Bab 7 | Pelampiasan

4K 155 1
                                    

"Apa ini? Apa yang mau dia lakukan padaku siang-siang begini? Batinku ketakutan dan menjerit.

"Akhirnya aku mendapatkannya" ucap Affan sambil tertawa dan melepaskan pelukannya dariku.

"Apa?" Tanyaku penasaran sambil mengatur nafas.

"Ulat bulu" katanya santai.

Mendengar itu aku langsung loncat ke atas ranjang, aku memang sangat takut pada ulat bulu.

"Itukan, makanya tadi aku tidak mau bilang ke kamu karena aku tau kalau kamu itu takut sama ulat. Dasar istri manja" ucapnya panjang lebar sambil membuka jendela untuk membuang ulat yang hinggap dibajuku tadi.

"Darimana kamu tahu kalau aku takut sama ulat?" Tanyaku penasaran.

"Dari siapa lagi, dari ayahmulah. Dia mengatakan padaku semua hal tentangmu" ucapnya sambil tertawa menuju ke dapur, mungkin ingin cuci tangan.

"Haisssss tidak adil, kenapa dia mengetahui semua tentangku tetapi aku tak tau apapun tentang dia" ucapku geram sambil memukul-mukul bantal.

"Wi, nanti untuk makan malam kamu mau masak atau kita makan diluar?" Tanyanya yang masuk ke dalam kamar.

Inginku menjawab "AKU TAK INGIN MAKAN" karena rasa jengkelku padanya, tapi aku sudah berjanji untuk jadi istri yang baik untuknya bagaimanapun juga ini kesalahanku yang menolak untuk mengenal dia sebelum pernikahan kami, cara bicaraku harus tenang dan tidak boleh emosi.

"Terserah kakak saja" jawabku sambil memberi senyum termanis

"Benar nih terserah aku" ucapnya sambil memicingkan mata

"Eh apa ini, kenapa ekspresinya harus seperti itu? Alay" kataku didalam hati

"Iya" ucapku singkat

"Aku mau makan kamu" katanya sambil ingin mendekatiku.

"Jangan kak, jangan sekarang" aku merengek seperti anak kecil

"Maksudku aku mau makan sama kamu, bukan makan kamu. Memangnya aku kanibal" katanya sambil tertawa.

"aku mau ambil cas dilaci yang ada dibelakangmu, tolong minggir" sambungnya ketika sudah hampir ada didekatku.

Aku segera mengambil handuk dan bergegas mandi, menghilangkan semua fikiran-fikiran yang menggangguku.

Setelah mandi aku duduk didepan tv, aku tak bisa tidur siang karena Affan sedang tidur dikamar. Niatnya mau nonton tv tapi malah aku yang dinonton sama tvnya, aku ketiduran.

"Tiwi ..... Tiwi ....." ucap Affan mengelus pergelangan tanganku

Pelan-pelanku buka mataku, rasanya baru beberapa menit aku tertidur namun sudah dibangunkan lagi olehnya. Aku segera duduk dan masih menyandarkan kepalaku disandaran sofa berwarna coklat ini.

"Kenapa?" Aku bertanya padanya dengan mata terpejam.

"Ayo bangun, sekarang sudah jam 16:30" ucapnya sambil melihat jam tangannya

"Apa?????" Tanyaku kaget, rasanya baru beberapa menit aku tertidur padahal ini sudah mau hampir 2 jam.

"Aku tadi mau bangunin kamu, tapi kamu tidurnya nyenyak sekali" ucapnya sambil menatapku

Tanpa menggubris perkataannya aku segera bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan mengambil air wuduh, kali ini aku sholat sendirian karena Affan sudah sholat lebih dulu di mesjid kompleks rumah kami.

Setelah sholat ashar Affan mengajakku untuk jalan-jalan ke pantai Losari, katanya refreshing memang sebelum disibukkan dengan tugas kuliah nanti dan aku mengiyakannya.

Aku Tak Bisa Memberimu Anak✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang