14

1.4K 166 34
                                    

Sudah 3 hari, Irene di rawat di rumah sakit. Dia mendapatkan perawatan khusus dari rumah sakit. Mendapatkan pelayanan yang sangat ketat dan teratur karena sekarang Irene sedang hamil muda. Umur kandungannya 1 Minggu. Dan perlu banyak pengawasan untuk Irene karena wanita itu bisa membahayakan dirinya dan si kecil jika sudah mulai kambu kegilaannya karena Wendy yang tidak berada di sampingnya lagi.

Ceklek!!

Masuklah seorang pria ke dalam ruang rawat inap Irene.

Irene tidak menoleh. Ia menatap ke arah sampingnya yang langsung terpampang jendela di sana.

" Emmhh,... putri~~" Panggilnya.

Irene menoleh pelan ke arah pria itu. Dia hanya menatap lara Jin yang berdiri di sisi ranjang nya.

" Ini...... untukmu. Maafkan aku kalau aku datang terlambat." Jin memberikan sebuket besar bunga mawar yang ia letak langsung di atas nakas.

Jin menatap diam Irene di sana. Yang malah memilih menatap ke luar jendela kamar rumah sakit.

Jin mendapatkan permintaan nya dari Wendy. Wendy mengatakan padanya kalau ia harus berjanji untuk menjaga Irene kalau dia tidak kembali lagi.

Jin menurut perkataan temannya itu. Dia sudah lama berteman dengan Wendy. Sudah dari TK mereka bertemu dan sekarang mereka kembali di pertemukan lagi di SMA Sopa.

Jin sangat banyak berterima kasih pada Wendy karena dia sudah mendapatkan banyak perubahan semenjak Wendy menjadi temannya. Wendy terus mengajarkan dirinya bagaimana cara untuk memilih sifat lembut pada wanita, menghindari alkohol, berhenti merokok dan bertindak kasar pada semua orang.

Tapi karena Jin melihat mata Irene dalam-dalam, ia mendapatkan jawaban langsung dari istri temannya itu.

" Dia sangat mencintaimu Wendy......meski aku berada di dekatnya dalam waktu lama, dia masih akan tetap mencintaimu."

***

Wendy tersenyum lebar saat melihat Yeri yang bermain dengan anak-anak lainnya di taman bermain.

Ia duduk bersanding dengan sepupunya. Menatap ke depan tanpa mau mengalihkan pandangannya dari Yeri.

" Jaga dia." Kata Wendy seraya menoleh melihat Yeonwoo.

" Oppa--"

" Gwaenchanha. Dengarkan aku Yeonwoo. Tunggu aku disini. Jika aku tidak kembali selama 2 jam, telpon polisi."

" Ya~~ Oppa~~"

" Gwaenchanha. Aku akan baik-baik saja Yeonwoo..."

Yeonwoo ingin menangis rasanya. Tapi ia malah mendapatkan senyuman lebar Wendy yang sama sekali tidak ada beban jikalau dia mati nanti.

" Jaga Yeri. Kalau aku tidak bisa bertahan lagi, aku mohon....bawa dia ke Irene..... Bilang padanya kalau aku baik-baik saja. Dan katakan kalau Yeri sekarang anakku."

" Oppa~~~" Yeonwoo langsung memeluk Wendy dengan tangisannya yang sudah nengalir membasahi pipi.

" Jangan menangis Yeonwoo. Yeri akan melihatnya." Kata Wendy sambil mengelus kepala sepupunya.

Lalu Yeonwoo lepas pelukan seraya air mata yang di usap oleh Wendy.

" Bawa Yeri pergi kembali ke Seoul." Kata Wendy dan langsung di angguki Yeonwoo.

Wendy akhirnya berdiri. Ia menatap Yeri di ujung sana sebentar. Lalu ia berjalan menjauh seraya dengan Yeonwoo yang melihat kepergiannya.

" Daddy!!!" Teriak Yeri membuat langkah Wendy terhenti.

The Beauty and The Expert 2✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang