" Wendy?" Irene bangun.
Ia mengusap wajahnya sekilas sambil membelakangi rambut panjangnya itu.
Lalu ia menoleh ke samping melihat Wendy yang sudah tidak ada di kasur.
" Sayang?" Panggil Irene.
Sunyi..... tidak ada suara..... bahkan wanita itu sempat melirik kamar mandi.
" Dia kemana?" Gumam Irene dengan mata yang sesekali menyipit karena matahari pagi.
Irene tersenyum melihat sinar matahari yang mengenai setengah badannya. Anginnya juga sangat sejuk untuk jalan-jalan keluar.
" Sayang?" Panggil Irene seraya berdiri ingin keluar kamar.
Irene meraih HP-nya. Ia melihat beberapa pesan dari temannya masuk.
" Mandi dulu aja deh." Gumam Irene sambil berjalan masuk ke kamar mandi.
***
Tap!tap!tap!
Turunlah Irene dari tangga menuju ruang makan. Ia melihat Appanya yang memberi senyuman terlebar melihat sang anak di pagi hari.
Jisoo berbalik. Irene juga terkejut saat mendapati Jennie di sana.
" Pagi Unnie." Sapa Jennie.
" Pagi." Jawab Irene seraya duduk di kursinya di depan Jennie.
Awalnya mereka diam. Ketiga orang itu melirik Irene yang menoleh menatap kursi Wendy di depan Jisoo tepat di sebelahnya.
Jisoo dan Jennie saling melirik. Tapi setelah itu mereka serentak menoleh ke arah Irene saat wanita itu bersuara memecahkan keheningan sesaat.
" Dimana Wendy?" Tanya Irene.
"......" Appanya diam sebentar sambil mengunyah makanannya.
" Emhh,... Unnie aku memotong buah apel untukmu." Kata Jennie yang langsung menyodorkan semangkok potongan apel.
" Ohh.. gomawoyo." Irene tersenyum lalu di balas oleh Jennie.
" Oh,...dimana Wendy? Kenapa kalian diam saja saat aku bertanya tadi?" Irene melihat keluarganya satu persatu.
" Kenapa diam?" Irene menatap biasa keluarganya.
" Irene makan dulu." Kata Appanya.
" Aku tidak bisa makan duluan jika suamiku tidak di sebelah." Kata Irene.
" Dia kemana?" Kembali lagi Irene bertanya.
" Wendy Hyung ada keperluan di luar." Sekarang Jisoo membuat keadaan menjadi lebih ringan.
" Keperluan? Kenapa aku tidak tau?"
" Dia buru-buru Noona."
" Yaa...tapi biasanya Wendy akan izin denganku."
" Tapi dia izin denganku. jadi gwaenchanha. Dia akan kembali." Sekarang Irene diam. Ia melihat Jisoo yang nampak badmood sekali sambil mengunyah menatap makanannya.
Jennie melihat tunangannya itu. Jisoo sangat marah sekali dengan Wendy yang tiba-tiba pergi tanpa mengatakan apapun padanya. Itulah kenapa Jisoo nampak marah tapi ia tenang dan tetap bersikap dewasa.
Irene menekuk dalam dahinya. Ia lalu membanting sendok dan garpu yang di piring. Lalu ia berdiri dan berjalan masuk ke kamar lagi.
Jisoo berhenti mengunyah. Ia banting sendoknya sampai jatuh ke lantai.
" Jisoo~~!" Marah Jennie.
" Apa aku tidak boleh marah? Dia meninggal Irene Noona!!"
" Tapi tidak seperti ini caranya Jisoo." Kata Appanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty and The Expert 2✓ [C]
Fanfiction" Tapi Appa,......aku tidak bisa menikahi Putri...." " Lakukanlah Wendy. Ini demi keluarga kita." " Tapi Eomma...." " Bahagiakan putri Irene. kamu anak yang sangat berbakti bukan pada orang tua?" "......" " Lakukanlah Wendy. Buat keluarga kerajaan j...