21

1.2K 130 20
                                    

Wendy diam menatap ke depan. Ia lihat pria itu dari atas kaki sampai ke ujung kepala. Tidak dengan istrinya yang malah memberikan senyuman lebar pada pria itu.

" Kamu dosen?" Tanya Wendy.

" Ahh ne.. raja~~" Jawab Saeron dengan takut-takut.

Saeron memainkan pena di tangannya. Dia tidak bisa jika jauh dari pena yang harus ia pegang setiap saat jika ia mulai gugup melakukan sesuatu.

" Dad, Mom... Minjae Oppa menghilangkan Peggy." Aduh Minnie.

" Ya!!! Ani Dad.... Peggy nakal. Dia tidak mau menurut denganku. Lalu dia berlari keluar istana."

" Mworago? Ke luar? Sendiri?" Yeri berdiri. Dia membuang nafas kesalnya lalu berlari kecil menuju ke pintu istana.

" Emhh~~" Saeron melihat kepergian Yeri. Ia ingin melangkah ikut dengan Yeri mencari Peggy.

" Gwaenchanha. Tetap di sini." Cegat Wendy membuat Saeron berbalik dan menatap tegas Wendy di sana.

" Hah~~" Wendy menghela nafas panjang. Saeron merunduk takut sambil menekan terus mata penanya di belakang punggungnya itu.

Anak berumur 9 tahun itu melihat Saeron dari samping. Ia lihat Saeron yang tinggi nya jauh sekali dari nya. Lalu Minjae ikuti gaya Saeron berdiri. Merunduk dan membelakangi kedua tangannya di belakang.

" Mwoya Oppa?" Tanya Minnie.

" Apa aku keren seperti ini?" Tanya Minjae.

" Tentu. Oppa sangat keren." Jawab adiknya.

" Jinjja? Wahh,.. besok aku akan melakukannya di depan Mina." Kata Minjae yang terduduk lagi di sebelah Minnie yang sibuk memeluk boneka beruangnya.

Saeron lirik anak kembar itu. Ia tersenyum lebar menatap Minjae dan Minnie yang terlihat sangat akur.

" Kenapa tidak duduk?" Tanya Wendy.

" Ahh..ne..." Saeron langsung memberi tundukan hormatnya. Ia terduduk di kursi sebelah Minjae yang memberi senyum kecilnya itu.

" Hyung, jika Daddy marah pada Hyung karena tidak mengizinkan Hyung berpacaran dengan Noona, tatap Mommy." Saran Minjae membisikan pada Saeron.

" Tatap ratu?" Bingung Saeron.

" Mhh." Angguk Minjae dan Minnie mengikuti saran kembarannya.

Saeron takut-takut. Tapi ia melihat Minjae yang terus memberi kode kedipan pada Mommy agar bisa memperbolehkan Saeron jalan dengan Yeri.

Irene bersandar di punggung sofa. Meletak sikunya di tangan sofa sambil melipat anggun kakinya yang tertutup dress putihnya itu.

Ia melihat kode anaknya. Tapi Irene hanya diam. Lalu ia sedikit menggeser tatapan saat Saeron mengangkat pandangan ke arahnya.

Irene memandang Saeron. Ia diam beberapa saat. Tapi saat sudah lama nya memandang, Irene mengangkat badannya.

" Sayang~~bukannya hari ini kamu harus isi dokumen negara?"

" Jisoo katanya akan melakukannya untuk ku. Dia menawarkan diri."

" Kamu tidak tau kalau Jennie sedang melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit dengan Jisoo. Masa Jisoo pulang-pulang langsung kerja sih?" Wendy menekuk sedikit dahinya. Lalu ia berdiri dan berjalan melewati Saeron begitu saja masuk ke ruang tata negara.

Irene tersenyum. Ia berdiri dan berjalan ingin mengikuti suaminya. Saeron melihat kedipan Irene padanya. Lalu Minjae memberi kedipan balik pada Mommy nya.

" Hyung, pergilah. Noona menunggu di depan." Kata Minjae.

" Loh? Bukannya tadi~~"

" Peggy tidak hilang. Dia berada di depan dengan Unnie sekarang. Oppa bohong. Minnie di suruh mengikuti caranya agar Saeron Oppa bisa pergi dengan Yeri Unnie." Kata Minnie melihat Minjae yang merapikan dasi pitanya seperti memberi tau kalau keahlian nya sangat hebat dalam mengecoh Wendy.

Saeron melebarkan senyumannya. Lalu ia memberi pukulan kecil di bahu Minjae lalu mengelus kepala Minnie pelan.

" Gomawo. Aku pergi dulu."

" Mhh." Angguk keduanya.

Saeron berlari kecil keluar istana. Kedua anak kembar itu melihat kepergian Saeron.

Tiba-tiba Minnie menyodorkan tangannya pada Minjae.

" Aku menang. Daddy tidak marah pada Saeron Oppa. Mana uangnya?"

Minta Minnie pada Minjae karena mereka bertaruh jika Saeron di larang oleh Wendy untuk pergi jalan dengan Yeri, Minnie harus mengerjakan semua pr Minjae. Tapi jika Minnie menang untuk membuat Saeron pergi jalan dengan Yeri, ia mendapatkan uang dari Minjae dan juga kakaknya harus tidur di bawah lantai malam ini.

Alhasil, keluarlah duit merah selembar dari kantong Minjae. Ia berikan pada Minnie yang langsung mengembangkan senyumannya itu.

" Gomawo Oppa." Ucap Minnie.

" Mhh. Kamu sangat licik sekali." Kata Minjae.

" Uang Oppa kan banyak. Oppa di kasih sama Daddy 200 ribu kemarin. Terus di kasih sama Mommy pagi tadi 300 ribu."

" Kamu tau aja ya Oppa minta uang sama Daddy, Mommy."

" Hehehe... Minnie juga mau~~"

" Tapi ini untuk kencan ku dengan Mina."

" Oppa minta lagi sama Daddy."

" Daddy sangat susah memberikan uang. Dad banyak tanya. Ntar ketahuan kalau Oppa bohong buat beli buku."

" Minta Mommy."

" Ohh iyaya. Oppa lupa. Minnie pintar."

" Hehe......tambahan ya Oppa."

" Ya!?"

***

Saeron turun dari tangga. Ia lihat Yeri yang tersenyum padanya.

" Kajja..."

" Nanti kalau kena marah sama Daddy, aku nggak mau ah bantu."

" Gwaenchanha. Aku akan menanggung nya." Kata Saeron yang langsung naik ke atas motor, memakai helm dan membantu Yeri naik ke atas motor.

Brum!!

Yeri langsung peluk Saeron. Saeron tersenyum sambil mengegas pelan motornya berjalan keluar istana.

Tidak tau jika Wendy berdiri di jendela, melipat kedua tangannya dan menatap kesal Saeron yang menculik putrinya itu.

" Nggak papa. Dulu katanya setuju~"

" Mhh. Aku hanya belum percaya saja kalau dia benar-benar menunggu Yeri selama 13 tahun." Wendy terduduk di sebelah Irene.

" Namanya juga cinta. Yaa pasti rela lah nungguin."

" Sama kayak aku ya sayang~~" Wendy peluk Irene di sebelahnya.

" Apa? Kapan kamu nungguin aku? Kita aja dijodohin terus langsung nikah."

" Kan aku nunggu jodoh sayang. Yaa jodohnya kamu." Kata Wendy mencium pipi Irene dengan gemas.

" Ihhh!! Wendy~~~!"

" Hahaha...kiyowo baby~~"

" Udah. Malu ah sama anak! Ntar Minjae ngeliat gimana!? Kemarin kamu main nyosor aja! Minjae malah melihatnya!"

" Kan belum sayang~~" Wendy tatap diam Irene sambil memberi kode di matanya.

" Belum apaan!? Ini tatapan minta apa-apa nii."

" Tau aja......ayo sayang~~"

" Nggak mau!! Kamu pikir enak apa ngandung anak 9 bulan!?"

" Ini terakhir. Habis itu nggak lagi. Iyayaya?"

" Nggak!"

" Ahh~~~"














💪 Gimana? Mau lanjut lagi nii ff ini?

The Beauty and The Expert 2✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang