🔫32. Nyaman yang tak diundang

13.7K 1.6K 192
                                    

"Key, Lo udah tau belum kalau Denis itu anaknya Bu Zainuri, kepala sekolah kita?" Beritahu Aila dengan nada sedikit berbisik.

"Hah, serius? Lo tau dari mana?" Tanya Keyra, juga dengan nada pelan.

"Dari temen sebangku gue di kelas. Anehnya nih ya, gue nggak boleh cerita siapa-siapa. Kalo pun semua murid tau, mereka nggak boleh membahas itu di sekolah. Karena kalau sampai ketahuan oleh Bu Zainuri, maka murid tersebut akan dihukum."

"Alasannya?"

Aila mengangkat bahu. "Kata mereka sih, karena Bu Zainuri ingin bersikap profesional dalam bekerja. Dia nggak mau para murid mengira dia akan pilih kasih pada Denis."

"Alasan klise." Keyra menggeleng tak percaya.

"Ehm," dehaman itu membuat Keyra dan Aila langsung memutuskan kontak mata dan bungkam.

Denis duduk di sebelah Keyra, membawa siomay dan es teh manis. "Ngomongin gue ya?" Tebak Denis.

Keyra dan Aila saling lirik. Keyra yang lebih dulu merespon, " ge-er banget, siapa yang ngomongin Lo," tepisnya.

Denis tersenyum tipis. Dia mengaduk-aduk siomaynya agar rata dengan kuah kacang. Sama seperti kemarin, Denis menukar siomay isi telur miliknya dengan Siomay sayuran milik Keyra.

"Kenapa nggak suka sayur?" Tanya Denis.

"Suka, tapi kalo dikukus doang gini lidah aku nggak nerima," jawab Keyra jujur.

Denis mengangguk dengan bibir sedikit mencebik. "Key, gue mau ajak Lo jalan malem ini. Mau nggak?" Denis mengatakannya secara langsung, tanpa berbasa-basi seperti cowok pada umumnya.

Aila seketika memberikan lirikan nakal pada Keyra. Dia mengulum senyum dan berpura-pura menikmati makanan di mulutnya.

"Jalan?" Tanya Keyra yang tiba-tiba menjadi gugup.

"Yap. Gue jemput ke rumah Lo malem ini jam 8. Gue nggak suka cewek yang lama," ujar Denis lagi.

"Eh tapi gue belum..." Denis pergi begitu saja. "Bilang iya..." Lanjut Keyra dengan suara pelan.

"Udah terima aja. Kesempatan banget ini," bujuk Aila.

Keyra bukannya tak mau, tapi dia sudah berjanji pada Rayen untuk tak melakukan pendekatan yang semacam itu.

"Keyra!" Aila menyentak lengan Keyra yang terlihat melamun.

"Eh, iya?"

"Jangan ngelamun ntar kesurupan," canda Aila.

Keyra tiba-tiba mendapatkan sebuah pencerahan. Dia menatap Aila dengan penuh maksud. "Ai, Lo mau bantuin gue nggak?"

Aila balas menatap Keyra. "Bantuin apa?"

"Tidur di rumah gue malem ini. Mau nggak?"

"Maksud Lo?"

"Jadi gini..." Keyra menceritakan segalanya. Mulai dari sifat Rayen yang begitu posesif dan cemburuan, juga larangan Rayen untuknya mendekati Denis secara emosional.

"Harusnya dia paham dong Key, tugas Agent itu emang menyamar. Prinsipnya kita bekerja emang harus pakek emosional, iya kan?"

"Tapi Rayen tuh beda. Dia tuh cemburuan parah, nggak ngerti lagi deh gue. Lo bayangin ya, setiap hari hape gue tuh harus dia yang pegang, cuma buat mastiin kalau nggak ada cowok manapun yang coba deketin gue."

"Ah, serius lo? Parah banget!" Aila tak percaya mendengarnya. Seingat Aila, Rayen itu terkenal sebagai cowok yang dingin. Dia tampan, jadi hampir semua Agent cewek tuh pada ngomongin dia. Terutama saat Rayen dan Keyra berpacaran, banyak banget Agent cewek yang patah hati.

SECRET AGENT (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang