Setelah perbincangan Zara,Indah,dan Rendy dengan keluarga Doni mereka bertiga bergegas untuk pulang.
"Yaudah Tante,Om kami pamit pulang dulu ya. Udah sore nih soalnya" jelas Rendy
"Lho... Kok buru-buru, yaudah kalau gitu gapapa. Hati-hati ya di jalan. Makasih lo udah nemenin Doni" sahut Mama Doni
"Dina, gue balik dulu ya. Makasih udah mau temenan sama gue." jelas Zara.
"Iya, Ra. Gue makasih juga, lo mau jadi temen gue." jelas Dina.
Setelah berpamitan pulang dan keluar dari rumah Doni. Rendy ingin berbicara dengan Zara.
"Ra. Tunggu bentar, gue mau bicara sama lo dulu"
"Ada apa Ren?" tanya Zara pada Rendy
"Ini, orang tua gue telpon. Katanya lo suruh tidur rumah gue aja. Kan lo juga di rumah sendiri. Jadinya, gapapa dong lo nginep rumah gue." jelas Rendy.
"Mmm. Yaudah deh, gapapa. Ini juga orang tua lo yang nyuruh, gue gak enak kalau nolak permintaan Om David dan Tante Rana." jelas Zara.
"Makasih, Ra."
"Oh iya... Indah, maaf ya. Gue bareng Rendy aja. Lo gapapa kan sendiri?" tanya Zara.
"Gapapa kali, Ra. Gue ini juga mau ketemu sama pacar gue kok." sahut Indah.
Zara dan Rendy naik ke dalam mobil. Dan mereka berdua hanya hening, tak ada percakapan. Dan akhirnya Rendy tanya ke Zara dulu.
"Ra... Lo sama Doni sebenarnya ada apa sih?" tanya Rendy.
"Mmm. Gue gak mau bahas Doni dulu. Gue belum bisa cerita ke lo. Maaf ya, Ren."
"Ohh... Yaudah gapapa, Ra."
"Udah sampai nih, Ra. Turun yuk."
"Iyaa."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Eh Zara. Tante kira kamu gak kesini." sahut Mama Rendy.
"Kesini kok, tante. Lagian Zara juga sendiri di rumah." jelas Zara.
"Kamu udah makan? Tante masak nasi goreng sama ayam lo tadi. Makan yuk."
"Iya, tante. Makasih ya"
"Kamu kalau kesini gak usah sungkan-sungkan. Tante udah anggap kamu anak tante sendiri"
"Iya, tante. Ngomong-ngomong Om David kemana?" tanya Zara.
"Om David baru ada kerjaan di kantor. Tadi katanya sih lembur, jadi pulangnya agak malem deh. Oh iya, Papa sama Mama kamu ke Paris berapa lama?"
"Katanya sih 3 bulan, tante."
"Lama yaa. Yaudah kamu sering-sering main kesini aja."
"Iya, tante. Oh iya tante, aku nanti tidur dimana ya?"
"Kamu nanti tidurnya di samping kamar Rendy. Di sana kamar khusus tamu. Tenang aja, Rendy gak bakal macem-macem kok sama kamu. Hehe... "
"Iya, tante." sembari menyunggingkan senyum.
"Yaudah tante aku masuk kamar dulu ya, aku capek nih."
"Yaudah gapapa. Istirahat ya."
Malam ini menunjukkan pukul 21.00 dan Zara masih belum tidur. Dia dari tadi hanya bermain hp di kamar saja. Dan ia memutuskan untuk tidur.
Kringg... Kring...
Seperti biasa, Zara membunyikan alarm pukul 04.30 untuk sholat subuh.
Setelah sholat subuh dia turun ke dapur untuk membantu Tante Rana membuat sarapan
"Pagi, Tante!" sapa Zara.
"Pagi juga, Zara. Udah bangun kamu jam segini?" sahut Mama Zara.
"Iya, tante. Sengaja mau bantuin tante masak, hehe... "
"Wah... Yaudah nih, bantuin sini. Tante masak sayur sama goreng ayam."
Setelah Zara dan Mama Rendy memasak. Mereka menyiapkan sarapan di meja makan.
"Wah. Enak nih masakannya"
"Iya dong, Pa. Kan dibantuin sama Zara tadi masaknya." sahut Mama Rendy kepada Papa Rendy.
"Makasih ya, Ra"
"Sama-sama om."
"Nihh Ren, kalau cari cewek itu yang kaya Zara ya." usil Papa Rendy
"Apaan sih, Pa. Udahlah kita sarapan aja yuk. Rendy laper."
"Gue ambilin ya." sahut Zara.
"Ohh. Makasih, Ra" sembari memberikan senyum kepada Zara
"Andai aja, suatu saat lo bisa giniin gue setiap hari, Ra." batin Rendy.
"Udah selesai nih. Zara, nanti pulangnya di antar sama Rendy ya?" tanya Mama Rendy.
"Iya, tante. Makasih banyak ya. Maaf kalau Zara ngerepotin."
"Nggak ngerepotin kok. Justru tante seneng, kamu bisa nginep di rumah tante."
"Yaudah kalau gitu, Zara pamit pulang ya tante."
"Iya. Hati-hati ya sayang."
Zara masuk ke mobil Rendy. Rendy menyetir mobil sambil melihat wajah Zara tanpa sepengetahuan Zara. Dia sangat bahagia karena Zara bisa dekat dengan keluarganya.
"Oh iya, Ren. Nanti mampir di supermarket ya."
"Siap kapten!"
"Hahaha. Apaan sih lo."
"Udah sampai nih, tuan putri mau di bukain pintunya?"
"Udah gak usah. Bercanda lo garing deh."
"Yaudah. Gue tunggu sini ya."
"Oke."
Saat ingin membayar belanjaan Zara. Dia bertemu dengan Dina yang juga ingin membayar belanjaan di Supermarket.
"Eh, Zara. Apa kabar lo?" tanya Dina
"Baik kok, Din. Lo belanja sama siapa kesini?"
"Sendiri aja. Oh iya ini gue bayarin aja. Ini sebagai tanda terimakasih gue ke lo, karena lo udah mau jadi temen gue."
"Aduh ngerepotin. Gak usah deh."
"Gapapa kali, Ra. Udah gue aja yang bayar."
"Makasih, Dina."
"Mmm, Ra? Gimana kalau Lusa kita jalan-jalan ke taman bareng? Lo gak ada kelas kan?"
"Gak ada sih. Oke deh, nanti kita jalan-jalan ke taman. Gue juga gak ada kegiatan di rumah."
"Makasih, Ra"
"Sama-sama, Dina"
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Me Softly [END]✔
Teen Fiction"Cinta memang rumit, namun jika tanpanya mungkin hidupku hanya sebuah hitam putih tanpa warna." author.