-Happy Reading!-
Di hari selanjutnya akhirnya Rendy dan Indah bersiap-siap untuk melanjutkan misinya untuk mencari siapa penculik Zara yang sebenarnya. Rendy dan Indah mencari sosok preman yang dulu pernah mereka temui, tetapi tidak berjumpa hingga Rendy dan Indah sudah kuwalahan mencarinya. Mereka memutuskan untuk istirahat sambil mengisi perut mereka di Cafe.
"Huhh.. Capek juga ya kita nyariin preman seharian gak ketemu" gerutu Indah
"Katanya lo mau nunjukkin ke Zara kalau lo bukan pelakunya, kok lo malah nyerah sih" jawab Rendy
"Bukannya gue nyerah ya Ren, gue cuma bilang kalau gue capek" bela Indah
"Huh dasar, emang ya wanita itu gak pernah salah" gumam Rendy tetapi masih terdengar oleh Indah
"Dih.. Apaan lo" saut Indah
Sembari menikmati makanan, Indah tak sengaja melihat sosok preman sedang berdiri di depan Cafe. Lalu, Indah mengatakan pada Rendy
"Ren, cepetan lo lihat ke arah luar. Cepet!"
"Apasih ndah" jawab Rendy sambil menengok arah luar
"Eh.. Itu kan" saut Rendy lagi
"Iya! Itu premannya udah jangan banyak bicara lagi. Kita ikutin dia, jangan sampai ketinggalan jejak"
"Siap bos"
Di sisi lain mereka yang sedang membuntuti preman tersebut, ada Reva dan Dina sedang menjalankan aksi untuk mencelakai Zara.
"Jadi gimana nih Din, apa ide lo" tanya Reva pada Dina
"Kalau orang lain gak bisa gue andalin buat nyingkirin Zara. Maka gue terpaksa maju dengan tangan gue sendiri" jawab Dina
"Hah maksud lo gimana?" tanya Reva semakin bingung
"Tenang aja lo tinggal ikutin rencana gue" jawab Dina dengan senyum smirk
Untuk menjalankan perintah dari Dina, akhirnya Reva mengajak untuk bertemu Zara di belakang kampus dekat gedung yang lama tidak digunakan. Awalnya Zara ragu untuk menerima ajakan Reva, tetapi Zara juga penasaran sebenarnya ada apa. Jadi Zara memutuskan untuk bertemu dengan Reva di belakang kampus.
"Mana sih Reva kok gak ada" gerutu Zara sambil menelpon Reva
"Duh.. Mana gak diangkat sama Reva. Jangan-jangan gue di kerjain sama Reva, lagian ngapain juga ya Reva ngajak gue kesini, aneh banget tuh anak"
Belum lama Zara berdiri di belakang kampus tiba-tiba dari belakang Dina membius Zara supaya tak sadarkan diri dan dibawa ke gedung lama belakang kampus.
"Haha mampus lo. Tinggal kita tungguin aja sampai dia sadar, baru kita habisi"
"T-tapi lo yakin Din? Kalau kita ketahuan gimana dong? Kan bisa bahaya di kita juga" jawab Reva
"Aduh lo apaan sih, kalau lo takut mending pulang deh, daripada lo bikin gue tambah pusing"
"I-iya deh, maafin gue Din"
Kembali ke Rendy dan Indah yang tadi membuntuti preman yang di cari mereka. Akhirnya mereka bisa mengikuti jejak preman tersebut sampai markasnya. Dan preman tersebut menyadari akan kehadiran Rendy dan Indah. Lalu preman tersebut menghampiri Rendy dan Indah yang ada di dalam mobil
"Heh siapa lo! Turun gak!"
"Ren, gue takut" rintih Indah
"Tenang aja, gue disini ndah, sekarang kita hadapi dengan kepala dingin"
"Woy cepet keluar kalau gak mau mobil lo gue rusakin"
"Iye bang santuy aja kenapa. Kalem gitu lo" Jawab Rendy sambil keluar dari mobil
"Siapa lo berani ngikutin gue? Punya masalah lo sama gue?""Gini ya bang, kita tuh ngikutin abang pasti ada sebabnya. Abang pasti ingetkan sama Indah temen saya ini"
"G-gak gue gak kenal" jawab preman tersebut sambil berpura-pura tidak tahu
"Gak mungkin, jujur aja deh bang
Daripada gue telponin polisi, gue gak bakalan laporin kejahatan abang kemarin ke polisi kalau abang bisa jujur siapa yang nyuruh abang buat nyulik Zara" saut Rendy"Iya bener. Dan kita juga punya bukti kuat kalau abang yang nyulik Zara" jawab Indah
"Gini ya.. Gue gak bakalan ngelakuin hal tersebut kalau gak disuruh sama bos gue. Tapi kalau kalian maksa buat gue kasih tau siapa orang itu gue bakal kasih tahu ke kalian. Dengan syarat lo jangan laporin gue ke polisi" jawab preman tersebut
"Oke. Gue setuju" jawab Rendy sembari mengulurkan tangan untuk berjabat tangan
Preman tersebut membalas jabatan tangan Rendy dengan artian bahwa mereka sepakat untuk tidak melaporkan ke polisi"Nih. Gue kasih tau kalian lewat fotonya aja biar kalian percaya" jawab preman tersebut sambil menunjukkan foto Dina
"Apa!!!" saut Rendy dan Indah
"Jadi Dina yang udah nyuruh lo?" tanya Rendy
"Iya, sesuai dengan fotonya ini" jawab preman tersebut
"Ren. Perasaan gue gak enak, gimana kalau sekarang Zara diculik lagi sama Dina Ren" rengek Indah sambil menangis
"Udah-udah jangan nangis ndah. Kita ke rumah Zara sekarang buat mastiin Zara ada di rumah. Makasih ya bang kita balik dulu"
Rendy dan Indah menuju ke rumah Zara dengan keadaan was-was dan khawatir akan keadaan Zara. Disisi lain Indah menelpon Doni untuk pergi ke rumah Zara juga, karena perasaan Indah yang sudah tak karuan khawatir tentang Zara.
--
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Me Softly [END]✔
Roman pour Adolescents"Cinta memang rumit, namun jika tanpanya mungkin hidupku hanya sebuah hitam putih tanpa warna." author.