Sedari tadi sibuklah di kamar mandi bunyi dercatan air. Tidak menggema ke luar. Hanya di dalam kamar mandi yang sekarang panas akibat kedua orang yang sibuk menggeliat di dalam bak mandi
" Ahh~~" Irene remas bahu Wendy dengan sangat kuat. Ia memejamkan matanya kerut.
Wendy terus saja menghisap bibir Irene. Tangannya meremas pelan gundukan empunya.
" Ah!" Rintih Irene saat Wendy mengangkat badannya terduduk di atas pahanya.
Di tempatkan Irene di pahanya, Wendy langsung mengecup nipple Irene dengan tangan yang masih menahan tengkuk istrinya. Wendy menghisapnya. Layaknya seperti menyusui.
Irene bertahan. Ia seperti memberi lampu hijau pada Wendy kalau tindakan mereka tidak salah. Mereka sah. Dan tidak ada yang akan melarang mereka melakukan seks. Membuatkan keturunan agar Irene bisa merasakan yang namanya seorang ibu.
Irene mendesah nikmat. Dia menyukai ciuman Wendy yang bertubi-tubi di tubuhnya. Apalagi di bibir.
" Engg~~!!!" Irene merasakan di bawah sana kalau Wendy sudah menarik badannya lebih dekat agar dick nya bisa masuk ke vagina sang istri.
" Ahhhkk!!!" Irene meremas rambut Wendy. Ia merasakan sakit di bawah sana saat dick Wendy masuk ke dalam kewanitaannya itu.
Wendy mendongak melihat Irene. Tapi ia hanya diam tanpa kau mengatakan apapun. Yang ada, dia malah membuat Irene bersandar di tepi bak mandi lalu ia yang malah bergerak maju-mundur agar sang istri tidak terlalu banyak gerusak-gerusuk. Padahal mah sama aja!!!! Irene juga yang kesakitan di buatnya.
" Ahk! Wendy~~!! Sa---kit~~"
"......" Wendy berhenti. Ia menatap Irene lagi dengan nafas yang tersengal-sengal itu.
Irene membuang nafas letih nya. Padahal baru sebentar. Tapi ia sudah merasa seperti berjam-jam melakukannya dengan Wendy.
Wendy terduduk lutut. Ia angkat Irene dari dalam bak kamar mandi. Lalu ia berdiri dan berjalan keluar dari kamar mandi.
" Eo-eodiga?" Tanya Irene.
" Ke......kasur...."
Buk!
Irene terjatuh di atas kasur. Ia termundur agar kepalanya bisa di bantali. Wendy merangkak mendekati Irene. Seraya menarik selimut agar bisa menutup setengah badannya dan Irene.
Meski basah-basahan, toh mereka nggak peduli. Paling besok, kasur bakal di ganti yang baru. Anak sultan bebas mau ngapain. Apapun bisa ia dapatkan dengan mudah.
" Se-sejak kapan kita bicara format?" Tanya Irene sambil melirik ke bawah sana melihat dick Wendy di gerakkan masuk ke dalam kewanitaannya lagi.
" Ahk!" Rintih Irene.
Wendy bergerak pelan memaju-mundurkan pantatnya itu. Ia juga mengelus kepala Irene seraya bergerak.
" Mulai sekarang~~" kata Wendy seraya dengan desahan nikmatnya.
" Mwo-mworago?" Tanya Irene lagi.
" Hah~~ panggil---aku.....sayang....mulai----sekarang~~" Kata Wendy membuat Irene menatap dengan kerutan wajah dalam karena hentakan dick Wendy.
" Kamu..... mencintaiku?" Tanya Wendy dengan badan yang berhenti bergerak.
Nafas Wendy nampak tidak teratur. Ia menatap dalam Irene di bawahnya sambil mengelus pipi kanan Irene.
Tidak lama mereka tatapan, Irene langsung menarik tengkuk Wendy agar suaminya itu mencium dalam dirinya.
Wendy tersenyum dalam hati. Ia mengetahui jawaban Irene kalau istrinya juga mencintai dirinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty and The Expert 2✓ [C]
Fanfic" Tapi Appa,......aku tidak bisa menikahi Putri...." " Lakukanlah Wendy. Ini demi keluarga kita." " Tapi Eomma...." " Bahagiakan putri Irene. kamu anak yang sangat berbakti bukan pada orang tua?" "......" " Lakukanlah Wendy. Buat keluarga kerajaan j...