🔫41. Menikah?

17.4K 2K 257
                                    

Vote dan Komen yang banyak ya, karena setelah ini part terakhir.

😍😍😍

Keyra begitu terkejut saat bibir Rayen menempel di bibirnya. Hanya menempel namun menciptakan sensasi mati rasa yang begitu hebat. Keyra sampai tak menyadari kalau saat ini lukanya sedang disiram dengan cairan antiseptik. Dia tak bergerak, fokusnya benar-benar berada pada bibir mereka berdua.

Rayen telah selesai menuangkan antiseptik, dia melepaskan ciuman.

"Ahhhh," detik berikutnya, Kedua menjerit karena baru merasakan perih di lukanya. Keyra memukul lengan Rayen, sakitnya luar biasa.

Rayen terkekeh, dia tau memang sakit. Tapi setidaknya luka Keyra telah benar-benar steril sekarang.

"Sekarang aku jahit ulang," kata Rayen memberitahukan.

"Dibius kan?" Tanya Keyra cemas. Dijahit di atas luka yang mengalami infeksi pastilah akan sangat menyakitkan, lebih parah dari yang dilakukan Kaival.

Rayen tetap tersenyum geli. Dia menunjukkan sebuah suntikan pada Keyra, suntikan bius.

Keyra menghembuskan nafas lega. Dia mengacungkan telapak tangannya, meminta waktu untuk menenangkan diri lebih dulu dari rasa perih yang masih melanda.

"Mau aku cium lagi?" Sindir Rayen.

"Terus jahitan kamu nyasar ke mata aku, gitu?"

Rayen langsung tersedak oleh tawa. Keyra masih saja polos. Mana mungkin dia mencium Keyra di saat hendak menjahit luka itu. Seperti kata Keyra, jahitannya bisa nyasar ke tempat yang berbeda.

Rayen meraih lengan Keyra, dengan sangat hati-hati dia menyuntikkan obat bius ke sekitar luka. Mereka tak memerlukan dokter hanya untuk melakukan hal ringan seperti itu. Setiap prajurit sudah dibekali pengetahuan dan cara menjahit luka.

Keyra kembali menggigit bibirnya. Memang tak sesakit saat disiram antiseptik, tapi tetap saja sakit.

Selama menunggu efek obat bius bekerja, Rayen dan Keyra saling bertatapan. Tatapan berjenis sama, yaitu rindu.

"Apa kabar Kapten Rayen?" Tanya Keyra.

"Kamu nggak seharusnya di sini," jawab Rayen.

Keyra hanya tersenyum. Dia merasa lengannya sudah mati rasa. "Udah bisa," beritahunya.

Rayen mengangguk. Dia menyiapkan segalanya. Lalu dengan hati-hati, dia menjahit luka Keyra kembali.

"Aku kangen sama kamu," kata Keyra memberanikan diri.

Rayen mengangkat matanya menatap Keyra. "Kamu harus pulang, Key," sahutnya.

"Aku nggak akan pergi, sampai kamu mau ikut aku pulang. Aku bawa surat kepulangan kamu," beritahu Keyra.

"Keyra..."

"Kamu pilih Rayen, kamu ingin aku tetap di sini atau kamu ikut pulang sama aku? Sebagai pertimbangan, aku membawa Aila dan Kaival ke sini, akan sangat berbahaya untuk mereka tetap di sini."

Rayen telah selesai menjahit. Dia menatap Keyra dengan begitu tajam. "Kenapa kamu lakuin ini?"

Keyra menuntun tangan Rayen ke perutnya. "Demi anak ini," ujarnya.

Rayen sangat terkejut. Dia menatap perut Keyra. Lalu kembali menatap Keyra, bingung. Sebenarnya ucapakan Keyra itu sudah sangat jelas, hanya saja Rayen ingin lebih spesifik lagi.

"Aku hamil, Rayen," beritahu Keyra dengan lebih jelas.

"Kamu hamil?"

Keyra mengangguk.

SECRET AGENT (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang