Rayen!
Keyra langsung melepaskan diri dari Denis, meski tau itu sudah terlambat. Demi Tuhan Keyra ingin mendekati Rayen, tapi cowok itu sedang bersama para petinggi Antara, sepertinya sedang ada jamuan makan malam penting di sana. Hal yang biasa dilakukan para petinggi saat akan menerima sebuah Misi.
"Key, Lo kenapa?" Tanya Denis. Dia ikut menatap ke arah yang sama dengan Keyra, namun tak yakin apa Keyra memang sedang melihat para bapak-bapak di meja seberang.
"Key..." Denis menyentuh lengan Keyra dengan lembut
Keyra menoleh ke Denis. Dia menggeleng. Cerita Denis tak lagi menarik untuknya, tatapan Rayen membuyarkan segala konsentrasinya. Dia yakin, Rayen akan marah besar. Bahkan mungkin lebih dari sekedar marah saja.
Denis meraih tangan Keyra, menggenggamnya. "Gue mau minta tolong sama Lo, boleh?" Tanyanya.
Keyra pun terpaksa profesional. Dia berusaha untuk fokus pada misinya malam ini. Meski sesekali matanya terus menatap ke seberang, tempat dimana Rayen berada.
"Kalau gue ungkap kebenaran, apa Lo bakalan bantu gue bebasin nyokap gue dari penjara atas dasar kemanusiaan?"
Keyra otomatis menggeleng. "Denis, itu nggak mungkin. Setiap pelaku kejahatan, harus menerima hukumannya. Nyokap Lo udah ngebuat satu nyawa yang nggak berdosa meninggal dunia. Apalagi itu dilakukan dengan cara yang nggak manusiawi banget."
Denis nampak begitu murung. Dia mendesah berkali-kali. Kalau diperhatikan lagi, yang sekarang ini sudah seperti orang lain, bukan Denis. Cowok yang biasanya selalu menampilkan topeng angkuh di balik wajah tampangnya itu, ternyata begitu rapuh.
"Ikutin kata hati Lo," minta Keyra.
Denis lalu memeluk Keyra kembali. Keyra tak bisa menolak, cowok itu butuh dirinya saat itu. Di depan Rayen, dia membalas pelukan Denis begitu erat.
"Makasih, Key. Satu tahun gue lewatin ini tanpa ada yang tau dan ngerti gimana perasaan gue. Sampe akhirnya gue punya tempat untuk tumpahin segalanya," ucap Denis lagi.
Keyra tak menjawab, dia hanya menepuk-nepuk kepala Denis dengan pelan, membantu menyalurkan kenyamanan.
"Turutin gue, kalo Lo ngikutin kata hati Lo, semua akan jauh lebih baik. Ini nggak semenakutkan apa yang Lo pikirin, malah gue yakin Lo akan seneng liat nyokap Lo terbebas dari beban yang nggak terlihat."
Denis mengangguk. Dia memeluk Keyra semakin erat, "makasih Key. Makasih banget," lirihnya.
Keyra mengangguk.
( -_・) ︻デ═一 ▸
Rayen mengepalkan tangannya begitu kuat. Dia menahan diri untuk tak mendatangi Keyra yang sedang berpelukan dengan cowok lain di sana.
"Jadi ini yang kamu sebut dengan tidur, Keyra?" Tanyanya dalam hati.
Rayen tak tau mengapa dirinya ikut ke pertemuan malam ini bersama para petinggi Antara. Padahal, biasanya dia malas untuk ikut kalau sudah pulang ke rumah. Ternyata, sesuatu yang menuntunnya ke sini adalah penglihatan yang membuatnya begitu sakit.
Keyra telah membohonginya.
"Rayen, bagaimana menurutmu?"
Rayen seketika menoleh tanpa mengerti apa yang harus dijawab. Dia sama sekali tak menyimak obrolan apa yang dibicarakan sejak tadi.
"Siapa yang akan kau kirim ke area konflik?" Tanya Panglima Gultomi.
Rayen menatap sekilas ke Keyra yang masih menunjukkan kemesraan bersama cowok itu. Lalu dia menoleh tegas pada semua orang yang berhadapan dengannya di sana. "Saya sendiri yang akan berangkat ke sana, Pak!" Jawabnya tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET AGENT (Tamat)
RomanceKeyra, dia memutuskan untuk menjadi seorang Agent Rahasia. Dia bergabung dalam detektif swasta yang hampir bangkrut bernama Secret Agent. Demi mempertahankan Secret Agent, Keyra dan Team akhirnya setuju untuk ikut memecahkan kasus bullying yang ada...