13

2.6K 254 23
                                    

○○○

"Eonni...kudengar kau juga dulu melakukan ini ?"

Lisa hanya mengangguk singkat sebagai tanggapan dari pertanyaan sang gadis berseragam sekolah menengah atas dengan pita di kerahnya, gadis itu menatap Lisa, agak lama sampai keraguan di wajahnya berganti menjadi satu torehan senyum.

Roseanne park yang mana tengah duduk di dekat gadis berkacamata itu segera meletakan bolpoint di hadapan sang gadis yang ia panggil "Eunha".

"kau bisa menandatangani nya di sebelah sini" pekik Rose menjelaskan, gadis itu menunjuki kertas bermaterai dengan map biru di atas meja, membuat ujung mata gadis kecil itu mengikuti arahanya sambil sesekali mengangguk di setiap penjelasan yang Rose jelaskan kepadanya.

"aku setuju !" ucap mantap gadis bernama Eunha itu semangat, membuat Lisa sedikit berdecih, hingga membuat Eunha menghentikan niatnya untuk menandatangani berkas yang semula disuguhkan Rose dan beralih menatap Lisa.

"ada apa Eonni ?" tanya gadis itu,

"kau sudah membacanya baik-baik bukan ?" tanya Lisa yang gadis itu angguki.

"tolong garis bawahi kata-kata seumur hidup disana, kau menyadarinya bukan ?" tanya Lisa yang lagi-lagi gadis itu angguki.

"Lisa..." tegur Rose dengan gelengan singkat miliknya yang mengisaratkan Lisa untuk diam, Lisa hanya mengendus kesal disana, ia seperti melihat dirinya dahulu di balik sosok "Eunha" yang kini tengah duduk di hadapanya, seorang gadis lugu yang naif.

Dulu Tuan Kim lah yang datang langsung menemuinya saat ia masih duduk di bangku SMA, Lisa remaja terlalu naif untuk mengetahui hal sebenarnya  dari akal-akalan milik Tuan kim yang dikemas sedemikian rupa menjadi suatu "kebaikan", ia menganggap tuan Kim malaikat yang dikirim tuhan untuknya saat itu, belakangan ini ia baru mengetahui bahwa setiap kebaikan kecil yang ia terima tidak ada yang gratis. selalu ada hal yang harus ia korbankan untuk membayarnya.

sama seperti Eunha remaja, Lisa dulu ditawari beasiswa lengkap dari mulai S1 hingga S3, apapun jurusanya dengan mengatas namakan Samsung sebagai penyokongnya.

Sama seperti reaksi Eunha, ia hanya sumeringah dengan beberapa embel-embel beasiswa yang menggiurkan, pasalnya Tuan kim hanya mengiming-imingi seorang Lalisa dengan, pendidikan gratis, biaya hidup yang juga di tanggung, serta pengeluaran sekecil apapun seperti biaya toilet di Mall atau uang parkir yang juga ditanggung.

di kontrak yang ia tanda tangani tertulis jelas, bahwa setelah ia lulus dimanapun ia berkarir ia akan bekerja di bawah tekanan Samsung Corp.

artinya sekalipun ia menjadi seorang, Hakim, dokter, pengacara, Mentri, bahkan Presiden sekalipun, ia tetap berada di bawah kaki Samsung, dan perlu digaris bawahi itu berlaku untuk "seumur hidup".

sebagai contoh kongret bahkan salah satu calon Presiden saat ini merupakan hasil didikan Samsung, termasuk Lalisa sendiri. hanya tinggal menunggu waktu untuk Samsung mengerahkan semua pasukanya untuk pemilu maka orang-orangnya bisa menduduki kursi presiden.

ini seperti cara baru untuk memonopoli dan mengendalikan dunia, ini akan sangat berguna untuk jangka panjang.

"Lalisa Manoban, dengan IQ tertinggi di korea taun ini, langganan juara berbagai Olympiade Fisika, kimia, bahkan ku dengar kau anak dari kelas Bahasa, bagaimana bisa kau menguasai ilmu eksak juga? disini tertulis, Lalisa menguasai fasih 5 bahasa, diantaranya, inggris, spanyol, jepang, jerman, dan korea tentu saja. apa aku benar ?" Ucap Tuan Kim yang sontak diangguki Lisa.

"ah...satu lagi, aku tidak mengira bahkan kau juga cantik,..."

"aku berani bertaruh sebagian orang akan mengatai tuhan rasanya tidak adil telah menciptakan manusia sepertimu, bahkan diantaranya akan bertanya dengan lantangnya apa kau manusia? "

FUR LALICE (jilice) (GDlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang