🔫8. Pacaran?

21.5K 2.1K 344
                                    

Ponsel Keyra berbunyi saat sedang asyik-asyiknya ngobrol dengan Ferdinan. Dia mengeluarkan ponsel di saku seragamnya dan melihat nama Rayen terpampang di layar ponsel. Rayen menelpon Keyra, namun langsung Keyra riject.

"Dari siapa? Angkat aja nggak papa," suruh Ferdinan.

"Nggak penting," sahut Keyra yang lalu memasukkan ponselnya kembali.

"Eh lanjutin dong kak," suruh Keyra, mengenai cerita Ferdinan yang terpotong akibat suara telepon tadi.

"Iya jadi kan pas dateng..."

Kembali, ponsel Keyra berbunyi. Dia meringis pada Ferdinan yang terpaksa menghentikan ceritanya lagi.

Lagi-lagi Rayen, Keyra baru ingin me-riject panggilan itu saat matanya menangkap sosok Rayen tak jauh dari sana. Tatapan Rayen begitu tajam, menusuk hingga ke dasar jantungnya.

Setelah panggilan telepon itu akhirnya terputus, Keyra membuka pesan yang dikirimkan oleh Rayen sebelum cowok itu menelponnya tadi.

Keyra menoleh pada Rayen, cowok itu masih menatapnya tajam. Lalu Rayen berdiri dan pergi dari Kantin, pertanda kalau Keyra harus mengikutinya.

"Kak, aku ke toilet dulu ya?" Minta Keyra.

"Oh iya silahkan. Jangan lama ya," Ferdinan tersenyum pada Keyra.

Keyra mengangguk. Dia mengerti, kedekatannya dengan Ferdinan membuat satu Harleques gempar. Soalnya, Ferdinan bukan cowok yang gampang tersentuh. Ferdinan juga jarang muncul di muka umum, hanya untuk hal-hal penting saja dia keluar dari kandangnya. Dan dengan Ferdinan berada di kantin bersama Keyra, itu cukup mengejutkan.

Keyra mengabaikan tatapan aneh semua orang, dia melewati mereka dengan senyum ramah yang tetap terpasang di wajahnya.

Toilet lantai 2 memang cenderung jarang dipakai, karena kebanyakan murid lebih suka menggunakan toilet di bawah ketimbang harus naik ke atas. Apalagi murid kelas sebelas yang menghuni lantai 2 sedang libur saat ini, makanya sepanjang gedung lantai 2 selalu saja kosong.

Begitu sampai di toilet laki-laki, Rayen telah menunggu. Keyra mengikuti langkah Rayen masuk ke salah satu bilik kecil. Kali ini mereka masuk ke bilik tanpa closed, biasa dipakai untuk murid-murid yang ingin mandi kalau sedang ada kendala darurat.

"Kenapa?" Tanya Keyra sambil menyandarkan punggungnya ke tembok dan melipat tangan di dada, tepat di hadapan Rayen.

"Kenapa kamu sama Ferdinan?" Tanya Rayen langsung, dengan gaya khas suara yang marah dan sinis.

"Emang kenapa?" Tanya Keyra balik, juga dengan nada yang sinis.

"Keyra, berbahaya kalau kamu harus bertindak sendirian kayak gini," desis Rayen.

"Aku mau ini cepet selesai. Aku mau kerjasama kita cepat berakhir," tandas Keyra.

Rayen tertegun mendengarnya, apa Keyra sebenci itu padanya? "Kenapa kamu nggak mau dengerin penjelasan aku? Kamu salah paham Keyra..."

"Salah paham atau nggak, aku tetep nggak bisa terima. Alasan apapun yang coba kamu kasih, itu nggak akan bikin sakit hati aku sembuh, Rayen."

Rayen menghela nafas. "Dengerin aku..." Rayen mencoba meraih kedua pipi Keyra tapi Keyra langsung menepisnya.

"Hubungan kita, nggak lebih dari sekedar Kapten dan Bawahannya. Aku nggak mau ada kontak fisik, dalam bentuk apapun," tandas Keyra kembali.

Rayen seketika mundur, menjauhkan dirinya dari Keyra. "Kamu seneng kayak gini?"

"Iya," jawab Keyra tanpa ragu.

"Oke, aku turutin kemauan kamu. Hubungan kita nggak akan lebih dari sekedar atasan dan bawahan, right?"

SECRET AGENT (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang