28

2.6K 254 27
                                    

○○○

Pembicaraan Lisa dan jiyong tak berhenti sampai disitu, setelah jiyong berkata bahwa password appartemenya adalah ulang tahun Lisa, gadis itu dan wajahnya kembali bersemu merah, membuat jiyong tak henti mengerjainya dengan beberapa cubitan di hidung mancung milik Lisa, gadis itu hanya memekik kesal sambil sesekali tertawa karna jiyong menggelitikinya juga di bagian perut.

"ah...hentikan oppa kau bukan anak-anak lagi..astaga !" begitu keluhnya sambil mati-matian menghindari jiyong yang kini mengejarnya, Lisa terus berlari kecil mengintari ruang tengah dan berakhir dengan jiyong yang menangkapnya, memeluk gadis itu dari belakang.

seketika waktu terhenti, tawa Lisa pun nyaris tak terdengar lagi, hanya ada bising bunyi detakan jantung milik Lisa, dan kepala jiyong yang Lisa tumpu dengan bahunya.

"aku telah memutuskan.." bisik jiyong ditelinga Lisa, gadis itu hanya berdehem sebelum akhirnya bertanya.

"mengenai apa?"

"kau dan aku ? kita ?" jawab jiyong, Lisa menepis tangan jiyong yang semula melingkar dipinggangnya, lantas memutar balik tubuhnya berhadapan dengan jiyong.

kali ini tatapan keduanya saling bertautan, jiyong nyaris membuat Lisa memundurkan langkahnya dan berakhir dengan gadis itu yang kini berpegangan pada kabinet lemari dibelakangnya.

"kau menyukaiku?" tanya jiyong, yang mana membuat Lisa melipat bibirnya, gadis itu tak menjawab ia hanya menunduk dan ntah apa yang ia pikirkan.

"tidak usah dijawab..." Lanjut jiyong.

"aku tidak penasaran dengan jawabanmu, aku akan selalu disisimu dengan atau tanpa kau menyukaiku sekalipun.."

apa kabar jantung Lisa ? tentu saja semakin tak karuan, terlebih gadis itu dan wajahnya semakin merona dan menjadi merah padam, jiyong dan kata-katanya sangat pandai membuat orang gemetaran disekujur tubuhnya.

Lisa pikir saat itu jiyong akan menciumnya, mengingat suasana dan waktunya sangat mendukung saat itu, apalagi setelah jiyong mendekatkan wajahnya, maka dari itu sontak saja ia menutup matanya, namun alih-alih mencium bibir Lisa jiyong kembali berucap.

"kenapa kau menutup matamu ? Lisa sedang merasa malu lagi ? selain wajah yang bersemu merah, kau juga akan menutup matamu jika sedang merasa malu ?"

Lisa langsung saja membuka matanya, gadis itu sedikit kesal dan mengerenyitkan dahinya, mulutnya kini berdecak dan itu di dengar juga oleh jiyong.

"wae ?"

Lisa menatap pria itu lekat-lekat, ia menarik lembut kepala jiyong, lantas ia dan kaki-kakinya berjinjit, membuat jarak diantara mereka lenyap barang seincipun, gadis itu menempelkan bibirnya dengan bibir jiyong.

waktu kembali terhenti, tidak lama memang, ada sekitar Lima sampai enam detik gadis itu melakukanya sebelum akhirnya ia berlarian memasuki kamar jiyong dan menutup pintunya cepat-cepat.

sementara jiyong? pria itu masih bernyawa tentu saja, namun justru kali ini tengah mematung masih dengan posisi yang sama, sebelum akhirnya ia terkekeh dan mencoba menenangkan jantungnya yang mulai tak karuan.

"ayolah itu hanya menempel.." ucap jiyong seakan ia tengah bicara pada jantungnya sendiri yang mana terus berdetak semakin kencang.

Lisa masih dibalik pintu, gadis itu menghentak-hentakan kakinya ke lantai, mulutnya terus begunam mengutuki dirinya sendiri.

"apa aku telah melakukan pelecehan verbal barusan? Astaga harusnya aku minta persetujuanya dulu bukan? astaga..sejak kapan aku seagresif ini ?"

"bagaimana aku bisa keluar dari kamar ini? ah...memalukan" keluh gadis itu sambil menggigiti jari-jarinya.

FUR LALICE (jilice) (GDlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang