chapter 58

1.6K 191 20
                                    

Sesampainya di dalam rumah Rani langsung berjalan naik ke kamarnya.

Rani merebahkan dirinya di kasur, menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong.

Selang beberapa menit Rani kembali bangkit lalu berjalan keluar kamar, bertepatan dengan Mila yang juga keluar dari kamarnya.

"gimana Sehun?"tanya Rani

"Sehun?"tanya Mila balik yang tidak mengerti dengan pertanyaan Rani tadi.

Rani memutar bola matanya sedikit kesal "tadi lo bareng dia kan? Gimana keadaannya? Dia gak pernah semarah itu sama gue"ujar Rani dengan suara yang semakin lama mengecil

"ohh, baik-baik aja, ya walaupun awalnya dia emosi banget, gue juga udah obatin luka dia tenang aja"ujar Rani sambil tersenyum.

"thanks"ujar Rani sambil tersenyum miris

"gak mau coba baikan sama dia? Gue tahu dia gak pernah bisa marah sama lo"

"gue gak tau, mungkin emang lebih baik dia gak deket-deket sama gue. Gue cuman bawa pengaruh buruk bagi orang-orang sekitar gue"ujar Rani sambil tersenyum

Tapi Mila tahu di balik senyum gadis itu banyak menyimpan luka, Rani sedang berusaha bersikap tegar dan kuat saat ini.

"lo gak perlu nasehatin Sehun supaya baikan sama gue, untuk sekarang gue rasa lebih baik kayak gini, gue mau fokus sama keluarga gue"ujar Rani berjalan turun ke bawah.

"sorry gue gak bisa bantu lo"ujar Mila miris

Rani berjalan turun ke bawah, awalnya Rani ingin mengambil minuman dingin tetapi langkahnya terhenti saat mendengar percakapan dua orang yang sangat dia kenal.

Rani mengikuti suara itu dan mendapati kedua orang tuanya sedang duduk di ruang tamu, Rani memilih untuk sedikit mendengarkan percakapan keduanya, karena mereka membahas yang berkaitan dengan Rani.

"jadi apa yang akan kamu lakukan sekarang? Memberi Rani bodyguard tidak bisa menjamin"ujar sang mamah

"aku tahu, dan sepertinya Siwon sudah mulai menjalankan aksinya, aku tidak tahu apa itu yang pasti dia sedang berusaha mengambil Rani dari tangan kita"ujar Henry

"kamu akan membiarkan itu terjadi?"

"tentu saja tidak, bagaimana pun caranya aku tidak akan melepaskan Rani dan memberikannya pada Siwon. Biarkan pria itu merasakan sakit seperti yang kakakku rasakan dulu, sekarang kak Taeyeon menderita dan menjadi gila karena pria br*ngs*k itu"ujar Henry penuh emosi.

Rani mengepalkan tangannya kuat-kuat, dadanya terasa sakit saat mendengar ternyata ibu kandungnya masih hidup dan sakit jiwa sekarang.

Henry menggunakannya sebagai umpan untuk menyakiti Siwon, entah apa yang sedang Henry fikirkan.

"jadi itu alasan papah selama ini nahan aku"ujar Rani berjalan keluar dari persembunyiannya, masih dengan mengepalkan kedua tangannya.

Kedua orang tuanya kaget karena Rani tiba-tiba muncul, berarti dia mendengar semua yang mereka katakan, tapi dengan cepat Henry kembali mengubah ekspresi datarnya.

Rani masih menatap ke bawah enggan untuk menatap kedua orang tuanya.

"kamu diam saja, ini urusan orang dewasa"ujar Henry tanpa menatap Rani dan lebih memilih untuk meminum tehnya.

"cih, urusan orang dewasa? Gimana papah bisa bilang kalau ini masalah dewasa sedangkan kalian menggunakan cara anak kecil! RANI BUKAN BARANG YANG SEENAKNYA KALIAN PERMAINKAN!"sentak Rani yang sudah emosi.

Plak...

Satu tamparan keras mendarat tepat di pipi Rani membuat gadis itu terdiam beberapa saat.

Satu senyum terukir di bibir Rani, sudah terbiasa dengan kekerasan dari Henry, jadi dia tidak masalah dengan itu.

Rani menatap Henry dengan tajam dan penuh kebencian yang terpancar dari sorot matanya. satu tangannya meraih vas yang ada di sampingnya, lalu membantingnya ke lantai membuat kedua orang tuanya kaget. 

