8. Profesional

13.3K 1.6K 108
                                    

Semoga kesintingan Domi bisa membantu mencerahkan Senin mendung yang bikin ngantuk ini. 😘😘😘

Segila-gilanya seorang Domi, ia masih tetap memiliki profesionalitas dalam bekerja. Maka ketika dirinya dan Sena sudah tiba di Forty Media, Domi langsung menjaga jarak dengan pria itu, tidak lagi menempel erat seperti lalat yang terjebak di atas lem. Sena sendiri sampai heran ketika melihat Domi langsung melenggang begitu saja meninggalkan mobilnya tanpa berkata apa-apa. Gadis itu menghilang secepat dia datang. Mereka baru kembali bertemu ketika sudah berada di ruang untuk brief bersama para tim yang lain.

"Gue kira lo gak bakal dateng," bisik Reiga ketika Sena sudah duduk persis di sebelahnya.

"Maunya juga begitu, tapi Anak Ajaib itu sendiri yang jemput gue." Sena balas berbisik. Diedarkannya pandangannya ke sekeliling ruangan, selain dirinya dan Reiga, sudah menunggu beberapa orang yang lain.

"Usahanya hebat banget." Reiga berdecak kagum.

Tepat ketika itu, Domi masuk ke dalam ruangan dan langsung mengambil posisi yang cukup jauh dari Sena. Lagi-lagi hal itu membuat Sena heran sekaligus lega.

"Selamat siang Mas Reiga dan Mas Nawa, terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk memenuhi undangan kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat siang Mas Reiga dan Mas Nawa, terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk memenuhi undangan kami." Sapto membuka pertemuan ini dengan basa-basi yang terlalu basi. "Kami tidak menyangka jika orang sesibuk Anda sudi datang ke tempat kami ini."

"Langsung di mulai saja brief-nya, agar cepat selesai," potong Reiga. Ia malas berbasa-basi busuk seperti ini.

"Oh, baik, baik, Mas. Saya serahkan pada Arum untuk mengambil alih." Sapto membuka tangannya ke arah Arum.

Setan Alas! maki Arum dalam hati. Ia berdeham untuk meredakan ketegangannya. Bayangkan! Gadis mana yang tidak hilang fokusnya ketika diperhadapkan pada dua manusia ganteng sekaliber Tandayu Bersaudara ini? "Iya, jadi sebenarnya brief kita siang ini hanya untuk menindaklanjuti pembahasan yang sudah kita lakukan via e-mail. Apakah ada masukan dari Mas Reiga atau Mas Nawa terkait daftar pertanyaan yang sudah kami lampirkan?"

"Kalau saya tidak ada." Reiga membalas cepat.

"Saya juga." Sena membeo.

"Lo udah baca?" bisik Reiga sambil menatap Sena curiga.

Sena langsung menggeleng. "Belom. Lira yang baca."

Domi sejak tadi hanya diam saja, terus memperhatikan percakapan aneh yang terjadi di ruangan ini. Tim Kreatif yang mendadak kikuk, dua pria itu yang mendadak menyebalkan, namun sekaligus menggemaskan. Suara-suara di ruangan itu seakan hilang timbul, sementara Domi sendiri seolah kehilangan daya upaya untuk berkata-kata. Dia terpesona dengan bagaimana cara Sena berbicara, menatap lawan bicaranya, mengerutan kening ketika mendengar hal-hal yang tidak disukainya, dan tersenyum tipis pada hal yang disukainya.

HOT Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang