○○○
Disinilah Lisa berada sekarang, Masih di gedung yang sama, di tempat yang jiyong bilang sedikit lebih tinggi, di tempat yang sama dimana ia pertama kali bertemu jiyong, ia masih ingat jelas bagian dimana ia mabuk, sebotol wine, dan lalu lintas di bawah sana sebagai pelepas penat.
di tempat yang sedikit lebih tinggi ini, Lisa kembali memijakan kakinya, namun tidak bersama jiyong melainkan Kim Taehyung yang mana masih menodongkan pistol di pinggang Lisa, mungkin jika ia tahu ini akan terjadi, ia akan minta maaf terlebih dulu pada jiyong, karena tak bisa menjaga bayi dalam kandunganya, mau bagaimanapun bayi di dalam perut Lisa itu tetap miliknya, masa bodo dengan nyawanya sendiri, ia bahkan tak tau apa yang akan ia lakukan setelah bercerai.
bagi Lisa mau ia bercerai ataupun mati itu terlihat sama saja, lagi pula ia tak punya seorangpun yang bisa ia akui sebagai keluarganya setelah bercerai,
tapi kali ini lain, di perutnya itu ada kehidupan, seorang bayi kecil yang tak akan bisa hidup jika dirinya mati, seorang bayi kecil yang akan menjadi keluarganya, Lisa tidak bisa mati seperti ini.
Lisa harus hidup, setidaknya demi bayi dalam perutnya, dia masih membutuhkan Lisa.
pistol itu melulu mendorong Lisa, memaksanya untuk terus berjalan, hingga ia dan langkahnya tersendat-sendat.
"Lice... mulanya rencanaku adalah membunuhmu dengan pistol ini, karna walau bagaimanapun aku lebih sudi melihatmu mati dari pada melihatmu menjadi milik orang lain." ucap Taehyung dengan nada sedihnya, seolah-olah ia sedang bermain Drama dimana ialah sang Antagonisnya.
"tapi aku berubah pikiran, kurasa aku tidak akan tega melihatmu mati sendirian, bagaimana bisa aku hidup tanpamu, hmm?" ucap Taehyung lagi sambil membelai lembut pipi Lisa dengan pistol yang melulu ia pegangi, menepis air mata Lisa yang melulu keluar perlahan.
"jangan menangis, kau membuatku ikut sedih sayang....sudahku bilang aku mencintaimu Lisa, aku mencintaimu...kenapa tidak mengerti juga ?"
"hanya orang yang egois yang melulu minta dimengerti, kau sendiri hanya ingin dimengerti tanpa mau mengerti" jawab Lisa masih dengan ketegasanya meski nyawanya tengah di ujung ambang kematian.
"kau itu miliku, dan akan selamanya begitu, bahkan jika harus matipun kau tetap akan mati "sebagai miliku"
"untuk itulah, maka aku akan berbaik hati ikut mati bersamamu, kita akan menoreh cerita cinta yang menyentuh, seperti Romeo dan Juliet" ucap Taehyung lagi.
"Tae, biarku luruskan sebetulnya cerita cinta Romeo dan juliet itu alih-alih menyentuh justru Tragis, bagaimana bisa mereka lebih memilih membuang nyawanya ? dimana sisi menyentuhnya ? mereka sama-sama egois, bagaimana bisa mereka membiarkan pasangannya ikut mati juga? kalau mereka saling mencintai, mereka tidak akan membiarkan pasanganya mati dan memilih untuk mati sendirian saja !"
"diam !!!!" bentak Kim Taehyung.
"semua ini takan terjadi jika kau tidak bersikukuh meninggalkanku, Lisa ! perlu ku tekankan sekali lagi sekalipun kau mati kau akan mati sebagai miliku !"
"tembak ! tembak sekarang aku tak pedu......"
teriakan Lisa terhenti saat satu tembakan lolos, pria itu benar-benar menarik pelatuknya.
sakit....
itu yang Lisa rasakan, ia masih menganga menikamati perlahan rasa sakitnya, lalu kemudian tersungkur di lantai.
Kim Tarhyung panik, pria itu semakin gelagapan terlebih melihat Lisa yang mulai jatuh tekapar, memekik kesakitan.
ia menangis, pria itu menangis setelah menembak Lisa dengan pelurunya, ia sendiri yang menarik pelatuknya, ia sendiri yang menyesalinya.
"bagaimana ini ?"
"hyak Lisa...apa yang telah ku lakukan padamu ?"
Taehyung menghampiri Lisa, mulai memeluki gadis itu yang kini masih melulu menepis pelukanya sambil memekik sakit.
"pergi !" teriak Lisa.
jemari Taehyung bergetar, masih dengan tangisnya ia memukuli dirinya sendiri, menampari wajahnya sendiri, serta menangis sejadi-jadinya.
Lisa masih menunduk, rasa sakitnya tak tertahankan, namun ia masih berfikiran untuk merogoh tasnya, mengirimi sebuah pesan singkat pada seseorang.
paling tidak harus ada seseorang yang menemukanya, begitu pekiknya.
"Lisa ! " teriak Kim Taehyung lagi,
"aku akan menyusulmu juga.. " ucap lancar mulut Taehyung dengan menarik satu pelatuknya tepat di dadanya membuat Lisa berteriak setelahnya.
"andwhe !!!" teriak Lisa, Lisa menutup telinganya kali ini, melupakan rasa sakit yang kini menjalar ditubuhnya dan merangkak ke arah Taehyung dengan sisa-sisa tenaganya.
pria itu benar-benar menjalankan rencananya, pria itu benar-benar ingin memiliki kisah Tragis seperti Romeo dan juliet.
Sementara itu seorang pria tengah berlarian menuju Reseptionis, bersama seorang wanita yang mengekorinya di belakang.
"kau melihat Lalisa kim ?" tanya pria itu yang tampaknya sangat panik, jiyong memutar balik mobilnya kembali ke Samsung Corp karna satu panggilan dari jennie.
Gadis itu bilang, Taehyung sedang menemui Lisa untuk merencanakan sesuatu.
"Nona kim bersama suaminya menaiki lift baru saja.." ucap sang reseptionis, yang mana membuat jiyong buru-buru menunggui Lift juga seperti petunjuknya.
jennie juga di sana, ia yakin sesuatu telah terjadi, bagaimanapun ia sangat mengenal Taehyung, pria itu takan main-main dengan ucapanya, sehingga tanpa ia memastikan terlebih dahulu apa yang terjadi, ia tengah memanggil ambulance via telphone.
satu pesan singkat mendarat di handphone jiyong. membuat pria itu mengerenyitkan dahinya.
Lalisa Kim
di tempat yang sedikit lebih tinggi....Tak perlu waktu lama untuk Jiyong memahami makna dari pesan singkat yang Lisa kirimkan, pria itu tahu betul tempat yang Lisa maksud, tempat dimana pertama kali mereka bertemu, di tempat yang sedikit lebih tinggi seperti yang jiyong katakan.
jiyong semakin gelagapan, bagaimana bisa bahkan Lift sialan itu tak kunjung terbuka, tak ada gunanya mengumpati Lift pekiknya, ia akhirnya memutuskan untuk menaiki tangga darurat, jiyong berfikiran mungkin Taehyung berencana mendorong Lisa atau semacamnya.
"jennie ! tunggui Lift ini segeralah naik, dan hentikan Taehyung, aku mempercayaimu.. aku tidak bisa berdiam diri saja aku akan menaiki tangga" pekik jiyong yang mana diangguki jennie setelahnya.
"siapapun orang yang sampai duluan harus menghentikan Taehyung bagaimanapun caranya !"
jiyong mulai dengan langkahnya menaiki tangga, ntah mengapa tangga yang ia naiki semakin lama semakin terasa panjang, kakinya terus berlari, hingga jantungnya semakin berdegup setelah mendengar suara satu ledakan senjata dari atas sana.
"Lisa.. tidak.!" pekiknya sambil terus berlari, pikiranya teus berkecamuk, dijejali kemungkinan-kemungkinan yang ada.
Jiyong yakin suara tembakan itu berasal dari kim Taehyung, pria itu menembak isterinya sendiri ? bagaimana bisa ia setega itu? pertanyaan-pertanyaan itu terus berkecamuk.
jiyong sampai di tempat yang Lisa maksud, di tempat yang ia bilang sedikit lebih tinggi, pertama ia melihat jennie yang tengah lebih dulu sampai membelakanginya, gadis itu bergetar di sekujur tubuhnya, ia hanya diam dan mematung, melihat dua orang yang sama-sama ia sukai tengah berada dalam kondisi yang sulit dikatakan baik-baik saja.
darah di sekitaranya, mampu menjelaskan bahwa memang telah terjadi sesuatu saat itu.
"Lisa !!!" teriak jiyong menghampiri Lisa yang tengah menangis, ntah karena kesakitan atau apa yang jelas gadis itu tengah menangis, dia juga berdarah, hanya itu yang jiyong tahu.
hingga ia mulai berfikiran bahwa ia terlambat, hingga ia berfikiran ia akan kehilangan Lisa.
○○○
KAMU SEDANG MEMBACA
FUR LALICE (jilice) (GDlisa)
Fanfictionapa impian seorang wanita ? punya karir yang bagus? menikahi pria kaya ? begitu juga lalice. hidupnya terlalu mudah, sampai ia berada di titik jenuh untuk tidak merasakan apapun di hatinya.