"Lo Ra ternyata, cuihh tau gini gue gak usah ikut turun buat ketemu sama lo." bentak Doni.Perlakuan Doni terhadap Zara, membuat Dina merasa bingung. Apa sebenarnya masalah mereka hingga Doni membentak Zara.
"Kayaknya situasi kayak gini bisa gue manfaatin buat ngancurin hidup Zara." batin Dina.
"Udah sayang, gak usah di urusin. Yuk kita pulang aja." ucap Dina.
"Apa-apaan ni anak main panggil gue sayang seenak jidat." batin Doni.
Tanpa berpikir panjang, Dina meraih tangan Doni dan masuk ke dalam mobil. Meninggalkan Zara seorang diri.
"Ternyata lo lebih playboy dari yang dulu Don. Sehari udah ganti pacar berapa kali tuh." tanya Zara kecut pada dirinya sendiri.
Zara pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah Indah.
"Assalamualaikum Indahh" sembari Zara memencet bel rumah milik Indah.
"Waalaikumsalam, eh nak Zara. Ada apa kesini?" jawab Mama Indah.
"Zara mau nyari Indah tante. Indahnya ada?"
"Ohh. Indah baru keluar sama pacarnya. Sebentar lagi pasti pulang kok. Tunggu di dalem rumah sini yuk." ajak Mama Indah.
"Iya tante."
"Enak banget ya jadi Indah. Pacarnya pengertian. Orangtuanya selalu ada buat dia." batin Zara.
Tak lama kemudian Indah datang ke rumahnya.
"Assalamualaikum. Ehhh, Zara lo udah dateng. Kok gak ngabarin gue?" tanya Indah.
"Nggak. Takut gue ganggu lo aja." ketus Zara.
"Btw, pacar lo mana?" tanya Zara
"Ohh. Pacar gue tadi langsung balik." jawab Indah.
"Ada apa lo. Tumbenan kesini?" tanya Indah.
"Emang gak boleh ya gue ke rumah lo. Gue ganggu lo ya, kalau gue ke rumah lo sekarang."
Mood Zara memang sedang kacau dari dia jumpa Doni saat di jalan.
"Enggak Ra. Kok lo gitu sih sama gue. Salah gue apa coba." tanya Indah baik-baik.
"Harusnya gue yang tanya. Lo itu kenapa! Kemana aja lo, pas gue butuh lo. Lo malah pergi sama pacar lo. Gue selama ini udah sabar sama sikap lo yang lebih mentingin pacar daripada sahabat. Cuihh egois banget sih."
"Ra.. Gue tau lo ada masalah. Kalau ada masalah cerita sama gue! Bukannya lo marahin gue buat lo jadiin pelampiasan." jawab Indah tak mau kalah.
"Okee. Sekarang gue tau, lo itu sebenarnya udah males apa bosen temenan sama gue. Iya kan!!!" bentak Zara.
"Ra. Lo tuh kenapa?!"
"Lo yang kenapa. Udah gue mau balik aja ke rumah. Satu lagi, gue muak ketemu sama lo. Percuma gue cerita sama lo, kalau lo aja males dengerin cerita gue dan lebih mentingin pergi sama pacar lo." pekik Zara.
"Okee. Gue juga males ketemu sama lo. Lo itu terlalu naif. Lo cuma mikirin gimana supaya lo bahagia. Tapi lo gak mikir gimana sahabat lo bahagia atau nggak." jawab Indah sembari meninggalkan Zara di ruang tamu.
"Gue nyesel kenal sama lo semua!" teriak dalam hati Zara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Me Softly [END]✔
Fiksi Remaja"Cinta memang rumit, namun jika tanpanya mungkin hidupku hanya sebuah hitam putih tanpa warna." author.