1. Pengenalan

541 31 6
                                    

Punya keluarga yang harmonis memang menyenangkan,
Tapi terkadang kita tidak menyadari akan hal itu,
Kita sibuk dengan urusan masing-masing
Jadi jarang ada waktu untuk bisa berkumpul.

***

Pagi ini, Zara sedang membersihkan kamarnya, karena hari ini adalah hari Minggu. Zara adalah seorang mahasiswa di UI. Ia sangat populer di sana, karena dia cantik dan juga pintar. Tak lama kemudian, ia turun ke meja makan karena dipanggil mama untuk sarapan.

"Bagaimana kuliah kamu kak? Suka sama lingkungannya?" tanya sang Ayah.

"Iya ayah, kakak suka. Di sana dosennya ramah dan mahasiswa lainnya juga ramah."

"Ayah sama mama minggu depan akan pergi ke London, karena ada kerjaan di sana yang harus di selesaikan. Kamu di rumah jaga adik kamu ya, ayah sama mama sebulan di London."

"Yang benar saja, aku baru pertama masuk kuliah udah ditinggal. Suruh jagain adik pula." gumam Zara.

"Kenapa mendadak ayah? Padahal aku baru saja masuk kuliah." dengan raut wajah kecewa.

"Maaf ya kak, ayah lupa mau bilang sama kakak dari dulu tentang ini." sahut Ayah Zara.

"Iya nak, mama sama ayah pasti sering ngabarin kamu kok. Kamu kalau ada apa-apa, kabarin kita ya" jawab sang mama yang sangat bijak.

"Iya ma... yah..." rintih Zara.

"Ya udah ma, yah. Kakak mau keluar dulu
Ada janji sama Indah."

"Iya, hati-hati kak." jawab Ayah dan Mama yang kompak.

***

Zara dan Indah bertemu di Cafe biasanya. Di sana banyak remaja yang datang dengan teman, ada juga yang sama pacarnya.

Sungguh Zara harus meratapi nasibnya, karena Indah harus terjebak macet. Dan Zara harus menunggu di sana.

"Aduh... Lama banget sih Indah, kan gue jadi kayak jomblo yang dateng sendirian di cafe." gumamnya.

Zara berjalan menuju toilet, dan tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang tidak ia kenali. Tanpa disengaja, mereka bertabrakan hingga Zara harus terbentur tubuh cowok di depannya.

"Gimana sih lo, makanya kalau jalan tuh liat-liat dong!" protes Zara.

"Lo juga liat-liat , jalan tuh liat jalanan bukan liat Hp!" lelaki itu tak mau kalah dengan Zara.

"Terserah lo deh. Gue buru-buru, permisi." sahut Zara sembari jalan ke arah toilet.

"Dasar cewek aneh" gumam lelaki itu.

Setelah keluar dari kamar mandi, Zara menemukan sosok Indah sedang duduk sendirian.

"Hai, udah lama lo disini?" tanya Zara setelah keluar dari toilet.

"Nggak kok, baru aja sampai. Oh iya. Btw, maaf ya karena gue baru dateng tadi bener-bener macet." sahut Indah.

"Udah santai aja kali."

Mereka sengaja bertemu karena Zara yang meminta. Seperti biasa jika Zara merasa bosan, pasti ia akan mengajak Indah untuk bertemu di Cafe.

"Lo tau gak sih, masa gue bakalan tinggal sendirian sama adik gue di rumah selama sebulan." rengek Zara.

"Emangnya orang tua lo mau kemana? Lama bener perginya." sahut Indah.

"Mereka ada urusan kerjaan di London, dan itu harus di kerjain."

"Gapapa kali, cuma sebulan kan bukan setahun." Jawab Indah sembari tertawa dengan sikap Zara

"Lo tau sendiri kan, gue tuh orangnya manja ,udah gitu suruh jagain adik gue pula." protes Zara

"Ya sekalian lo belajar jadi seorang Mama raa hahaha."sahut Indah dengan tertawa mengejek.

"Yee! Masih lama kali,"

Drrrrrt

Drrrrrt

Belum selesai menjawab. Tiba-tiba ponsel dari Zara berbunyi. Dan ternyata panggilan masuk itu dari Mama Zara.

"Halo Zara, cepetan pulang ya. Ini mama sama ayah mau berangkat. Tiba-tiba ada telepon dari kantor,ternyata pergi ke London nya harus sekarang."

"Apaaa?!!! Ya ampun maa, cepet banget sih!" rengek Zara.

"Udah kamu cepetan pulang aja, jagain adik kamu di rumah." sahut mama.

"Ya udah ma. Zara pulang sekarang."

Zara mematikan panggilan teleponnya.

"Indah, gua balik duluan ya. Mama sama ayah mau berangkat sekarang." ucap Zara.

"Ya udah lo hati-hati ya." jawab Indah.

"Okee!"

Sampai di rumah, Zara segera mengetuk pintu dan membukanya. Zara kemudian menemukan sebuah koper besar di ruang tamu.

"Ma, yah. Kalian jaga kesehatan ya di sana. Jangan khawatirin Zara sama adik." jawab Zara sambil menangis.

"Udah jangan nangis, nanti kalau ada apa-apa telpon mama sama ayah, terus jangan lupa. Kamu anterin adik kamu ke sekolah."

"Siap kapten!"

"Yasudah. Mama sama ayah berangkat dulu ya kak,dik."

"Hati-hati ma, yah." jawab Lutfi adik Zara.

Orang tua Zara dan Lutfi sudah berangkat. Kini mereka sendiri di rumah.

"Kak..." rintih Lutfi.

"Iya dik, ada apa?"

"Mama sama ayah lama nggak perginya?" tanya Lutfi sambil menangis.

"Enggak dik , kan disini ada kakak yang jagain kamu" sambil memeluk Lutfi.

Ya, benar. Zara sangat menyayangi adiknya yang kini telah kelas 5 SD.

"Ya udah, kamu belajar sana , habis itu tidur. Besok kakak antar kamu ke sekolah. Terus nanti kalau udah pulang telpon kakak ya. Jangan mau dianterin sama orang lain selain kakak" peringat sang kakak dengan bijak.

"Ay ay captain!" jawab sang adik sangat tangkas.

"Semoga, aku bisa jaga adik sama rumah setelah ini" gumam Zara sendiri sambil mengamati seisi rumahnya.


Killing Me Softly [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang