Irene duduk menatap Yeri yang sibuk berlari ke sana kemari di area fun station. Ia bermain dengan Wendy. Main apapun yang ia inginkan itu. Yeri baru kali ini pergi ke sana. Selama ini, dia hanya berada di sekolah lalu pulang ke istana bermain dengan Jimin atau Peggy si anjing peliharaannya yang baru.
Irene melirik jam tangannya seraya dengan dirinya yang memegang hp karena teman-teman nya sibuk memberi pesan chat.
Tidak tau jika baru saja, seorang pria duduk di sampingnya. Memegang cup kopi sambil menatap Irene dengan senyum kecilnya.
" Boleh ku temani?" Irene berhenti tersenyum menatap HP-nya.
Ia melebarkan matanya seraya menoleh pelan ke samping.
Ia lihat Suho yang duduk di sebelahnya memakai rompi hitam, kemeja putih dan dasi hitam bermotif itu. Ia tatap senyum pekat Irene di sebelahnya.
" Ahh~~ aku bosan sekali harus melakukannya denganmu."
" Kamu mau apa?"
" Tidak ada. Hanya ingin berbicara saja. Lagian buat apa aku meminta tahta raja lagi. Aku sudah kaya." Kata Suho melempar tepat cup kopi itu masuk ke kotak sampah yang tidak jauh darinya.
Irene menoleh lagi ke depan. Dia sangat malas harus melayani adik tirinya itu.
" Sepertinya Noona bahagia sekali dengan kehadiran Son Wendy dan anakmu, Yeri."
" Mhh. Aku lebih bahagia lagi jika kamu pergi dari sini." Irene melihat Suho lagi di sampingnya dengan wajah yang sangat angkuh.
" Ohh, apa aku mengganggu? Sepertinya tidak. Wendy sudah melirik kita di sana."
Wendy melihat kerut dahinya dari jauh. Ia berbalik dan langsung menyuruh Jimin menemani Yeri bermain bola basket di sana.
Suho tersenyum kecil. Irene langsung menoleh ke depan lagi melihat sang suami sudah berjalan mendekat.
" Wahhh, aku salut dengan keluargamu Noona." Ucap Suho saat Wendy sudah berdiri di depan istrinya duduk.
" Kajja..." Wendy langsung menarik pelan tangan Irene hingga wanita itu berdiri dan langsung ia berjalan menjauh dari sana.
" Aku rasa kamu tidak terlalu peka dengan Kehadiran ku di sini." Kata Suho membuat Wendy berbalik dan berjalan cepat mendekatinya lagi.
Drab!!!
Wendy pegang kera baju Suho. Ia menjelit sambil meremas kuat kera kemeja pria itu.
" Jika aku melihat mu menyentuh keluargaku lagi, aku tidak akan memaafkan mu."
"......" Suho diam. Dia juga menatap tajam Wendy di depannya.
" Chk! Kamu memang pria yang sangat kasar. Apa kamu tidak sadar kita di mana?"
Suho melirik ke sekeliling. Melihat banyak orang yang menatap kedua orang itu.
Wendy menyadari suara kamera di mana-mana. Ia langsung melepas genggamannya kasar di kera Suho lalu ia berjalan kembali mendekati Irene.
" Ayo." Wendy genggam lagi tangan Irene pergi dari sana. Jimin membawa Yeri mengikuti orang tuanya itu di belakang dan juga banyak bodyguard kerajaan langsung berjalan di belakang mereka.
***
Wendy menyetir sambil menatap ke depan dengan pikiran yang sudah kemana-mana. Ia sibuk memikirkan omongan Suho tadi.
" Aku rasa kamu tidak terlalu peka dengan kehadiranku di sini."
Pria itu berulang kali mengulangi ingatannya dengan Suho beberapa menit yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty and The Expert 2✓ [C]
Fanfiction" Tapi Appa,......aku tidak bisa menikahi Putri...." " Lakukanlah Wendy. Ini demi keluarga kita." " Tapi Eomma...." " Bahagiakan putri Irene. kamu anak yang sangat berbakti bukan pada orang tua?" "......" " Lakukanlah Wendy. Buat keluarga kerajaan j...