Inginku menanyakan siapa wanita yang ada di foto itu bersama Affan ketika dia pulang nanti, kalau memang itu kekasihnya mengapa dia mau menikahiku?
"Ahh sudahlah, itu tidak penting sama sekali" aku segera mengakhiri fikiranku tentang foto di kamar itu
Aku tak lagi memikirkan foto itu, toh apa urusanku dengan foto itu, tujuan utamaku hanyalah menjadi istri yang baik untuk suamiku agar dia tidak menceraikanku karena jika dia menceraikanku maka musnah sudah harapanku untuk melanjutkan cita-citaku.
Membersihkan seluruh ruangan di rumah mungil ini membuat tenagaku terkuras, aku memang tidak biasa membersihkan rumah karena di rumahku kami mempunyai seorang asisten rumah tangga untuk mengerjakan segalanya, tapi disini aku tidak boleh bermalas-malasan.
Aku duduk di depan TV sambil menunggu Affan pulang, perutku sangat lapar tetapi takut keluar rumah untuk membeli makanan karena tempat ini masih asing bagiku.
"Aku telfon saja dia, agar segera pulang bisa mati kelaparan aku disini sendirian" gumamku sambil memegang perutku yang dari tadi sudah membunyikan alarmnya
"Ah dasar bodoh, akukan tidak punya nomor hpnya" kataku sambil mengetuk kepalaku dengan hp
Ini sudah 3 jam setelah kepergiannya tadi, kenapa dia belum pulang, kenapa dia bisa menelantarkanku seperti ini.
"Ibuuuuuu" aku meringis memegang pertuku, aku memang anak manja.
Apapun yang kurasakan pasti aku menyebut kata ibu entah itu senang, sedih, ataupun kaget sekalipun.Hampir 30 menit aku menahan sakit perutku akhirnya Affan pulang dengan 2 kantong plastik berisi makanan.
Setelah makan aku mencuci piring yang kami gunakan untuk makan siang sedangkan Affan masuk ke dalam kamar untuk istirahat karena sedari tiba dirumah ini dia belum sempat istirahat sedikitpun.
Baru beberapa menit dia masuk ke dalam kamar, tiba-tiba dia menghampiriku yang masih ada di dapur.
"Dek, kamu jangan salah paham ya.
Dia ini masa laluku" dia menjelaskan tentang foto di kamar itu padaku"Iya tidak apa toh cuma masa lalu juga" aku menjawabnya seraya bersenyum manis lagi pula aku tidak peduli dengan foto itu.
"Oke, kamu ambil wuduh ya kita sholat ashar. Aku mau buang foto ini dulu" ucapnya sambil berjalan menuju ke luar rumah, aku masuk kamar mandi untuk ambil wuduh
Setelah sholat ashar dia memberikan punggung tangannya untuk berjabat tangan, akupun mencium punggung tangan itu. Aku melihat dadanya maju mendekati wajahku dan dia mencium keningku. "Apa ini? Mengapa kepalaku seperti terlepas dari leherku" batinku. Aku langsung menutup wajahku dengan mukenah aku tak peduli dia melihatnya yang pasti sekarang mukaku merah seperti udang rebus karena menahan malu
"Kenapa? Memangnya suami tidak boleh mencium kening istrinya" ucapnya sambil mengangkat tanganku agar dia dapat melihat wajahku
Aku hanya tertunduk sambil mengatur nafasku, "kenapa kau kekanak-kanakan tiwi, walaupun itu ciuman pertama tapi kau tidak boleh bersikap begini pada suamimu" ucapku didalam hati memarahi diriku sendiri
Affan masih duduk didepanku sambil terus menatapku
"Saya paham kalau kamu belum siap Tiwi, tapi saya bersyukur kalau kamu malu berarti saya yang cium kamu pertama kali, iyakan?" Katanya menatapku sambil mengedipkan sebelah matanya
"Jangan lihat aku begitu, nanti air mataku jatuh" kataku sambil mengibas-ibaskan mukenahku dengan tangan
"Uhhh Tiwi, kamu manja sekali ya?
Betul sudah yang ayahmu katakan" jawabnya sambil tertawa gemas"Jangan panggil aku anak manja" jawabku sambil cemberut
"Oke-oke istriku yang paling manja" ucapnya sambil mengelus-elus ubun-ubunku
"Kak, mau makan apa sebentar?" Tanyaku bersemangat, aku ingin memberikan kesan yang baik agar dia nyaman denganku, walaupun sebenarnya aku tidak tau memasak tapi aku punya aplikasi resep di hpku.
"Memangnya kamu bisa masak wi? Pertanyaannya mengiris hatiku dan membuat semangatku hilang.
"Bisalah, jangan melihat orang dari covernya" jawabku sewot karena tidak terima oleh perkataannya
"Oke anak manja eh istri manja, ayo siap-siap kita pergi beli bahannya" ucapnya sambil terus tertawa dan berlalu keluar kamar
"Dasar om-om gila" gumamku sambil menahan tawa
Sesampainya di pasar kami membeli bahan makanan tentunya sambil melihat resep diaplikasi hpku, dia tertawa melihatku tapi tak ingin membuatku kecewa karena tidak menuruti keinginanku.
"Kamu masak sayur wi, nanti aku yang goreng ikannya ya" ucapnya sambil mengeluarkan ikan dari kantong plastik.
Affan lalu mengambil dua celemek dari lemari dapur dan memberikannya satu kepadaku. "Kami terlihat seperti cheff profesional" batinku sambil menahan tawa karena baru kali ini aku menggunakan benda itu
Aku sedang sibuk mencari resep tumis kangkung, yeay akhirnya aku mendapatkannya.
"Kita lihat saja, nanti kamu klepek-klepek merasakan tumis kangkung ajaib ini" batinku sambil senyam-senyum
Kami terus barcanda ketika sedang memasak, dia terus memanggilku dengan sebutan "anak manja" dan aku selalu cemberut ketika dia memanggilku begitu.
Sepertinya kegiatan masak-memasak ini telah membuat kami menjadi akrab.
"Horeee tumis kangkung ajaibku sudah masak" aku berteriak senang bercampur haru karena ini adalah masakan pertamaku, segera aku mengambil hp untuk mendokumentasi masakan pertamaku itu lalu menguploadnya di story whatsappku tak lupa memasang caption "Yuhuuuu, tumis kangkung ajaib ala cheff Tiwi" tak lupa menambahkan emoji tertawa senang.
"Lama betul rasanya, lama betul rasanya" aku terus meneriaki Affan yang masih sementara membuat sambal ikan gorengnya, aku sangat bahagia karena telah mengalahkannya.
"Awas ya kamu, dasar istri manja" katanya dengan nada gemas
Tiba-tiba terdengar suara khas bel rumah berbunyi pertanda ada tamu yang datang
Ting tung, ting tung...
"Kak, ada tamu" aku melihat Affan
"Tolong bukakan dek" katanya sambil terus mencobek sambal
Aku segera beranjak dari tempat dudukku untuk membukakan pintu dan melihat siapa tamu yang datang. Aku memutar gagang pintu yang masih tertutup.
Dan tamu yang datang itu adalah wanita cantik berlesung pipi, wanita yang sama persis dengan seseorang yang fotonya telah dibuang oleh Affan tadi siang.
"Diakan masalalu Affan, mau apa di kesini?" Batinku
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tak Bisa Memberimu Anak✔
RomanceMenikah muda di umur 17 tahun karena perjodohan adalah hal yang tak pernah terbersit di dalam fikiranku. Aku adalah Zeinida Pratiwi Zahman, gadis desa yang baru saja lulus sekolah menengah atas yang akan melanjutkan kuliah di kota Makassar dengan be...