"TERUSSS!!! PUKUL AJA AKU SAMPAI AKU MATI! ITU KAN YANG KALIAN INGINKAN! KENAPA KALIAN MALAH NGURUNG AKU DISINI, KESALAHAN MASA LALU BUKAN SALAH AKU, AKU JUGA GAK MINTA UNTUK TERLAHIR SEPERTI INI, AKU BAHKAN GAK MINTA UNTUK DI LAHIRKAN"teriak Rani yang sudah sangat marah, dia sudah berada di puncaknya saat ini. 

"PAPAH KIRA AKU MAU HIDUP KAYAK GINI? SELALU DI SIKSA, GAK JELAS ASAL USULNYA, AKU JUGA GAK MAU PAH! PAPAH JUGA SALAH KENAPA GAK BISA JAGA KAKAK PAPAH SENDIRI, ITU KAN TUGAS PAPAH, KALAU PAPAH NGELAKUIN HAL INI KE AKU KARENA GAK MAU AKU KAYAK MAMAH, PAPAH TENANG AJA AKU GAK AKAN MELAKUKAN HAL YANG BODOH KAYAK GITU!!, mulai sekarang aku gak bakalan buat papah repot tentang masa depan aku, makasih udah besarin aku sampai sekarang"ujar Rani berlari keluar rumah. 

henry dan sang istri masih syok dengan apa yang barusan di lakukan oleh Rani, selama ini Rani tidak pernah melakukan hal seperti ini. ini adalah amarah Rani yang selama ini dia pendam. 

dari atas tangga Mila melihat semuanya, air matanya jatuh tanpa sadar. seperginya Rani, Henry langsung terjatuh ke lantai, kakinya terasa lemas. 

















***

Rani berlari keluar dari rumah dengan air mata yang terus terjatuh, walau sudah berulang kali dia menghapus air mata yang terjatuh tetap saja seolah bendungan kelopak mata Rani ada kerusakan yang mengakibatkannya terus berjatuhan. 

Rani duduk di taman yang berada tak jauh dari rumahnya, untuk menenangkan dirinya sebentar. Rani terus menangis dengan keras, untungnya hanya ada dirinya di taman ini. 

Rani mengeluarkan ponselnya dengan nafas yang masih senggugukan akibat tangisnya. Rani mencari nama seseorang di ponselnya, tetapi jari-jarinya terhenti saat kembali teringat dengan kata-kata orang itu, bahwa dia tidak akan ikut campur lagi dalam masalah Rani. 

"huaaaa!!!!!, terus sekarang gue harus cerita sama siapa? di saat rumah gue selain Mila udah milih buat jauhin gue!!, kenapa tuhan seolah gak adil sama gue? hiks... gue cuman mau hidup dengan tenang, gue gak minta jadi anak orang kaya, gue cuman mau hidup normal walau cuman sama kak Lucas dan bang Minho itu cukup"ujar Rani di tengah tangisnya. 

"kenapa harus gue yang nanggung semua kesalahan orang tua gue di masa lalu? Kalau hidup gue kayak gini, lebih baik gue gak di lahirkan aja, semua orang ngejauhin gue, semua orang terluka karena gue"ujar Rani lagi.

Di balik semak-semak ada yang menatap Rani dengan tatapan sedih juga, seolah dia bisa merasakan apa yang sedang gadis itu rasakan.

Ingin rasanya dia berlari ke sana dan memeluk Rani menenangkan gadis yang terlihat kuat di luar tetapi sangat rapuh di dalam.

Tapi dia kembali mengurungkan niatnya karena dia sudah berjanji untuk tidak mendekati Rani lagi, karena itu demi kebahagiaan Rani.

Tentu saja itu hanya perasaan Chanyeol saja, kenyataannya sampai sekarang Rani belum merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Chanyeol berjalan pergi dari sana, jika berlama-lama melihat Rani dia takut tidak dapat mengendalikan dirinya untuk tidak berlari kearah gadis itu.

Rani menghapus air matanya, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.

Rani bangkit dari duduknya dan berjalan entah kemana kakinya membawa. Rani tidak tahu harus kemana dia sekarang, tidak mungkin kembali ke rumah setelah dia berteriak pada kedua orang tuanya.

Tidak mungkin juga ke rumah Sehun, dia saja belum berbaikan dengan pria itu, ke rumah Siwon? Tidak dia tidak ingin menimbulkan masalah.

Rani terus melangkah mengikuti jalanan walau dia tidak tahu harus kemana.

"TOLOOOOONG!!!"

Rani mempertajam pengelihataanya untuk melihat orang yang berteriak itu.

"OMG APRILIA!"teriak Rani heboh saat dia sudah tahu jika orang yang berteriak tadi adalah Aprilia.




















🐶🐶🐶

Kalau sempat nanti sore aku up lagi, tapi gak janji ya guys...

Vote and comment...

you and me || park chanyeol (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang