Semangat Senin! Sayang kalian semua 😘😘😘
"Moon, sini, deh!" panggil Juro dari meja makan.
Luna menyahut tanpa menoleh, "bentar, J!"
Juro menoleh untuk melihat Luna. "Kamu lagi ngapain, sih?"
"Lagi bikin wafel buat Cia. Bentar, ya!" Luna tetap melanjutkan kesibukannya. Setelah sepuluh menit, pekerjaannya selesai. Ia berjalan ke arah meja makan sambil membawa setumpuk wafel di atas piring. Luna melingkarkan tangannya di pundak Juro. "Ada apa, sih?"
"Liat, deh!" Juro menyodorkan ponselnya ke arah Luna.
Kening Luna langsung berkerut melihat halaman yang Juro buka. "Idih, ngapain kamu liatin gosip, J?"
"Sst! Baca dulu, sini. Jangan komen dulu, Moon." Juro menarik Luna agar duduk di pangkuannya.
"Kamu tuh jadi laki-laki gak mutu banget sih, J! Pagi-pagi malah liatin gosip," sembur Mayang yang tahu-tahu sudah ikut berkumpul di meja makan.
"Mama nih cerewet, deh! Kayak yang gak pernah liatin gosip aja," balas Juro santai.
"Eh, kalo Mama yang liatin gosip tuh wajar! Lah kamu?"
"J, ini ...," bisik Luna. Suaranya bergetar.
"Kamu tau soal ini, Moon?" tanya Juro hati-hati.
"..." Luna menggeleng setengah linglung.
"Tapi bener 'kan ini Demit Gila itu?" tanya Juro memastikan.
"Harusnya sih iya, mirip banget."
"Yang ini bener Mas Nawa? Eh, Papi maksudnya," ralat Juro. Sampai hari ini, lidahnya masih sering terpeleset menyebut Sena.
"Kayanya sih iya." Luna mengangguk kaku.
"Kalian ini ngomongin apa? Kenapa Luna mukanya jadi pucet gitu abis baca gosip?" Mayang tidak tahan untuk tidak ikutan dengan kasak-kusuk anak dan menantunya itu. Apalagi melihat wajah Luna yang pucat seperti habis melihat penampakan.
"Papinya Luna muncul di berita gosip, Ma."
"Oh, terus apa masalahnya? 'Kan papinya Luna emang publik figur." Mayang ini cukup update dengan gosip-gosip tanah air, dan memang ia cukup sering melihat wajah Sena muncul di media sosial.
"Masalahnya orang yang ikutan nongol bareng papinya, Ma."
Luna menyodorkan ponsel Juro ke tangan Mayang. Percuma ditutupi, ibu mertuanya toh akan tahu juga. Bahkan seluruh pecinta gosip tanah air pasti juga sudah membacanya saat ini.
Mayang membaca sekilas berita yang tertulis kemudian memperhatikan foto yang ditampilkan di portal berita itu. Tidak terlalu jelas memang, tapi masih bisa dikenali dengan mudah. "Lho? Ini bukannya temen kamu yang jadi bridesmaid itu? Yang cerewetnya kebangetan itu 'kan?"
"..." Luna meringis. Mengangguk.
Mayang tersenyum menenangkan. Dikembalikannya ponsel Juro ke tangan putranya. "Jangan cepet ambil kesimpulan dulu. Tanya dulu baik-baik sama yang bersangkutan. Kalian tau sendiri gimana media tuh seneng banget cari sensasi buat bahan berita."
Bagaimana tidak cepat mengambil kesimpulan kalau gambar yang ditampilkan saja memperlihatkan ketika keduanya tengah bergandengan tangan memasuki hotel? Atau ketika keduanya berpelukan mesra di tepi pantai. Tanpa perlu pihak media membesar-besarkan berita pun, orang sudah dapat mengambil kesimpulan sendiri.
Melihat menantunya yang termangu lama, Mayang kembali menambahkan. "Tapi kalo seandainya yang diberitain itu emang bener, bicara pake kepala dingin, jangan menangin emosi. Mama yakin, Papi kamu bukan orang yang sembarangan mau deket-deket sama perempuan. Dia pasti punya alesan kalo sampe emang bener deket sama temen kamu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT Single Daddy
ChickLitBOOK TWO OF SINGLE DADDY THRILOGY Dominique Francessa itu cewek gesrek, bar-bar, liar, dan pastinya galak. Namun, Domi ini cantik, seksi, sekaligus cerdas. Sayangnya, otak bermutu Domi tidak pernah dia gunakan dengan benar. Sampai suatu hari, dia te...