12. Bagian Terindah

14.3K 1.6K 264
                                    

"Ricko, sebenarnya kamu mau bawa aku ketemu siapa, sih?"

Tubuh Sena seketika menegang ketika mendengar suara wanita itu. Dia tidak akan pernah salah mengenali suara itu meski sudah dua puluh dua tahun mereka tidak pernah bertemu. Sebelum Sena sempat bereaksi, Ricko dan Clare sudah duduk di hadapannya. Dalam sekejap, sorot kebencian memancar dari mata wanita itu, dan itu membuat hati Sena terasa sangat sakit.

 Dalam sekejap, sorot kebencian memancar dari mata wanita itu, dan itu membuat hati Sena terasa sangat sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ricko, kamu tahu siapa dia?" ujar Clare dingin.

"Aku tahu, Sayang." Ricko mengangguk yakin.

"Kalau begitu kenapa kamu ajak aku ketemu dia?" Kali ini Clare memelankan suaranya, meski jelas masih bisa terdengar oleh Sena.

"Kalian perlu bicara." Ricko menggenggam erat tangan Clare.

"Nggak ada yang perlu dibicarain, Ricko. Semua udah selesai antara aku sama dia." Clare menggeleng penuh amarah. Dia tidak sudi berbicara dengan pria yang sudah membuat masa depannya hancur dua puluh dua tahun yang lalu. Meninggalkannya begitu saja dengan bayi di dalam kandungannya, membuat Clare harus menghadapi cercaan dari semua orang, membuatnya tersisih, dan hampir membuatnya memilih untuk mati saja.

"Sayangnya itu cuma pendapat kamu. Coba dengerin dulu, banyak hal yang perlu kamu tahu, Sayang." Ricko menatap Clare dalam, seolah menyampaikan permohonan pada wanita itu untuk mau mengerti pilihannya.

HOT Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang