Zara langsung meninggalkan rumah Indah. Ia pun bergegas pulang ke rumah."Bagus Ra, sekarang lo ga punya siapa-siapa lagi di hidup lo. Keluarga lo sibuk dengan urusannya sendiri. Sahabat lo bahkan ga peduli sama hidup lo. Dan Doni? Gue udah ga mau mikirin dia. Cuma Rendy yang tulus sama gue." gumam Zara saat mengendarai mobil.
Zara mengendarai mobil dengan pikiran yang entah kemana dan membuatnya tidak konsentrasi dalam mengendarai mobil. Saat dia ingin belok dari perempatan. Tiba-tiba mobil Zara tertabrak mobil di depannya.
Duar!!!
Orang-orang di sekitar langsung mengerumuni kecelakaan tersebut. Dan saat ini Zara tidak sadarkan diri.
"Wahh. Ini harus di bawa ke rumah sakit. Dan kita harus hubungi keluarga mereka" saran salah satu warga sekitar.
"Yaudah. Kita telepon saja keluarganya."
Kebetulan, Hp Zara tidak di kasih password. Karena di dalamnya tidak ada apa-apa, jadi Zara merasa santai saat hpnya tidak di kasih password.
"Assalamualaikum bu." bicara salah satu warga yang menelpon Mama Zara.
"Waalaikumsalam. Maaf ini siapa ya, kok hp nya Zara..."
Belum selesai Mama Zara melanjutkan bicaranya, warga tersebut memotong pembicaraan Mama Zara.
"Maaf bu, anak Ibu mengalami kecelakaan dan ini akan di bawa ke Rumah Sakit Medika." jelas warga tersebut.
Pyarr!!
Hp Mama Zara pun terjatuh, seketika tubuh Mama Zara melemas dan Mama Zara menangis dan akan menyusul ke Rumah Sakit.
"Suster! Dimana Zara anak saya di rawat?" tangis Mama Zara pecah.
"Tenang bu, anak Ibu di tempatkan di ruang IGD. Karena kondisi anak Ibu lumayan parah." jelas suster tersebut.
"Sabar Ma, Zara pasti sembuh." kata Ayah Zara menenangkan.
Mama Zara, Ayah Zara, dan Lutfi adiknya menunggu di depan ruang IGD.
"Gimana Dok, keadaan anak saya?" tanya Ayah Zara.
"Maaf Pak. Anak bapak dalam keadaan koma dan belum sadarkan diri."
"Tolong sembuhkan anak saya dok, bagaimanapun caranya."
"Saya akan berusaha pak."
"Oh iya, bapak boleh masuk ke dalam untuk menemui pasien. Tapi di mohon jangan terlalu berisik. Karena pasien memerlukan istirahat total." jelas sang Dokter.
"Terima kasih Dok."
"Zara. Maafin Mama ya nak. Mama sama Ayah terlalu sibuk sehingga gak pernah urusin kamu hiks..hiks..hiks... "
"Udah Ma, kita berdoa aja semoga kakak cepet sembuh." jelas Lutfi.
"Ayah tadi menelpon keluarga Rendy. Mereka akan kesini untuk menjenguk keadaan Zara. Ayah juga mau mengurus biaya Rumah Sakit dulu."
"Iya yah." sahut Lutfi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Me Softly [END]✔
Teen Fiction"Cinta memang rumit, namun jika tanpanya mungkin hidupku hanya sebuah hitam putih tanpa warna." author.