Typo menghambat 😅
Aku tidak pernah membayangkan kalau aku akan menikah dengan wanita yang sangat terhormat di negara Korea Selatan ini. Ini demi keluargaku. Dan juga dengan kehormatannya sebagai Putri.
Aku tidak tau kenapa aku harus menikah dengannya lebih jelas lagi. Tapi yang aku tau, kalau raja sedang sakit. Jadi pemimpin di ganti sementara oleh anak pertamanya, bernama Bae Irene.
Aku membuang nafas sabar, tabah dan juga tetap tenang. Di hadapannya sangat susah bagiku untuk membuka omongan. Apa dia memang seperti ini? Selalu diam tanpa berkata apapun?
Ottoke? Apa yang harus aku lakukan?
" Emm~~?" Aku berdehem beberapa detik sambil memikirkan omongan pertamaku.
" Apa....Yang Mulia merasa nyaman jika tidur dengan ku?" Tanyaku sambil menatap dirinya di sebelah.
Dia diam saja sambil memandangku. Itu dia!!!!! Tatapannya....hah~~ tolong jangan menatapku~~ aku terlalu malu untuk membalasnya.
Jadi aku langsung menoleh ke arah lain dengan cepat.
" Wahh,..ada cicak.."
Bodohnya diriku mengatakan ada cicak di ujung dinding kamar.
Dia tidak berhenti melihatku. Bahkan tak teralihkan.
" Baiklah." Aku turun dari kasur. Berdiri di samping kasur lalu memberi tundukan hormat padanya.
" Aku permisi dulu..." Aku berlalu ke luar kamar.
Aku tidak tau dia masih menatap atau tidak. Yang pasti aku sudah berada di luar kamar dan berlari kecil menjauh dari sana.
" Selamat malam pangeran~" Sapa pelayan istana padaku. Mereka memberi tundukan dan aku juga membalas tundukkan mereka dengan canggung.
Apa harus seperti ini jika sebagai anak bangsawan? Ahhh~~ molla!
-----
Author POV
Wendy keluar dari istana. Ia berjalan melewati banyak mobil kerajaan yang terparkir rapi di samping istana. Sangat banyak dan tidak terhitung ada berada mobil.
Wendy berjalan lagi. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam baju tidurnya itu. Dia bosan jika harus berada di dalam istana dengan kecanggungan nya itu. Jadi Wendy memilih jalan-jalan menelusuri Seoul yang tidak terlalu jauh dari istana. Bisa-bisa kalau dia terlalu jauh, ntar para pengawal kerajaan akan mencarinya. Jadi Wendy tidak mau merepotkan isi penghuni istana hanya karena dirinya.
Dia berhenti di depan supermarket. Ia lalu berjalan masuk ke sana sambil membeli sekaleng soda dingin.
Wendy meminumnya sambil duduk di depan supermarket dan menatap orang-orang yang terus menyoroti hpnya ke arah Wendy.
Bodohnya Wendy kalau dia lupa bahkan sekarang ia sudah diketahui orang-orang karena dia menikah dengan Irene secara live di TV.
Wendy berdiri.ia berjalan cepat menjauh dari kerumunan orang-orang itu.
" Hah~~" Wendy membuang nafas lagi.
Ia berjalan sambil mendongak ke atas melihat banyak bintang yang menyelimuti malam hati dengan indah.
Ia berhenti berjalan. Ia angkat tangannya di udara lalu ia merasa seperti menyentuh bintang-bintang itu.
" Hahaha....ada apa denganku?" Bingung Wendy sambil menggaruk tengkuknya yang tidak benar-benar gatal itu.
Clentang!!!!!
Terdengar suara seseorang yang jatuh di atas tong sampah.
Wendy berhenti tepat di gang sempit dan gelap tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty and The Expert 2✓ [C]
Fanfiction" Tapi Appa,......aku tidak bisa menikahi Putri...." " Lakukanlah Wendy. Ini demi keluarga kita." " Tapi Eomma...." " Bahagiakan putri Irene. kamu anak yang sangat berbakti bukan pada orang tua?" "......" " Lakukanlah Wendy. Buat keluarga kerajaan j...