Maafkan ya aku ga bisa lagi update tiap hari akhir2 ini. Boro2 double up. Bisa 2 hari sekali aja udah bagus ini.
Aku tuh lagi ngeditin naskahku yg udah tamat. Ada pihak yang nawarin buat terbit. 😱😱😱 Bukan penerbit indie lho. Tapi platform digital gitu. Tadinya ga tertarik, tapi setelah dipikir2 lumayan juga.
Aku tuh selama setahun ini belum ngebet pengen terbitin karyaku. Sadar diri aku tuh masih culun banget, belum layak terbitlah. Apalagi kalo tervit secara self publish, tanpa ada editor. Duh, gak kepikir lah. Naskahku masih belepotan gini.
Nah kalo tawaran yang ini, lumayan menarik. Naskahku tetep diseleksi dulu. Ada editornya juga. Kalau nanti terbit (secara digital) aku dapet keuntungan juga. Lumayan lah, iseng2, berhadiah.
Kira2 menurut kalian gimana kalo ceritaku ada yg diterbitin? 🤔🤔🤔 Kasih masukan ya...
Nah sekarang lanjut lagi ke Dom Dom. Selamat membaca.
Ketika pagi tadi Sena menjejakkan kakinya di kamar yang Luna tempati dan mendapati sosok Domi di dalam sana, jujur saja Sena tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Otaknya dengan cepat bekerja, dan langsung dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa Dominique Francessa yang selama beberapa bulan ini menghantui hidupnya adalah sahabat baik dari putrinya sendiri. Sena juga mengenali Jill, News Anchor berbakat dari Forty Media. Gadis muda yang berhasil menyeretnya dan mengulas profilnya di acara In-Time Week. Sena cukup takjub menyadari kenyataan bahwa putrinya bersahabat baik dengan orang-orang dari dunia hiburan.
Butuh waktu beberapa detik untuk Sena menguasai kembali dirinya dan bersikap seolah-olah mereka belum pernah saling mengenal. Berbeda dengan dirinya yang bisa bersikap biasa saja, gadis itu terlihat seperti orang yang habis melihat setan setiap kali tidak sengaja berpapasan dengan Sena sepanjang hari ini. Bahkan Sena yakin kalau Domi sebisa mungkin berusaha menghindari pertemuan dengannya. Wajah Domi berubah kaku dan kecerewetannya hilang tanpa bekas, membuat Sena merasa geli sekaligus kasihan pada gadis itu. Entah apa yang dipikirkan Domi, Sena tidak bisa menebaknya.
Situasi semakin runyam ketika di acara resepsi mereka terpaksa duduk semeja saat makan malam karena Luna menempatkan Domi dan Jill di meja utama, bersama Clare, Ricko, Rissa, Angga, Mayang, Bricia, dan kedua mempelai itu sendiri.
"Dom, kamu nggak makan?" Jill berbisik di telinga Domi.
"Gak napsu gue, Jill. Gak makan aja rasanya gue pengen muntah," ujar Domi nelangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT Single Daddy
ChickLitBOOK TWO OF SINGLE DADDY THRILOGY Dominique Francessa itu cewek gesrek, bar-bar, liar, dan pastinya galak. Namun, Domi ini cantik, seksi, sekaligus cerdas. Sayangnya, otak bermutu Domi tidak pernah dia gunakan dengan benar. Sampai suatu hari, dia te...