Maaf typonya yaaa
" Hah~!" Dengus kesal Irene sambil memakai jaket berbulunya yang di pakaikan oleh Wendy.
" Hari ini aku terlalu banyak menghabiskan tenaga!" Marah Irene berjalan ingin keluar restoran.
" Jimin, urus mereka semua. Bawa mereka ke kantor polisi. Dan....." Irene lihat sekeliling restoran yang sekarang seperti kapal pecah akibat dirinya yang menerjang semua orang jahat di situ dalam 15 menit cepatnya.
" Ganti semua kerugian restoran ini." Lanjut Irene sambil berlalu dengan kaki sekilas yang menendang kuat badan pria berbadan besar yang tadi mengatakan ia tua.
" Ahk!" Rintihnya kesakitan saat Irene memberi tendangan kuat sambil lewat berlalu keluar restoran.
" Kan aku sudah bilang..." Wendy terjongkok di samping pria itu tertidur.
" Istriku sangat ganas kan? Lihat anak buahmu." Tunjuk Irene pada mereka yang sudah tidak berdaya lagi di sana.
" Aku rasa ada yang tidak bisa bangun lagi." Pria itu terkejut. Ia melihat Wendy yang berdiri dan berlalu dari sana menemui istri tercinta yang di ambang keamukan.
Masuklah Wendy ke dalam mobil. Melihat senyum Irene yang nampak masih kesal.
" Jangan marah dong..." Kata Wendy mencubit pipi Irene.
" Mereka yang mengatakan diriku tua!! Shiro!!!" Teriak Irene.
" Sudahlah. Lagian kamu nggak tu--" Irene menyilaukan matanya pada Wendy. Pria itu langsung memberi cengiran manisnya sambil mengelus kepala Irene.
" Kamu masih serasa umur 20-an. Cantikmu melebihi anak muda berumur 17 tahun sayang~" Ujar Wendy. Irene cemberut sambil menoleh ke kaca mobil samping.
Wendy menelan ludahnya. Dia menghela nafas lega sambil menghidupkan mesin mobil.
" Nasibku akan sama dengan mereka jika aku mengatakan kata-kata terlarang pada Irene."
---
Tinn!!!!!
Wendy melihat spion dalam mobilnya. Begitu juga dengan Irene. Saat di lampu merah, ia melihat sebuah mobil BMW mewah terus saja memberi klakson pada mobil Wenrene di depannya.
" Siapa!" Tanya Irene.
" Aku tidak tau dan aku kesal." Wendy keluar dari mobil. Ia berjalan dengan wajah marahnya mendekati mobil itu.
Ia ketok kaca mobil hitam itu. Lalu terbuka kaca mobilnya seraya dengan Wendy yang bertanya.
" Maaf, apa anda punya masalah denganku?" Tanya Wendy menurunkan kepalanya sedikit ke bawah.
" Mhh. Kamu punya." Jawabnya dengan Wendy yang mendelalak kejut sambil menimbulkan senyuman kecil.
" Hai... Wendy. Lama tidak bertemu." Kata Seulgi memberi senyuman dengan sang istri di sebelahnya. Park Sooyoung atau biasa di panggil Joy.
" Chk!" Decak kesal Wendy sambil menoleh ke depan melihat Irene di dalam mobil.
" Siapa?" Gumam Irene.
----
" Kalian darimana?" Tanya Joy saat mereka singgah di kafe terdekat untuk mengobrol bersama.
" Dari makam orang tuaku." Jawab Wendy. Joy mengangguk dengan Seulgi yang menatap diam wajah kusut Irene.
" Ada apa dengan istrimu?" Tanya Seulgi. Wendy memberi senyum kecilnya.
" Biasa." Jawab Wendy dan Joy langsung tertawa kecil saat tau apa yang membuat Irene bar mood sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty and The Expert 2✓ [C]
Fanfiction" Tapi Appa,......aku tidak bisa menikahi Putri...." " Lakukanlah Wendy. Ini demi keluarga kita." " Tapi Eomma...." " Bahagiakan putri Irene. kamu anak yang sangat berbakti bukan pada orang tua?" "......" " Lakukanlah Wendy. Buat keluarga kerajaan j...