13. Marah

69 8 3
                                    


Rendy datang ke Rumah Sakit untuk menjenguk keadaan Doni. Dia merasa bersalah atas kejadian semalam. Tapi, di hatinya dia juga tidak terima bahwa Zara, gadi yang dia cintai di sakiti oleh Doni. Tapi, saat Rendy ingin masuk ke ruangan Doni. Tiba-tiba Zara memanggilnya.

"Rendy... Gimana keadaan Doni?" tanya Zara sambil menangis.

"Gue gak tau, Ra. Tapi, dia masuk rumah sakit karena balapan sama gue semalem."

"Apa? Lo? Balapan?" tanya Zara tak percaya.

"Awalnya gue gak percaya, Ra. Tapi, tiba-tiba kakaknya Doni dateng ke gue, buat jelasin kalau Doni deketin lo tuh, karena dia cuma mau nyakitin lo lagi. Dan akhirnya gue emosi, dan gue ngajak dia balapan. Tapi kemarin mobil Doni nabrak pohon karena dia hilang kendali, Ra." jelas Rendy.

"Gak seharusnya lo ngajak Doni balapan, Ren. Kita bisa selesaiin ini semua bareng-bareng."

"Maafin gue, Ra. Gue salah. Gue emang bodoh."

"Lo gak seharusnya maaf sama gue. Tapi lo harus maaf sama Doni."

"Iya Ra... "

Rendy dan Zara masuk ke ruangan Doni. Kebetulan orang tua Doni sedang pergi. Jadi, Doni hanya sendiri di ruangannya.

"Hai Don. Gimana keadaan lo?" tanya Zara.

"Maaf. Lo siapa ya? Kita ada hubungan apa?" tanya Doni seperti orang yang kebingungan.

"Don... Lo, lo bener gak inget gue siapa?" tanya Zara dengan air mata berkaca-kaca.

"Iya. Gue ga tau. Dan siapa cowok ini? Pacar lo?"

"Ini Rendy. Temen lo Don." jelas Zara.

"Ra. Gue ga mau lo makin sakit disini. Lebih baik kita keluar aja. Biarin dia istirahat dulu." bisik Rendy pada Zara.

"Yaudah Don. Kita pergi dulu ya."

Diluar ruangan ada Indah yang sedang menunggu Zara. Dia tau kalau Zara ada disini karena Rendy yang menghubunginya.

"Zara!" panggil Indah.

"Ngapain lo kesini? Cari masalah lagi?" ketus Zara.

"Enggak Ra. Gue kesini mau minta maaf sama lo. Gue juga mau tau keadaan Doni."

"Dia hilang ingatan Ndah. Dan dia ga inget sama gue." tangis Zara sembari memeluk Indah.

"Lo yang sabar ya Ra. Pasti Doni bakalan inget kok." jelas Indah.

"Ini semua gara-gara lo Ren. Kalo aja lo nggak ngajak Doni balapan. Ga akan gini jadinya!"

"Maafin gue Ra. Gue cuma mau dia tuh sadar. Dia ga pantes buat lo Ra. Dia cuma mau nyakitin lo aja. Lo dibutakan cinta sama dia. Sampai-sampai lo lupa sama perasaan lo yang udah disakitin sama Doni." jelas Rendy.

"Itu dulu Ren. Gue ga mau ngungkit-ngungkit masalah itu lagi. Mendingan lo cabut aja Ren. Gue muak liat muka lo. Ternyata lo lebih buruk daripada Doni." emosi Zara sudah tak terkontrol lagi.

"Udah Ra. Sabar." kata Indah menenangkan.

"Indah. Anterin gue pulang. Gue capek sama semuanya Ndah."

"Yaudah. Gue anterin lo pulang. Lo nanti istirahat ya. Jangan lupa besok kita ada jadwal kuliah." jelas Indah.

Indah mengantarkan Zara pulang sampai ke rumahnya.

"Lo istirahat ya Ra. Gue ga mampir dulu. Gue tau lo butuh istirahat."

"Yaudah. Makasih Ndah."

"Iya. Gue pulang dulu."

Zara meletakkan tasnya di ruang tamu. Namun dia tidak menemukan keluarganya di rumah. Dan Zara menemukan surat di atas meja ruang tamu.

Dear Zara,
Maafin Mama sama Ayah ya. Ayah ada tugas di Paris selama 3 bulan. Kita akan lama di sana. Kamu jaga diri yang baik ya. Mama tau kamu udah dewasa, udah bisa jaga diri. Nanti akan ada Bibi di rumah yang bakal jagain kamu. Lutfi juga ikut Mama sama Ayah. Jaga diri baik-baik ya sayang. Mama pasti sering ngabarin kamu kok

Mama

Killing Me Softly [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang