19. Licik

46 5 0
                                    


Kring.. Kring..

Rendy sengaja membunyikan alarm untuk bangun pagi, saat ini pukul 04.30. Rendy melaksanakan kewajiban, yaitu sholat subuh. Gemercik air saat Rendy wudhu, menambah semangat bagi Rendy. Usai melaksanakan sholat subuh, Rendy sengaja ke dapur untuk memasak sarapan Zara. Rendy memang pandai memasak sejak kecil berkat Mamanya. Kali ini Rendy memasak Sup Ayam kesukaan Zara.

Zara bangun agak terlambat. Dia lalu mencium bau aroma sup ayam. Zara menjadi tergugah untuk turun ke bawah. Melihat siapa yang memasak, Zara langsung tertegun. Baru kali ini Zara melihat cowok yang pandai memasak.

"Hai Ra. Udah bangun lo" sapa Rendy

"Udah. Gue kira tadi yang masak Bibi, ternyata lo pinter masak juga ya"

"Iya lah. Ini semua Mama gue yang ngajarin. Udah, buruan sarapan. Ntar gue anterin lo ke kampus"

"Iya. Makasih ya, gue gak enak cuma ngerepotin lo terus"

"Gapapa kali Ra. Ini udah kewajiban gue jagain lo"

"Makasih Ren. O iya, gue nanti pulang mau ke rumah Indah dulu. Gue mau jenguk keadaan Indah"

"Gue anterin ya"

"Gak usah Ren. Gue naik taksi aja"

"Yaudah kalau gitu. Tapi tetep kabarin gue ya"

"Siap bos" jawab Zara

Setelah menikmati sarapan di rumah Zara. Mereka segera berangkat ke kampus buat nganterin Zara, karena hari ini ada jadwal kelas.

"Gue langsung balik ya Ra. Lo hati-hati. Kalau ada apa-apa hubungi gue ya"

"Iya Ren. Bye" sambil melambaikan tangan

Zara masuk ke dalam kelas. Ya kali ini Zara benar-benar sedang malas. Karena ga ada Indah, menurut Zara itu kurang seru. Zara tidak memperhatikan dosen yang sedang menjelaskan di depan. Dia hanya berfikir tentang kejadian yang menimpanya beberapa hari yang lalu.

Tanpa disadari. Dosen yang menerangkan di depan tadi sudah keluar. Zara juga ikut keluar karena dia buru-buru ingin menjenguk sahabatnya Indah.

"Gue disini aja lah. Kali aja ada taksi lewat" gumam Zara

*Dina POV

Dina merencanakan sesuatu untuk Zara lagi. Karena dia geram, bagaimana bisa Zara bisa lolos. Kali ini Dina akan lebih kejam lagi pada Zara.

"Gimana? Lo udah siap buat misi kita?" tanya Dina pada orang suruhannya itu

"Udah bos. Gue udah sewa mobil buat taksi"

"Bagus. Lo sekarang jemput Zara di depan kampus"

"Siap bos"

"Ini bayaran buat lo. Jangan sampai gagal. Awas aja lo kalau sampai gagal lagi"

Orang suruhan Dina memang sama pada saat Zara diculik di taman.

Dina tersenyum licik. Dia kini ikut memantau Zara di depan kampus.

"Liat aja. Kali ini ga ada yang bisa nolongin lo" batin Dina

*Zara POV

Terik matahari yang menyengat pada tubuh Zara tidak menghanguskan semangat Zara untuk bertemu Indah. Dia ingin mengucapkan terimakasih padanya, karena sudah mau menerima Zara sebagai sahabat nya.

Tiba-tiba di depan kampus ada mobil yang berhenti, dan menawari Zara untuk ikut pada taksi tersebut. Mobil itu berniat ingin menculik Zara. Awalnya Zara agak ragu, karena tak pernah melihat mobil itu sebelumnya.

"Mungkin ini taksi baru. Yaudah deh daripada kepanasan disini" batin Zara

"Taksi neng" ajak sopir suruhan Dina

"Oh, iya pak"

"Mm. Kita ke Jalan Kamboja ya pak"

"Iya neng"

"Bapak kenapa pakai masker?" tanya Zara agak curiga

"Ohh ini. Saya lagi sakit neng. Takut kalau tertular ke penumpang, jadinya saya pakai masker"

"Huhh" lega Zara

Setelah lama, taksi yang dinaiki oleh Zara belok ke arah hutan. Zara disitu mulai panik.

"Pak? Kok kita jalannya lewat sini ya? Harusnya tadi belok kanan pak"

"Saya cari jalan alternatif neng, biar tidak macet"

"Tapi, bapak yakin ini akan sampai ke jalan kamboja?"

"Iya, bapak sudah berkali-kali lewat sini"

Lagi-lagi Zara bernafas lega. Tetapi, hati Zara belum seutuhnya tenang. Karena dia tidak pernah lewat sini. Zara segera bergegas menghubungi Rendy. Karena, Zara khawatir akan terjadi apa-apa pada dirinya lagi.

Rendy

Ren gue naik taksi. Tapi gue di arahin ke arah hutan. Gue ga tau ini dimana. Gue takut Ren

Zara belum bernafas lega. Karena, disini ternyata tidak ada sinyal. Dan pesan Zara tidak terkirim.

Mobilnya berhenti di hutan. Hutan ini sepi, dan tidak ada orang sama sekali.

"Turun lo disini!" suruh sang sopir

"Nggak. Gue ga mau. Lo mau apa dari gue" bentak Zara

"Lo udah berani ya" jawab sopir sambil membuka masker

"Lo.. Lo yang udah nyulik gue kan. Ngapain lo kesini"

"Cepetan turun" sambil menarik Zara keluar dan mendorong kasar tubuh Zara supaya terjatuh

Mobil tersebut melaju kembali ke arah jalan raya. Zara ditinggalkan sendiri dan merasa ketakutan.

Zara menangis terisak-isak. Kini tidak ada yang bisa menolongnya. Zara menangis dalam diam, Zara berdoa supaya Rendy bisa nemuin dia dan semoga pesan Zara tadi sudah terkirim. Karena saat ini HP Zara lowbat.

"Harusnya gue tadi mau lo jemput Ren. Sekarang gue gak tau harus gimana" tangis Zara

"Apa gue jalan kaki aja ya, buat keluar hutan ini"

Zara jalan kaki untuk menyusuri hutan ini. Tapi, bukannya ke luar hutan. Zara justru malah semakin tersesat ke dalam hutan. Hari sudah semakin gelap, tentunya di hutan juga semakin gelap. Zara semakin ketakutan. Dia hanya bisa pasrah pada dirinya.

"Gue mau kemana lagi, gue ga tau ini dimana. Mama Ayah, tolongin Zara hiks..hiks..hiks.." tangis Zara

---

Killing Me Softly [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang