12. 6 Bulan Setelah Koma

78 10 2
                                    

Rendy dan Doni sangat berantusias untuk menjenguk Zara di Rumah Sakit, karena dikabari oleh keluarga Zara bahwa Zara sudah sadar.

"Assalamualaikum." ucap Rendy saat masuk di ruangan Zara.

"Waalaikumsalam." sahutan dari Zara dan keluarga Zara.

"Hai Tante,Om." sapa Doni.

"Iyaa. Ayo silakan masuk, Zara sudah sehat nih." ucap Mama Zara.

"Hai, Ra. Syukurlah lo udah sadar. Tau nggak? Lo tuh bikin kita semua khawatir. Lo koma lama banget sampai 6 bulan." protes Rendy pada Zara karena dia sangat rindu pada Zara.

"Apaan sih lo. Ya namanya musibah gue juga gak tau lah. Yang penting gue udah sehat sekarang." ucap Zara.

"Iya. Btw, Ra ada yang mau minta maaf nih sama lo. Dia tuh jagain lo, dari lo koma sampai lo sadar." ucap Rendy sambil melirik Doni.

"Ehhh... Iya, Ra. Gue mau minta maaf sama lo. Gue gak ada niatan buat bikin lo sakit hati. Yang lo liat saat itu tuh kakak gue Dina. Dia baru balik dari luar negeri. Makanya lo ga pernah tau dia." ucap Doni sambil memelaskan wajahnya.

"Iya gapapa, Don. Gue juga udah lupain semuanya kok. Gue gak mau lagi dendam sama siapa aja."

"Makasih Ra. Lo baik banget." ucap Doni.

"Biasa aja kali Don."

Setelah perbincangan mereka di Rumah Sakit. Mereka akan mengemasi barang-barang Zara yang ada di Rumah Sakit. Karena Zara sudah boleh pulang oleh Dokter.

***

Tak sengaja Dina kepikiran tentang Zara. Diapun berusaha mencari akal untuk menjauhkan Doni dan Rendy bagaimanapun caranya. Dina terpikir akan menuju ke Rumah Zara karena dia tahu bahwa Zara hari ini sudah dibawa pulang ke Rumahnya.

"Hai! Rendy ya?" sapa Dina di depan Rumah Zara.

"Iya. Gue Rendy. Lo siapa ya? Kok lo bisa tau gue?" tanya Rendy.

"Jadi gue itu kesini buat jengukin Zara. Eh, ketemu sama lo. Kenalin gue Dina. Kakaknya Doni." sambil mengulurkan tangan.

"Ohh. Rendy." membalas uluran tangan Dina.

"Ren. Gue sebenarnya kesini mau kasih tau sesuatu ke Zara. Tapi karena kondisi Zara baru aja sehat, gue gak tega buat kasih tau ke dia." ucap Dina sambil senyum kecut.

"Emangnya lo mau kasih tau apaan?" tanya Rendy penasaran.

"Gini Ren. Sebenarnya Doni bukan orang yang baik buat Zara. Karena gue perhatian sama Zara makanya gue mau kasih tau itu ke dia."

"Lo tau dari mana kalau Doni itu ga baik buat Zara hah?!"

"Santai dulu. Gue kasih tau ya, gue itu setiap di rumah dikasih tau sama Doni rencana-rencananya buat nyakitin Zara. Dan gue cuma bisa diem aja, karena gue saat itu gak tau kalian siapa. Akhirnya gue cari tau kalian. Dan gue mau kasih tau ini ke Zara. Doni tuh cuma pengen bikin Zara kecewa. Karena dari dulu, ya Doni itu, playboy." ucap Dina.

"Lo serius? Mendingan lo gak usah bilang sama Zara. Lo mendingan pulang aja." ucap Rendy sudah menahan emosi.

"Yaudah. Gue kesini cuma buat kasih tau itu aja. Gue cabut dulu." pamit Dina sambil tertawa di dalam hatinya.

Rendy saat ini sudah emosi dan tidak bisa memikirkan apapun. Dia akan segera memberi pelajaran buat Doni.

"Doni!!" teriak Rendy dari depan rumah Zara.

"Apaan? Lo kenapa teriak-teriak?" tanya Doni yang terengah-engah karena baru aja dia lari dari dalam rumah Zara.

"Jauhi Zara sekarang atau lo akan tau akibatnya." ucap Rendy tegas.

"Lo kenapa? Barusan kita damai tapi kenapa lo..." belum sempat selesai Rendy sudah menonjok perut Doni dan membuat Doni terpental ke belakang.

"Kalau lo ngaku laki. Gue tantang lo balapan mobil nanti jam 10 malam." ucap Rendy sambil meninggalkan Doni.

"Sebenarnya Rendy kenapa. Gue ga terima juga kali kalau gue di perlakukan kayak gini." geram Doni.

Malam sudah menunjukkan pukul 22.00 yang seharusnya Rendy dan Doni balapan mobil. Rendy sudah sampai di tempat balapan dengan membawa teman-temannya. Tak lama kemudian Doni datang membawa mobil sportnya berwarna hitam.

"Punya nyali juga lo datang kesini hah?!" ucap Rendy.

"Gausah bacot lo. Kita mulai sekarang aja." ucap Doni yang juga terbawa emosi oleh Rendy.

"Wawww. Oke kita mulai. Guys siapin semua!"

"1...2...3!"

Balapan pun sudah dimulai. Mereka sangat ahli mengendarai mobil. Doni sudah di depan Rendy. Namun, saat Doni ingin menginjakkan rem tiba-tiba remnya blong dan Doni sudah kehilangan pikiran untuk berbuat apa. Doni yang tidak fokus menyetir, tiba-tiba mobilnya menabrak pohon dan kepala Doni terbentur oleh stir mobil cukup keras sehingga menyebabkan pendarahan di kepala Doni.

"Bos gimana nih." tanya salah satu anak buah Rendy.

"Udah kita tinggalin aja. Sebelum kita ketangkep polisi. Biar aja, sebentar lagi pasti polisi dateng. Kita cabut aja." ucap Rendy.

Polisi dan warga sekitar datang ke tempat kejadian Doni kecelakaan. Hingga Doni dibawa ke Rumah Sakit. Dan keluarga Doni termasuk Dina ikut datang ke sana.

"Kayaknya ini penyebab dari gue bilang dari Rendy deh." batin Dina.

Dokter yang memeriksa keadaan Doni pun keluar dari ruangannya.

"Gimana dok, kondisi anak kami?" tanya Papa Doni.

"Begini Pak. Anak Bapak mengalami benturan yang cukup kuat di kepalanya sehingga Doni harus beristirahat dulu, dan ada kemungkinan bahwa Doni hilang ingatan. Jadi tolong bantu dia pelan-pelan untuk mengingat."

"Terimakasih Dok."

"Pa, gimana ini Doni hilang ingatan pa... " sahut Mama menangis.

"Udah Ma, kita berdoa supaya Doni cepat pulih." jawab Papa.

Killing Me Softly [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang