-Happy Reading-
Melihat darah yang bercucuran dari tubuh Doni, Rendy segera menelpon ambulance untuk membawa Doni ke Rumah Sakit. Dan di sisi lain Indah juga menelpon polisi untuk datang di gedung belakang kampus, karena itu termasuk percobaan pembunuhan yang dilakukan Dina kepada Zara maupun Doni.
Reva yang melihat darah bercucuran di lantai akibat tusukan pisau dari Dina pun ikut gemetar, karena Reva tak menyangka jika akan seperti ini jadinya. Sedangkan Dina masih diam mematung di hadapan Doni, karena dia salah sasaran kepada saudaranya sendiri.
Tak lama kemudian ambulance dan polisi pun datang bersamaan. Zara, Rendy, dan Indah menemani Doni sampai ke Rumah Sakit, sedangkan Dina dan Reva ditangkap oleh polisi dengan sejumlah bukti terkait kasus percobaan pembunuhan.
Zara menelpon orang tua Doni untuk datang ke Rumah Sakit. Ia juga mengabari kedua orangtuanya yang ada di luar negeri. Karena kedua orang tua Zara sangat menyayangi Zara, akhirnya mereka sepakat untuk pulang menjenguk keadaan Zara, karena menurutnya urusan pekerjaan bisa diselesaikan setelah melihat anaknya baik-baik saja. Dan tanpa pikir panjang orang tua Zara segera memesan tiket untuk bisa sampai ke rumah dengan cepat. Alhasil mereka mendapatkan tiket pesawat untuk bisa sampai ke rumah nanti malam.
Disisi lain Reva dan Indah gemetar karena mereka tidak terpikirkan akan berakhir dan berurusan dengan polisi.
"Kenapa sih Din, lo harus nusuk Doni. Kan jadinya kita dibawa sama polisi" bisik Reva pada Dina
"Ya kan gue mau ngarahin pisaunya ke Zara buka ke Doni. Lagian lo juga setuju-setuju aja waktu gue keluarin pisau dari tas gue" saut Dina
"Ya tapi kan gue kira lo gak bakal sampai nusuk mereka beneran. Terus ini gimana dong" tanya Reva dengan gelisah
"Yaudah mau gimana lagi, gue juga gak bisa mikir ini. Udah deh diem dulu, jangan bikin gue tambah pusing"
Di Rumah Sakit Doni segera di rawat di ruang IGD, dan Zara, Rendy, juga Indah menunggu Doni dengan keadaan penuh khawatir. Tak lama kemudian orang tua Doni datang ke Rumah Sakit.
"Om! Tante!" panggil Zara dengan mata yang sedari tadi berkaca-kaca
"Zara. Gimana keadaan Doni. Dia baik-baik saja kan?" Tanya mama Doni
"Doni baru aja masuk ke ruang IGD tante hiks hiks"
"Yaudah kita berdoa semoga Doni baik-baik saja ya" jawab mama Doni
"Memang kejadiannya tadi bagaimana, kenapa tiba-tiba Doni bisa masuk Rumah Sakit?" Tanya Papa Doni
Mendengarkan pertanyaan dari Papa Doni, lantas Rendy menjawab semua kejadian yang terjadi pada Doni dan juga Zara semuanya. Lalu mama dan Papa Doni kaget, karena ternyata yang menusuk Doni adalah saudaranya sendiri yaitu Dina.
"Dina?? Tapi sejak kapan Dina menjadi seperti itu Pa?" Tanya mama Doni sambil menahan rasa kecewanya terhadap putrinya tersebut
"Papa juga tidak tau Ma. Papa khawatir keadaan Doni tapi Papa juga kepikiran Dina di kantor polisi. Kalau gitu Papa yang ke kantor polisi saja ya, mama nunggu Doni sampai selesai" Jawab Papa Doni
"Iya Pa. Jangan lupa nanti kabarin Mama ya"
"Iyaa"
Setelah lama menunggu akhirnya dokter yang memeriksa keadaan Doni keluar dari ruang IGD. Sontak membuat Mama Doni langsung menanyakan keadaan putranya
"Pak. Bagaimana keadaan putra saya? Apakah Doni baik-baik saja Pak?" Tanya mama Doni
"Putra Ibu perlu istirahat khusus, karena perut putra Ibu terkena tusukan pisau yang membuat dia tidak bisa bergerak total seperti biasanya" Jawab dokter tersebut
"Tetapi jika Ibu dan teman-temannya ingin menjenguk keadaan anak Ibu sudah bisa. Tetapi mohon jangan membuat dia terbangun ataupun melakukan aktivitas yang berat" Saut dokter tersebut
"Baik Pak. Terimakasih"
Semua yang menunggu Doni akhirnya menjenguk keadaan Doni di dalam. Di sisi lain Zara merasa terpukul dengan keadaan ini. Karena seharusnya bukan Doni yang di posisi tersebut. Dia merasa sangat bersalah pada Doni karena dia telah menyelamatkan keadaan Zara
"Kenapa lo harus berkorban demi gue Don.." rintih Zara di samping Doni
"Udah ra, lo jangan merasa bersalah karena lo gak salah. Lo harusnya kasih semangat ke Doni biar dia bisa cepet sembuh" Saut Indah
"Iya Indah, makasih ya" jawab Zara dengan tersenyum pada Indah
"Zara.. Maafin Dina ya, dia udah bikin lo ketakutan sampai hampir mencelakai lo" rintih Doni pada Zara. Karena saat ini keadaan Doni membuat tubuh Doni sangat lemas
"Enggak.. Lo gak perlu minta maaf sama gue. Gue yang harusnya minta maaf dan berterimakasih sama lo. Karena lo udah rela berkorban demi gue" Jawab Zara dengan berkaca-kaca
"Lo pokoknya harus semangat buat sembuh ya. Jangan mikir yang aneh-aneh. Pokoknya lo harus sembuh titik" Saut Zara pada Doni
"Bener tuh yang diomongin sama Zara. Kamu harus semangat buat sembuh" Jawab mama Doni
"Iya Ma.. Makasih ya ma"
"Mama tinggal sebentar ya nak, buat ambil obat kamu"
"Iya Ma.."
Di Kantor Polisi Reva dan Dina di tanyai mengenai keadaan sebenarnya tetapi mereka tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya, sampai akhirnya Papa Dina datang ke Kantor Polisi untuk menjelaskan semuanya. Karena Papa Dina tidak mau menutupi kesalahan anaknya yang jelas-jelas itu sangat fatal dan berbahaya.
"Papa.. Kenapa Papa gak bantu bebasin aku aja. Kenapa Papa malah jelasin semuanya, emang ya dari dulu tuh Papa sama Mama gak pernah ada yang bisa ngertiin keadaan Dina" rintih Dina pada papanya setelah papanya menjelaskan semuanya
"Papa gak mau aja kamu terjebak pada dunia mu yang salah. Ini supaya biar bisa jadi pelajaran buat kamu, termasuk Reva juga. Makanya kalau kalian berpikir itu, pikirin hal yang positif. Jangan yang hal negatif terus" Jawab Papa Dina
Tak lama kemudian setelah Polisi mendata semua kejadian dari Dina dan Reva, akhirnya Dina dan juga Reva ditahan karena sudah melakukan tindakan yang merugikan dan percobaan pembunuhan.
--
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Me Softly [END]✔
Ficção Adolescente"Cinta memang rumit, namun jika tanpanya mungkin hidupku hanya sebuah hitam putih tanpa warna." author.