17. First Dance

13.6K 1.5K 265
                                    

Udah siap buat pertemuan pertama mereka? Here we go!

Tapi jangan ngarepin yang terlalu specta ya, biasa aja kok pertemuan mereka tuh. Woles.

"Lunaaa ..., mana korset gue?!" teriak Domi panik. Ia tidak peduli meski sahabatnya itu tengah khusyuk dengan kertas hafalan di tangannya. Domi tidak peduli jika Luna sedang setengah mati berusaha menghafal janji pernikahan yang nanti akan diucapkannya.

"Nggak tau." Hanya balasan singkat nan ketus itu yang Luna berikan.

"Jill lo liat nggak?!" Domi kembali berteriak. Domi tidak peduli meski konsentrasi Mia sang MUA yang tengah merias wajah Luna jadi buyar karena suaranya. Domi juga tidak peduli jika kepangan di kepala Jill mencong akibat asisten Mia yang tengah menata rambut gadis itu melonjak kaget mendengar teriakannya.

"Coba liat di paper bag yang putih, ada di atas meja wastafel," balas Jill tenang.

Domi langsung mengikuti arahan Jill. Biasanya gadis itu tidak pernah salah, dan lagipula, samar-samar Domi ingat tangannya yang nista mencomot paper bag itu dari koper dan memindahkannya ke toilet tanpa sebab dan tujuan ketika otaknya tengah beristirahat semalam.

"Kenapa bisa ada di sini, sih?!" seru Domi kesal ketika hal itu terbukti benar.

"Mana aku tahu. Kamu sendiri yang rusuh, asal taro sembarangan aja," sungut Jill. Tidak terima dirinya dikambinghitamkan oleh Domi.

Domi sendiri berusaha menahan tawanya. Ingat! Hanya Domi yang selalu benar dan sampai kapan pun juga akan selalu begitu.

Setelah memastikan korsetnya terpasang sempurna di tubuhnya, Domi mulai mengenakan dress-nya. Otak jahanamnya kembali bekerja, ia tidak rela melihat ketenangan Luna pagi ini. "Lunaaa ..., baju gue sesek nih! Toket gue ngegedein kayaknya."

"Domi!" seru Jill spontan.

Melihat Luna yang masih juga tenang, Domi semakin menjadi.

"Lunaaaa!" panggil Domi lagi. "Anting gue manaaa?!"

Satu. Dua. Tiga. Domi menghitung dalam hati.

"God dammit!" Luna berseru kesal. "Heh, Domi! Lo tau nggak sih gue mo kawin hari ini? Dan lo di sini buat jadi pembantu gue. Lo denger? Bridesmaid. Gue bride. Lo maid. Maid pembantu. Jadi lo, harusnya bantuin gue. Bukan nyusahin gue. Lo denger? Urus keperluan lo sendiri, Monyong! Nggak tau apa gue lagi tegang setengah mampus? Lo bukannya bikin gue ngerasa lebih baik malah bikin gue mo meledak!"

Domi terbahak keras demi mendengar segala makian yang keluar dari mulut Luna. Belum lagi wajah Luna yang benar-benar penuh emosi. "Nah! Keluar juga tuh akhirnya."

"Lo ngerjain gue?!" seru Luna berang.

Dan belum sempat Domi memperkirakan reaksi Luna, salah satu kuas Mia melayang ke arahnya. Gagang kuas itu menancap tepat di gelungan rambut Domi. Domi selalu takjub dengan ketepatan lemparan Luna.

"Luna!" seru Mia terkejut melihat kuasnya terbang tanpa permisi.

"Lunaaa, rambut gue ancur lagi, Dongo! Kenapa lo nyambit gue nggak dikeker dulu sih?" Domi berusaha melepaskan kuas Mia yang tersangkut di gelungan rambutnya.

"Udah nggak apa-apa, bentar juga beres lagi rambutnya. Tenang aja," hibur Mia. Iba melihat wajah Luna yang shock. Sementara sang asisten sudah lemas di tempatnya.

HOT Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang