8

1.8K 181 33
                                    

Pesawat mendarat. Mereka keluar satu persatu dari sana. Tapi khusus untuk Wenrene, sebuah mobil mewah di dalam bandara dan beberapa mobil bodyguard siap menggiring mereka keluar dari sana.

Wendy turun. Ia memegang tangan Irene agar ia tidak jatuh dari tangga.

" Aku bisa sendiri Wendy~" Wendy melepaskan tangannya. Ia berjalan turun dengan sedikit berlari.

Irene berjalan pelan turun dari tangga besi itu. Memakai high heels bukan suatu keburukan jika dia berjalan tidak lebih berhati-hati. Al hasil, Irene yang tadi menolak pertolongan Wendy akhirnya terpeleset ke depan dan untungnya lagi, sang suami sudah siap di bawahnya yang langsung membawa empunya ke dalam pelukan.

" Mau ku bantu?" Wendy tersenyum melihat Irene yang langsung menggerutui high heelsnya. Padahal para bodyguard tadi sudah berlari kencang saat Irene ingin jatuh. Tapi karena Wendy menoleh melihat mereka, semuanya langsung mengalihkan pandangan ke arah lain. Takut jika Wendy menatap tajam mereka jika ingin macam-macam dengan Irene.

Wendy langsung mengangkat sekilas Irene agar turun dari tangga. Lalu ia tempatkan Irene di sampingnya. Dengan pakaian Irene yang ia rapikan dan juga high heels Irene yang membuat lecet kakinya.

" Lepaskan saja." Kata Wendy.

" Kalau di lepas, bagaimana aku bisa jalan?"

Wendy tersenyum kecil. Ia lalu terjongkok dan melepas high heels Irene. Lalu ia angkat Irene berjalan menuju mobil.

" Ya!!" Irene memukul Wendy.

" Katanya tidak bisa jalan kalau nggak pakai alas kaki. Yaudah di angkat." Kata Wendy sambil berjalan melewati banyak bodyguard yang memberi tundukkan padanya dan Irene.

" Tapi, kita dilihatin orang satu bandara tau!!" Gerutu Irene sambil menyembunyikan wajahnya di dada Wendy karena malu melirik sorotan mata dan kamera publik.

" Memangnya kenapa? Biarkan mereka melakukannya. Mereka punya mata." Kata Wendy yang sudah berhenti di depan pintu mobil yang dibuka pengawal kerajaan.

Wendy memasukkan Irene terduduk di kursinya. Lalu ia meraih sepatu high heels yang tadi ia berikan pada salah satu bodyguard. Ia lempar begitu saja ke dalam mobil lalu ia berjalan ke pintu seberang seraya tersenyum melihat teman-temannya tertawa melihat tingkah Wendy yang menggendong Irene dari tangga pesawat sampai ke mobil mereka di ujung sana.

Seulgi berbalik. Ia langsung berjalan duluan masuk ke wilayah bandara mengikuti Jennie dari belakang yang sudah berjalan duluan darinya.

Joy membuang nafas kesal. Ia terdiam melihat punggung kekasihnya itu.

" Kajja Sooyoung-ah..." Rose langsung mengait tangannya di lengan Joy. Ia lalu tarik Joy berjalan masuk ke bandara bersama diikuti Lisa di belakang mereka yang tersenyum seraya memasukkan kedua tangannya di kantong celana.

Jennie berjalan ingin melewati X-ray bandara. Ia menatap sekeliling yang terus terdengar teriakan fans nya dari Jepang.

Jennie tersenyum lebar. Ia berjalan kembali seraya menggeret kopernya ingin menuju bus sekolah. Tangannya juga melambai kecil bahkan ia melayani fansnya untuk meminta tanda tangan.

Sampai dua bodyguard datang dan memberi tundukkan padanya.

" Loh? Jimin?" Bingung Jennie melihat Jimin yang berada di depan mobil tersenyum padanya. Dan melirik para bodyguard suruhan Jimin membawa kopernya.

Jennie berjalan mendekati Jimin. Pria itu langsung membukakan pintu mobilnya.

" Kenapa kamu disini? Bukannya tadi dengan Oppa dan Unnie?" Bingung Jennie.

The Beauty and The Expert 2✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang