2.Hari Pertama Ditinggal

188 27 4
                                    

Tidak perlu menyalahkan masalalu,
Masalalu memang ada,
Tapi layaknya hanya kita kenang,
Dan tidak perlu kita ulangi,
Jadikan itu sebagai pelajaran.

***

Hari ini adalah hari dimana Zara harus menjaga Lutfi dan rumahnya. Pagi ini Zara harus mengantarkan Lutfi ke sekolah. Untung saja Zara ada jadwal masuk siang, jadi Zara masih bisa mengantar adiknya ke sekolah.

"Lutfi! Cepetan turun kita sarapan, nanti keburu telat!" teriak Zara.

"Iya kak, sebentar!" jawab Lutfi sambil menuruni tangga.

"Wihh, tumben kakak masak. Emang bisa yaa... " ledek Lutfi sambil tertawa.

"Enak aja, walaupun kakak jarang masak, tapi kakak masih bisa masak sedikit-sedikit. Daripada jajan yang nggak sehat." jelas Zara.

"Udah cepet sarapan, habis itu kakak antar ke sekolah."

"Ay ay captain!" jawab Lutfi.

Lutfi segera menghabiskan sarapan yang sudah disiapkan oleh kakak tercintanya. Setelah semua sarapannya habis, Zara segera mengantarkan Lutfi berangkat ke sekolah mengendarai mobil yang sengaja ditinggal mama dan ayah untuk keperluan Zara dan Lutfi.

"Lutfi belajar yang bener, jangan bandel oke?" tegas sang kakak.

"Iya kak."

Zara ingin kembali ke rumah, tetapi di depan sekolah Lutfi dia hampir saja menabrak cowok yang juga mengantarkan adiknya ke sekolah dengan mengendarai motor.

"Woy! Bawa mobil yang bener dong, kalau belum bisa nyetir ga usah sok-sokan bawa mobil!" teriakan lelaki itu.

Zara turun dari mobil dan mengecek keadaan mobilnya. Ternyata masih baik-baik saja.

"Siapa juga yang suruh bawa motor kebut-kebutan!" protes Zara tak mau kalah.

"Eh, lo kan cewek kemarin yang nabrak gue di Cafe, wah parah. Kenapa gue harus ketemu lo lagi?"

"Lo lagi ya ternyata! Kalo ketemu lo, bawaannya gue sial tau nggak! Untung mobil gue gak lecet, coba kalo lecet. Lo mau ganti? Haa!"

"Dasar cewek aneh, manja pula!" gumam lelaki itu.

"Jaga baik-baik omongan lo!"

Seketika Zara mengamati wajah lelaki itu, dia berfikir bahwa ia mengenali wajahnya, dan seperti tidak asing baginya. Dan setelah lama berfikir, Zara pun kaget. Karena lelaki itu adalah mantan pacarnya waktu SMA yang bernama Doni.

"Lo Doni bukan sih?" tanya Zara dengan to the point.

"Emangnya kenapa kalo gue Doni? Lo kenal? Emang ya, gue itu terkenal haha." jawab Doni terkekeh.

"Lo lupa ya sama gue. Gue Zara, temen lo SMA"

Temen? Ya, Zara hanya canggung untuk mengatakan bahwa dia adalah mantan pacarnya.

"Ohhh! Pantes kalo gue ketemu lo, bawaannya gue sial mulu." protes Doni.

"Apaan! Lo aja yang gak pakai mata kalo kemana-mana!" teriak Zara tak mau kalah.

"Udahlah. Gue sibuk. Gue gak mau ada urusan lagi sama lo. Bye!" teriak Zara sambil masuk ke dalam mobilnya.

Doni hanya mematung. Dia ingat betul kejadian saat SMA, dia dulu meninggalkan Zara. Karena dia tertarik dengan cewek lain. Ya bisa dibilang Doni itu playboy.

-ZARA POV-

Zara sudah di rumah. Dia masih kesal dengan kejadian di depan sekolah Lutfi tadi. Dia ketemu dengan Mantan yang sangat di benci oleh Zara. Kenapa harus dia yang di temui. Untuk meluapkan kekesalannya. Dia pun telfon Indah.

Tutt... Tut...

"Halo? Tumben lo ra telfon gue. Ada apaan?"

"Gini ya, ya kali masa gue tadi habis antar adik gue ke sekolah, terus gue ketemu sama Doni."

"Doni mantan lo waktu SMA itu?"

"Iya, udah gitu dia tuh makin tengil tau nggak. Gue rasa dia masih playboy. Bahkan mungkin lebih playboy." jawab Zara dengan kesal.

"Udah jangan gitu. Ntar lo cinta lagi sama dia hahaha... " jawab Indah terkekeh.

"Ih apaan. Amit-amit dah gue suka sama dia lagi. Gak bakal dan gak akan pernah!"

"Ya udah. Kalo gitu gue mau pergi dulu sama pacar gue. Bye Zara. Maaf gak bisa lama-lama telfon."

Ya, Indah emang gitu kalo udah sama pacarnya. Sahabatnya sendiri pun bisa di lupain.

Siang ini Zara berangkat ke kampus. Karena ada jadwal siang hari ini. Mood dia dari pagi memang tidak baik, karena bertemu dengan Doni.

Zara memarkirkan mobilnya di parkiran, yang sudah ramai. Banyak motor dan mobil yang ada, tandanya sudah banyak mahasiswa lain yang datang.

"Indahhh!!!" teriak Zara dari parkiran.

Zara lari tergesa-gesa ingin menyusul Indah yang ada di dekat kantin.

"Lo tuh, keseringan teriak-teriak ya. Gak capek apa?" gerutu Indah.

"Ya lagian lo mau ke kantin gak ajak-ajak gue." protes Zara.

"Yaudah ayo ke kantin bareng. Gue juga sendiri aja nih."

Mereka berjalan ke kantin, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kelasnya.

"Hari ini gue aja yang traktir."

"Beneran lo ra! Wihh sering-sering dong gini! Jadi gue bisa irit hahaha... " jawab Indah sambil tertawa.

"Giliran gue traktir aja semangat lo." gerutu Zaram

Zara membawa 2 mangkok bakso dan 2 gelas jus jeruk kesukaan mereka.
Indah memakannya dengan santai. Berbeda dengan Zara yang memakannya dan merasa tidak enak. Karena dia dari pagi sebenarnya sangat pusing dan tidak enak badan.

"Zara? Are you okay?" tanya Indah.

"Gakpapa, gue cuma pusing aja. Paling sebentar lagi juga sembuh."

"Gue anter ke UKS aja ya."

"Gak usah. Bentar lagi gue mau masuk ke kelas. Sebentar lagi dosennya juga masuk ke kelas."

"Yaudah. Jaga baik-baik tu kepala." jawab Indah terkekeh.

Zara berjalan sendiri ke kelas. Karena Indah tadi ada janji dengan pacarnya. Ketika Zara mau sampai ke kelas, tiba-tiba badan Zara lemas dan pandangannya kabur.

Brukk!

Killing Me Softly [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang