🔫16. Pembunuh Bayaran

15.6K 1.9K 92
                                    

Tepat jam 7 malam, Rayen sudah berdiri di depan pintu rumah Keyra. Dia menekan bel dan menunggu cukup lama hingga akhirnya Keyra lah yang membukakan pintu.

"Udah nunggu lama ya? Sory... Lagi nggak ada orang di rumah." Beritahu Keyra. Dia sendiri baru saja selesai bersiap-siap dan langsung turun begitu mendengar suara bel berkali-kali.

Rayen diam saja, matanya fokus menatap Keyra dengan sangat terpana. Dia belum pernah melihat Keyra memakai dress selutut, lengan buntung, dan heels 3cm. Cewek itu terlihat sangat cantik dengan olesan make-up tipis di wajahnya.

"Kenapa, aneh ya?" Keyra lantas menatap penampilannya sendiri.

Rayen menggeleng. "Cantik," ujarnya dengan suara pelan.

Keyra tersenyum. Dia lantas menutup pintu. "Mau pergi sekarang kan?"

"Nggak ada siapa-siapa di dalem?" Tanya Rayen penasaran.

"Nggak ada. Lagi pada ke rumah Oma Vanessa, bantuin buat acara ulang tahun Oma besok."

"Oh," Rayen mengangguk. Dia pun menggandeng Keyra ke mobilnya, membukakan pintu dan menutupnya kembali setelah Keyra masuk.

Rayen pun masuk ke dalam mobil. "Para pembantu juga diajak ke sana?" Tanyanya sambil menghidupkan mesin.

"Iya buat malam ini aja."

"Dari kapan kamu sendirian?"

"Dari pas pulang kita makan, udah nggak ada orang."

"Tau gitu tadi aku temenin aja biar kamu nggak sendirian." Rayen memutar setir, mobil berbelok ke kanan.

"Terus kenapa tadi mau pulang?"

"Ada urusan," Rayen terkekeh. Urusannya adalah menyiapkan diri untuk kencan sama pacar, lihat aja penampilan Rayen yang keren abis.

Mobil pun parkir di salah satu mal terbesar yang ada di Jakarta. Rayen menggandeng Keyra menuju ke eskalator untuk sampai ke gedung bioskop. Mereka terlihat serasi malam ini, kompak dengan warna pakaian yang sama tanpa disengaja, biru tua.

"Kamu suka film apa?" Tanya Keyra.

Rayen tak fokus, sejak tadi matanya selalu mengawasi pergerakan yang sedang mengikuti di belakang. Dia tetap terlihat santai, membiarkan yang mengikuti dengan berpura-pura tak tau apa-apa.

"Rayennnn," Keyra menarik pipi Rayen menoleh padanya. "Kenapa?" Tanyanya.

"Nggak papa," Rayen langsung tersenyum maksa. "Tadi kamu nanya apa?"

"Kamu suka film apa?"

"Action pastinya," jawab Rayen. Ekor matanya kembali siaga. Dia yakin, dua orang berbaju hitam dan memakai topi tersebut memang mengikuti mereka. Dari sejak Rayen di rumah Keyra tadi dan perjalanan menuju ke sini pun, Rayen sudah sadar mobilnya sedang diikuti.

"Selera kita sama berarti," sahut Keyra tanpa ditanya.

Keyra begitu kaget saat tiba-tiba Rayen mendorongnya ke pagar pembatas sebelah eskalator, mencium bibirnya di tempat umum yang super rame tersebut. Mata Keyra sampai membulat, dia berusaha mendorong dada Rayen. Namun ciuman Rayen ini berbeda, hanya menempel dan matanya menoleh ke tempat lain. Tak seperti biasanya yang melumat lembut dengan mata intens menatapnya.

Rayen memang tak bermaksud mencium Keyra sungguhan. Dia hanya ingin bisa melihat siapa dua orang bertopi itu, tanpa mereka curiga kalau Rayen sudah tau keberadaan mereka. Dan memang, cara ini yang paling ampuh, dua orang itu pasti mengira Rayen sudah gila mencium Keyra di tempat umum.

Setelah bisa mengenali wajah keduanya, Rayen baru melepas Keyra.

"Ada apa?" Tanya Keyra, curiga.

SECRET AGENT (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang