melewatinya. Aku bosan."

"Kan hanya lewat. Cepat ikut saja!" Taehyung menarik tangan Jimin. Langkahnya tak cepat seperti tadi bahkan bisa dibilang lambat dan semakin melambat.

"Kau tak apa Tae?" Jimin merasa pergelangan tangan Taehyung yang melingkar di pergelangan tangannya semakin dingin. "Apa kau sakit?"

Taehyung menggeleng. Dia cepat duduk di bangku yang pertama kali ditemukannya. Napasnya tersenggal. Dadanya terasa sesak sekarang. Keringat di pelipisnya muncul. "Ugh Jim.."

Jimin kebingungan dibuatnya. Dia pernah melihat Taehyung seperti ini sebelumnya dan saat itu di rumah jadi dia bisa dengan mudah ditolong. Sekarang dia akan minta tolong pada siapa di -

"Kim Taehyung!"

Seorang pemuda berlari menghampiri Taehyung dan Jimin. Dia langsung menggendong tubuh Taehyung yang sekarang sudah tak sadarkan diri.

"Turunkan dia! Kau akan membawanya ke mana?"

"Rumah kalian."

Dahi Jimin berkerut. Dia belum pernah melihat pemuda tinggi dengan badan atletis seperti itu, apalagi mengenalnya. Tapi dia mengenal Taehyung?

"Kau siapa?"

"Pengawal Kim Taehyung!"

"Hah?"

NILA 3-0 || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang