16

1.7K 161 25
                                    

Maaf typo menyebar

Yeri turun keluar dari mobil. Ia langsung menggandeng Irene yang mengajaknya masuk ke sebuah sekolah dasar elit.

Masuklah Yeri di sana dengan Irene. Mereka jadi sorotan anak-anak bahkan guru langsung terkejut dengan kedatangan keluarga kerajaan di sana.

" Anakku bisa di tempat kan di kelas khusus? Aku hanya ingin dia belajar privat." Kata Irene pada kepala sekolah.

" Ne putri... Yeri akan kami masukkan ke kelas khusus. Anda tidak perlu khawatir. Disini Yeri akan baik-baik saja. Banyak anak-anak baik di sini dan tidak nakal." Jelas kepala sekolah itu menyakini Irene.

" Nee......" Angguk Irene seraya membalas senyuman pada wanita itu.

" Sayang, Mommy pulang ya... belajar yang rajin. Nanti Jimin menjemput mu."

" Iya Mommy. Dadahhh...." Yeri melambai pada Irene yang berdiri di koridor.

Irene membalas lambaian anaknya. Setelah Yeri pergi dengan kepala sekolah untuk masuk ke kelas, Irene berbalik. Ia berjalan kembali ke dalam mobil.

" Jimin, nanti jemput Yeri ya..." Kata Irene seraya menutup pintu mobil.

" Baik Putri." Akhirnya Jimin menghadap ke depan lagi.

Ia menjalankan mobilnya keluar dari lingkungan SD ini.

Sedangkan Yeri, dia berdiri di depan kelas yang berisi 5 anak saja di dalamnya.

Tidak kalah menarik dengan pakaian seragam Yeri. Ia menjadi sorotan hebat saat teman-teman barunya menatap Yeri yang memakai pakaian biru, pita pink di atas kepala, dan juga sepatu pink tinggi.

" Annyeonghaseo. Son Yerim imnida. Aku anak Son Wendy dan Son Irene. Umurku 7 tahun. Terus.....mhh......" Yeri berhenti berbicara. Matanya menyoroti anak laki-laki yang duduk di belakang sambil melipat kedua tangannya dan memberi tatapan diam padanya.

" Aku menyukainya~~" Tunjuk Yeri pada anak itu seraya mendongakkan kepala pada kepala sekolah Kim.

" Oh? Kamu menyukai Saeron?" Yeri mengangguk.

" Kim Saeron~" panggil kepala sekolah Kim.

" Ne Mrs. Kim?"

" Yeri ingin duduk di sebelah mu. Apa kamu mau?"

" Boleh. Tapi dia tidak boleh suka denganku."

Wanita itu menekuk senyum alisnya. Ia menoleh melihat Yeri yang langsung cemberut.

" Tapi dia boleh jadi pacarku kalau mau duduk disini." Kata Saeron yang langsung menidurkan kepalanya ke meja karena malu mengatakan hal itu tadi.

Yeri tersenyum lebar. Ia berjalan riang duduk di sebelah Saeron.

" Gomawoyo Oppa..." Ucap Yeri lalu ia cium pipi Saeron.

"Omo!" Kejut kepala sekolah melihat tingkah kedua anak ini. Hingga membuat temannya yang lain langsung menatap malu mereka.

***

Wendy menyandarkan kepalanya di tempat tidur. Ia melihat Irene yang sudah masuk setelah mengantar Yeri ke sekolah baru.

" Bagaimana?" Tanya Wendy seraya mengangkat badannya ingin mencari tempat nyaman. Dia belum bisa banyak bergerak karena jahitan di perutnya masih basah dan perlu hati-hati jika ingin berdiri dan duduk.

" Selesai. Aku masukkan dia di jelas khusus. Muridnya hanya 5 anak." Jawab Irene seraya terduduk di tepi kasur.

" Mau makan apa?"

The Beauty and The Expert 2✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang