Rendy, Doni, dan Dina sudah sampai di tepi hutan. Mereka turun dari mobil dan mencari Zara."Zara!!"
"Zara lo dimana"
"Zara ini kita mau nolongin lo! Lo dimana Ra"
"Zara!!!"
Itulah teriakan-teriakan dari Rendy, Doni, dan Dina
"Guys. Kalau kita cuma gini, Zara gak bakalan ketemu. Gimana kalau kita mencar aja. Terus kalau udah ada yang nemuin Zara langsung kesini aja" usul Rendy
"Iya gue setuju Ren. Kalau gitu lo lurus, gue belok kanan, dan Dina lo belok kiri" sahut Doni
"Yaudah. Kalau gitu langsung aja"
*Rendy POV
"Zaraa. Lo dimana. Ini gue Rendy mau cariin lo!" teriak Rendy
Rendy berusaha terus mencari Zara hingga ketemu. Sudah 30 menit dia menyusuri ke dalam hutan, tetapi hasilnya tetap saja nihil. Hingga akhirnya Rendy menemukan sebuah gubuk kecil. Dia berniat ingin istirahat di sana. Lalu berangkat mencari Zara lagi.
Rendy duduk di depan gubuk kecil, dan di gubuk itulah Zara tinggal sementara bersama Nenek yang sudah menolongnya. Zara ingin keluar untuk mencari Nenek, karena Zara tadi sudah masak untuk Nenek.
"Aduhh nenek kemana ya, kalau gue cari ke hutan yang ada malah gue nyasar" gerutu Zara di samping pintu
"Kok gue kayak denger suara Zara ya"
"Zara lo dimana" teriak Rendy sambil masuk ke dalam gubuk
"Rendy? Lo ada disini?" tanya Zara kaget
"Zara. Akhirnya lo ketemu juga. Kita semua tuh khawatir tau nggak sama lo, yaudah lo langsung ikut gue aja ya. Kita pulang" ajak Rendy
"Tunggu Ren. Gue mau cari Nenek yang udah nolongin gue di hutan"
"Yaudah kalau gitu kita cari bareng-bareng aja"
Saat Rendy dan Zara berniat ingin mencari Nenek. Nenek tersebut sudah ada di depan gubuk sambil membawa banyak kayu bakar.
"Nenek!"
"Nek. Makasih ya udah nolongin aku. Sekarang temen aku udah disini. Dia mau ajak aku pulang ke rumah. Aku pamit pulang ya nek"
"Iya nak. Kamu hati-hati, jangan sampai kamu di culik lagi. Terimakasih mau membantu nenek selama ini" sahutnya
"Iya nek sama-sama"
Rendy dan Zara tiba di tempat Rendy berkumpul dengan Doni dan Dina. Doni dan Dina sudah menunggu Rendy dari tadi.
"Zaraa! Akhirnya lo ketemu juga" sapa Dina sambil memeluk Zara
"Gue tuh khawatir tau nggak Ra sama lo" lanjutnya
"Lohh. Kok kalian cuma bertiga? Indah mana?" tanya Zara
"Lo tau gak Ra? Indah yang udah nyulik lo. Kita semua saksi disini, dia kemarin bayar orang suruhannya, dan ketahuan sama kita" sahut Doni
"Iya Ra. Kita semua lihat" sahut Rendy
Saat itu juga, Indah juga sedang berusaha mencari Zara di hutan. Namun, Indah malah bertemu Rendy, Doni, dan Dina. Dan saat itu pula, ada Zara di sana. Indah segera menghampiri Zara untuk menjelaskan kalau sebenarnya pelakunya itu bukan Indah.
"Zara!" teriak Indah
"Ngapain lo kesini Ndah? Lo belum puas buat nyulik gue? Lo merasa gagal kalau gue udah ditemuin sama mereka. Sahabat macam apa lo ini! Gue itu berniat baik buat jengukin lo kemarin. Ternyata lo cuma pura-pura sakit biar bisa nyulik gue" sahut Zara
"Zara bukan gitu. Gue bisa jelasin semuanya sama lo Ra"
"Alahh. Apa lagi yang mau lo jelasin Ndah. Ini semua itu udah jelas kalau lo nyulik gue! Gue gak mau lihat lo lagi. Sekarang lo yang pergi atau gue yang pergi"
"Ndah. Gue gak mau. Gue mau jelasin dulu sama lo"
"Oke. Udah jelas lo gak mau pergi. Ren kita pergi aja sekarang" ketus Zara
Zara pergi meninggalkan Indah sendirian di hutan diikuti dengan teman-temannya. Perasaan Zara saat ini sedang kacau. Dia tak percaya kalau ternyata Indah pelakunya.
Sementara itu, Indah menangis terisak-isak lagi di hutan. Dia sendirian. Sekarang dia tidak di percaya lagi sama teman-temannya
"Sebenarnya gue salah apa, sampai gue di fitnah kayak gini" gumam Indah sambil menangis
*Zara POV
Zara sudah sampai di rumah dan diantar oleh Rendy dan juga teman-temannya. Zara masuk ke dalam rumah. Ia segera membersihkan diri kemudian makan. Karena tadi pagi, dia belum sempat sarapan.
"Bibi!" panggil Zara
"Ada apa non?"
"Mm. Bibi hari ini masak nggak?" tanya Zara
"Bibi tadi masak sup ayam dan opor ayam non. Kalau non Zara mau makan, biar Bibi ambilkan saja non"
"Gak usah Bi. Aku ini udah besar biar aku aja ambil sendiri di meja makan. Makasih ya bi udah dimasakin"
"Sama-sama non"
Zara menikmati makanan buatan Bibi. Karena menurut Zara masakan Bibi itu rasanya hampir mirip dengan masakan Mamanya. Lagi-lagi Zara teringat orangtuanya. Tak terasa Zara menitikkan air mata karena dia sudah sangat rindu dengan orangtuanya dan juga adiknya Lutfi.
"Kalian di sana apa kabar. Zara kangen sama kalian. Zara disini hampa tanpa kalian. Rumah ini terasa sepi kalau gak ada kalian" gumam Zara
"Maaf non saya mengganggu. Tadi ada surat di depan. Kayaknya Mama non Zara mengirimkan surat untuk non" jelas Bibi sambil menyodorkan surat
Zara membuka surat yang di berikan Bibi padanya. Dan memang benar itu dari Mama
Zara. Maafin Mama ya nak. Kami semua belum bisa pulang. Sebarnya besok itu kita mau pulang. Tapi Ayah kamu ada kerjaan mendadak disini. Sekitar 1 bulan. Jadi kita baru bisa pulang ke rumah bulan depan. Maafin Mama ya nak. Jaga diri kamu baik-baik di sana.
Love,
Mama---
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Me Softly [END]✔
Jugendliteratur"Cinta memang rumit, namun jika tanpanya mungkin hidupku hanya sebuah hitam putih tanpa warna." author.