Doni memberitahu Dina kalau Doni,Rendy,dan Indah akan berkumpul di taman untuk mencari Zara. Doni pun mengajak Dina, tetapi Dina menolaknya.
"Din, gue mau ke taman cari Zara. Lo ikut gak?" tanya Rendy.
"Mmm, kayaknya gue gak ikut deh. Soalnya gue udah janjian sama temen SMA gue dulu. Kalau dia mau buka bisnis bareng gue gitu, dan kita mau ketemuan sekarang." jelas Dina.
"Yaudah deh gapapa. Ntar gue kabarin aja."
"Oke, Don. Maaf ya gue gak bisa ikut."
"Iya, gapapa."
Doni sudah berangkat ke taman dan sudah sampai. Di sana terlihat Rendy dan Indah sudah menunggunya di taman.
"Halo guys. Maaf gue telat, tadi gue ngajak Dina dulu. Tapi dia gak bisa, katanya ada urusan bisnis." jelas Doni sambil terengah-ngah karena dia tadi berlari ke bangku taman dari parkiran.
"Iya gapapa kok. Sekarang kita mikir, gimana caranya supaya kita tahu Zara ada dimana."
"Gimana kalau kita lacak Zara aja pakai hp?" sahut Indah.
"Gak bisa Ndah. Hp Zara tuh dimatiin datanya. Jadi gak bisa lacak. Kita cuma bisa telpon biasa aja."
"Yaudah coba lo telpon aja, Ren."
"Oke, bentar."
Tut... Tut...
Maaf nomor yang anda hubungi tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi.
"Aduhh, Zara gak bisa di hubungin. Gimana kita mau tau kalau Zara di culik dimana." gerutu Rendy.
"Kita lapor polisi aja!" sahut Indah.
"Jangann!!!!" larang Doni.
"Kenapa?" tanya Rendy dan Indah.
"Tadi gue dapet surat, kalau katanya kita ga boleh lapor polisi. Kalau kita lapor polisi, Zara bakal kenapa-kenapa." jelas Doni.
"Yaudah, gimana dong ini." tanya Indah frustasi.
"Coba gue telpon sekali lagi ya."
Tut... Tut...
"Kesambung guys!" seru Rendy.
"Halo Zara lo dimana?"
"Gudang Jalan Melati No. V. Gue di sekap disini, tolongin gue, Ren. Gue takut." rintih Zara.
***
Sementara itu di gudang, 2 preman tadi tahu kalau Zara sedang telpon. Dan segera menghampiri Zara.
"Hehh!! Lo ngapain telpon. Lapor polisi ya lo!" seru preman tersebut.
"Udah. Gue banting aja hp nya." seru preman yang satunya.
"Jangan!!!" teriak Zara.
Prang...
Hancur sudah Hp Zara. Kini Zara hanya bisa pasrah kepada keadaan. Dia sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi.
***
"Zara di Gudang Jalan Melati No.V!" jelas Rendy.
"Yaudah ayo kita kesana!" ajak Doni.
"Tunggu dulu, kita jangan buru-buru. Kita harus lapor polisi. Kalau kita kesana cuma bertiga. Gue yakin, kita bakal kalah." jelas Indah.
"Yaudah. Gue ke kantor polisi. Lo berdua, ke Gudang itu." jelas Doni.
"Oke, Don"
***
"Halo bos."
"Halo. Gimana Zara? Dia aman kan?" tanya Dina menyelidiki.
"Gawat bos! Tadi Zara sempet telpon sama orang. Kayaknya dia kasih tahu keberadaannya bos. Kita harus gimana?"
"Aduhh. Gimana sih bisa telpon. Gak becus lo berdua. Yaudah lo sekarang kabur aja, daripada ketangkep polisi. Gue juga yang repot." gerutu Dina.
"Oh iya. Dan jangan lagi kalian datang ke gudang itu lagi. Pasti polisi bakal nyelidikin soal gudang itu." lanjutnya.
"Baik bos."
***
Rendy dan Indah sampai di Gudang, disusul oleh Doni dan beberapa polisi
"Ren. Kita masuk ke dalem aja. Kan udah ada polisi sekarang." saran Indah.
"Yaudah ayo!"
"Rendy!!!" teriak Zara saat melihat Rendy diluar.
"Zara! Indah, Zara ada disana!"
"Yaudah kita samperin aja."
"Zara? Lo gapapa kan? Gimana keadaan lo?" panik Rendy.
"Bukain tali nya dulu, baru gue cerita." pinta Zara.
"Gimana, Ra? Kok lo bisa di culik?" tanya Indah sambil melepaskan tali yang ada di tangan dan kaki Zara.
"Gue gak tau, tiba-tiba gue diculik gitu aja dan gue dibawa kesini Ndah." jawab Zara.
"Tapi lo gapapa kan, Ra?" tanya Rendy.
"Gue takut, Ren" jawab Zara sambil memeluk Rendy.
Doni ada dibelakang Rendy. Doni tahu kalau Zara memeluk Rendy, tapi entah mengapa hatinya tidak suka melihat Zara memeluk Rendy di depan matanya.
"Doni... " rintih Zara.
"Lo gapapa kan, Ra?" tanya Doni
"Gapap, Don. Cuma tadi hp gue di banting sama premannya setelah gue telpon sama Rendy." jawab Zara.
"Yaudah kalau hp bisa diganti, Ra. Yang penting lo selamat." jelas Indah.
"Iya, Ndah. Makasih ya."
"Sama-sama, Ra."
"Oh iya, gue mau tanya polisi dulu tentang semuanya." sahut Rendy.
"Gimana pak? Apakah dapat ditemukan siapa pelakunya? Saya mohon ya pak. Karena ini menyangkut keselamatan teman saya."
"Begini nak, premannya sudah kabur dan tidak meninggalkan jejak apapun disini. Tapi kami berusaha untuk menyelidiki soal gudang ini. Kalau sudah ada kabar, nanti saya hubungi anda."
"Baik pak, terima kasih."
"Gimana, Ren?" tanya Doni.
"Premannya udah kabur. Tapi, polisi bakal nyelidikin gudang ini." jawab Rendy.
"Yaudah kita pulang aja ke rumah Zara. Kasihan Zara pasti butuh Istirahat." lanjutnya.
"Lo sama gue aja ya, Ra?" tawar Rendy
"Indah?" tanya Zara.
"Tenang, Ra. Gue sama Doni aja" jawab Indah.
"Gapapa?"
"Gapapa Zara."
"Yaudah. Kita pulang yuk." ajak Indah
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Me Softly [END]✔
Teen Fiction"Cinta memang rumit, namun jika tanpanya mungkin hidupku hanya sebuah hitam putih tanpa warna." author.