I'm your husband || Eleven : Taken away

9.8K 566 39
                                    

Chelsea

Pril?

Apa?

Sibuk, nggak?

Enggak, kenapa emang?

Ketemuan, yuk. Kangen guee😿😽.

Emotnya menjijikan!
Tapi boleh juga sih, jam brp?

07.20 P.M, gimana?

Kenapa gak siang aja?

Gak ada waktu kalo siang.
Maklum, orang sibuk mah gitu..

Mau muntah gue
Ywdah, ntar malem. Oke?

Seepp..
Btw, jangan ajak suami lo ya.
Gue juga gak ngajak pacar gue kok

Lahhh, sok - sok an banget lu, Nyet!.
Bilang aja pacar lo gak ada waktu buat nemenin lo.
Duh kasiannya...
Kek gue donk, sesibuk apapun suami gue dia tetap sigap 2 x 24 jam nemenin gue: P

Taii💩💩

"Chattan sama siapa?" Prilly tersentak dan reflek menjatuhkan tangannya diatas pangkuannya.

"Engh! Dari.. temen aku," jawabnya. Ali mengangguk, lalu ikut mendudukan bokongnya di samping Prilly.

"Li,"

"Apa?"

"Aku.. ntar malem mau pergi sama temen, boleh 'kan?" Tanya Prilly hati - hati. Gadis itu mewanti - wanti jika Ali akan menolaknya.

Semenjak tempo hari itu, Prilly bertekad untuk memulai semuanya dari awal. Mengubah pernikahannya yang semula terasa hambar menjadi penuh kebahagiaan dengan cinta diantara mereka. Salah satunya menjadi istri yang baik meski bukan yang terbaik dan berkata dengan bahasa yang halus kepada Ali.

Ali menolehkan kepalanya menghadap Prilly, tercetak raut cemas diwajahnya. "Kalo aku minta kamu buat gak pergi, kamu mau?"

"Kenapa?" Prilly seolah tak terima, Ia sudah berjanji dengan Chelsea dan pantang baginya untuk mengingkari janji yang sudah ia buat.

"Gak tau kenapa, perasaan aku gak enak. Aku ngerasa akan ada sesuatu yang buruk, gak ada salahnya untuk mengantisipasi?"

Prilly sekarang tau alasan Ali melarangnya, pria itu percaya akan apa yang ia rasakan sekarang. Tangannya terulur menyentuh pipi tirus Ali dengan seluas senyuman. "Itu hanya feeling kamu aja, gak akan terjadi sesuatu sama aku."

Ali mengelus nafasnya, mungkin benar yang dikatakan Prilly : itu hanya sebuah perasaannya saja. Tapi perasaan itu mampu menggangu ketangan Ali. "Yaudah, tapi aku ikut."

"Gak boleh!" Tegas Prilly.

"Kenapa?"

"Tadi Chelsea bilang dia gak mau aku ngajakin kamu. Gapapa 'kan?"

Lagi - lagi Ali menghela nafasnya "Oke, tapi aku bakal nganterin kamu. Soal pulangnya kamu hubungin aku, titik dan pake koma!"

Mata hazel Prilly berbinar, tubuhnya langsung tertarik memeluk tubuh Ali, menempelkan dirinya tepat di dada Ali. "Iya, makasih ya."

"Sama - sama," bisik Ali. Tangannya mengelus rambut kepala istrinya dengan wajah yang masih khawatir. Perasaan tak enaknya semakin menjadi saat ia mengizinkan Prilly untuk pergi.

[✓] Best man.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang