23. Happy Birthday

51 7 0
                                    


Saat ini waktu menunjukkan pukul 23:00. Bibi dan Rendy sudah bersiap-siap untuk menjalankan rencananya termasuk semuanya yang ikut merencanakan di rumah Rendy. Zara kini sudah terlelap tidur di kamarnya. Tiba-tiba Rendy mematikan aliran listrik di rumah Zara. Dan saatnya Bibi beraksi.

"Non! Non! Non Zara! Bangun Non! Cepetan" teriak Bibi sambil menggedor-gedor pintu kamar Zara

"Ayo Non bangun!" teriak Bibi lagi, karena Zara kini belum bangun juga

"Hmm. Apaan sih Bi, aku masih ngantuk" jawab Zara sambil mata masih terpejam

"Cepetan non bukain pintunya dulu, ini gawat darurat!"

"Iya iya.. Huaaaaa" kaget Zara saat membuka matanya

"Bibi. Ini kenapa gelap semua, apa Zara gak bisa lihat"

"Ishh. Ini tuh mati semua listrik di rumah non. Makanya bukain pintunya" jelas Bibi

"Iya iya. Aku cari senter aku dulu" jawab Zara sambil meraba-raba meja kamar Zara. Dan akhirnya senter Zara ketemu juga

Ceklek.

Zara membuka pintu kamar Zara. Tepat di depan mata Zara ada Bibi. Dan berhasil membuat Zara terpelonjak kaget

"Aaaaaaaa" teriak Zara

"Eh si non. Ini saya Bibi" jelas Bibi

"Lagian Bibi ngagetin aja"

"Ini gimana non. Kenapa bisa mati semua ya listrik di rumah"

"Ini sih paling aliran listriknya mati. Udah Bibi nyalain aja deh. Tapi aku ikut ya bi, aku takut kalau sendirian"

"Eh. Jangan non. Bahaya, non lebih baik duduk di ruang tamu yang lebih aman. Bibi tinggal dulu ya" sambil lari turun ke tangga menggunakan senter dan meninggalkan Zara

"Ish. Bibi apaan sih, aku ditinggal sendirian" gerutu Zara sambil menuju ruang tamu

Saat Zara duduk di ruang tamu. Hawa dingin mulai merasuki tubuh Zara. Hingga membuat bulu kuduk Zara merinding. Zara mulai ketakutan dia mulai memanggil-manggil Bibi yang daritadi tak kunjung datang lagi.

"Bi.. Bibi.." panggil Zara serak

Tiba-tiba Zara melihat bayangan putih lari ke atas melewati tangga. Zara terpelonjak kaget, dia tetap tenang. Dia tak mau gegabah, bisa saja itu hanya halusinasi Zara saja.

Setelah melihat bayangan putih. Kini ada sosok wanita menyeramkan datang dari arah dapur menuju ruang tamu. Wanita itu memakai kain putih dan rambut dibiarkan terurai di depan wajahnya. Zara kini sudah mulai ketakutan. Badannya panas dingin, keringat bercucuran di tubuh Zara. Padahal ini sangatlah dingin. Zara tak berani berteriak.

Tik.. Tok..

Tik.. Tok..

Jarum jam berbunyi terus, dan saat ini menunjukkan pukul 00:00. Dan tiba-tiba..

"Jeng! Jeng! Jeng! Selamat ulang tahun Zara!" ucap mereka semua

"Apa-apaan kalian. Kalau mau kasih surprise tuh jangan yang nakutin dong. Untung aku gak pingsan tadi, coba kalau aku pingsan" gerutu Zara

"Gimana Mama, aktingnya bagus kan buat nakut-nakutin kamu" tertawa Mama Zara pecah

"Gak sama sekali" jawab Zara ketus karena masih kesal

"Maafin Mama dehh. Hehe"

"Yaudah deh gakpapa" jawab Zara sembari memeluk Mamanya

"Selamat ulang tahun ya sayang. Semoga kamu sehat selalu, semoga cepat ngenalin calon mantu Mama ya" canda Mama Zara

"Ish. Apaan sih Ma" gerutu Zara

"Ayo dong. Tiup lilin dulu" sahut Rendy

"Iya. Makasih ya" jawab Zara

Setelah tiup lilin. Semua bertepuk tangan. Dan Mama Zara mengajak semuanya untuk makan ke meja makan.

"Yaudah. Ayo semua makan malam. Udah tante siapin lo, ini ada banyak makanannya" ajak Mama Zara

"Ayo kak makan. Lutfi laper nih" ajak Lutfi sambil menarik tangan Zara

"Ayo. Kakak kangen deh sama kamu"

"Lutfi juga kangen sama kakak"

Waktu menunjukkan pukul 00:30. Mereka semua makan di meja makan rumah Zara. Mereka menikmati makanan sambil bersenda gurau. Saat ini Zara sedang bahagia karena dia bisa berkumpul pagi dengan keluarganya.

Setelah menikmati makan malam. Mereka semua melihat film bergenre horor di rumah Zara. Mereka semua terlihat tegang. Hingga saat itu Zara tak sengaja memeluk Doni yang tepat ada di sebelahnya, karena kaget dan ketakutan. Saat itu pula, Rendy tidak suka melihatnya. Tapi apalah daya, dia hanya teman Zara.

"Kenapa gue gak suka lihat Zara sama Doni, padahal mereka cuma temen. Dan kenapa gue possesive banget jadi cowok" batin Rendy

Disela-sela melihat film horor. Tiba-tiba Mama Zara mempunyai ide untuk mengajak mereka semua liburan ke puncak. Ya anggap saja, sebagai Pajak Ulang Tahun Zara. Dan ini adalah momen yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga.

"Anak-anak. Tante punya penawaran nih. Gimana kalau kita besok liburan ke puncak. Nanti kita nginep di villa Ayahnya Zara. Kebetulan di sana juga lagi kosong, jadinya cukup kalau buat ramai-ramai. Mama Papa Rendy diajak juga ya. Sekalian ngomongin bisnis, hahaha. Nanti biar biayanya semua Ayahnya Zara yang nanggung" ajak Mama Zara

"Wahh. Rendy setuju tante. Pasti seru, ya nggak Don" sahut Rendy

"Iya bro. Udah lama kita nggak ke puncak" jawab Doni

"Lo ikut gak Din?" tanya Zara pada Dina.

"Mm. Kayaknya gue gak bisa deh Ra. Biar adik gue Doni aja yang ikut, gue ada urusan bisnis sama temen gue besok selama 2 hari. Maaf banget ya. Sebenarnya gue mau liburan sama lo" jelas Dina

"Ihh. Mending gue di rumah aja. Males liburan sama lo" batin Dina

"Yaudah Ra. Gakpapa. Kan juga demi kebaikan Dina, ada bisnis jangan ditolak. Hehe" sahut Mama Zara

"Iya tante" jawab Dina

"Yah. Padahal gue pengen liburan sama lo Din" sahut Zara

"Maaf ya Ra"

"Yaudah deh gakpapa kok"

Saat itu pula ada notif di Handphone Zara. Ternyata itu adalah chat dari Indah. Teman Zara, dulu.

Indah

Happy birthday Zara. Semoga panjang umur. Kamu udah besar, doa sendiri ya. Nanti aku amin i. Maaf aku gak bisa datang kesana. Karena aku tau, kamu masih marah sama aku. Sebenarnya gue gak ngelakuin semua itu. Lo cuma salah paham. Tapi gakpapa, seiring berjalan waktu gue bakal buktiin sama lo kalau gue gak bersalah. Love u my friend.

---

Killing Me Softly [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang