Matahari perlahan menampakkan dirinya ke permukaan bumi, terlihatlah dua orang yang kini tengah terlelap di bawah selimut tebalnya. Kedua bola mata mereka masih tertutup rapat pertanda pemiliknya masih beristirahat begitu tenangnya setelah melakukan aktivitas hingga tepat pukul tujuh pagi kelopak mata yang memiliki bulu mata panjang itu mulai bergerak karena sinar matahari yang masuk lewat sela - sela korden kamar tak sengaja menyentuh matanya.
Prilly mengerjapkan matanya mengumpulkan kesadarannya yang sempat hilang. Dahinya membentuk kerutan saat merasakan beban yang melingkar di perutnya. Kerutan yang sempat menghiasi wajahnya perlahan berubah dengan seluas senyum di bibir tipisnya tatkala mengingat siapa pemilik beban di perutnya saat ini.
Aroma maskulin yang sangat khas menyeruak di sekeliling Prilly, membawanya kembali dalam sebuah kenyamanan. Tangan panas yang kini tengah memeluknya membuat Prilly merasakan kehangatan di tengah dinginnya udara yang masih sangat pagi.
Prilly sedikit geli saat merasakan pergerakan kecil dibelakangnya juga lengan yang sedari tadi bertengger manis di perutnya semakin memeluknya erat seolah takut kehilangan.
"Selamat pagi," sapa Prilly membalikkan tubuhnya perlahan agar berhadapan dengan pria yang semalaman ia punggungi.
Wajah bantal dari sang pemilik tak membuatnya terlihat jelek, justru sebaliknya, wajahnya berlipat - lipat tampannya apalagi bulu matanya yang lentik itu tertutup indah hingga terlihat sangat panjang.
Prilly mengulurkan tangannya menyentuh bulu mata yang lentik itu, memainkan sebentar sembari menatapnya penuh kekaguman. Tangannya langsung berhenti beraktifitas saat ada tangan kekar yang kini menggenggam tangannya.
Prilly memfokuskan matanya ke mata hitam yang perlahan terbuka. Senyuman yang selalu membuat hati Prilly menghangat karenanya kembali terukir di bibir tebal milik Ali."Pagi juga," balas Ali dengan suara serak khas orang bangun tidur.
Prilly ikut membalas senyuman Ali tak kalah indahnya. "Ayo bangun, udah siang."
Bukannya bangun, Ali justru semakin mengeratkan pelukannya dan kembali memejamkan matanya sembari berkata; "Bentar lagi, aku masih ngantuk."
"Belajar males, eh?" Sindir Prilly yang membuat Ali merengut dan melepaskan pelukannya, lalu mengambil posisi duduk dan meletakkan kedua tangannya di sandaran ranjang sebagai bantalan untuk dia menyandarkan kepalanya dan kembali menutup matanya.
Prilly ikut mengambil posisi duduk disebelah Ali dan memandang wajah pria itu lamat.
"Makasih ya, Li," ujarnya tiba - tiba.
Ali yang nyaman menutup matanya lantas langsung terbuka dan menatap Prilly dengan pancaran kebingungan. "Untuk?"
"Kebaikan kamu sampe masih mau nerima aku-"
"Wanita kotor, eh? Prilly.. berapa kali aku harus bilang, aku sudah menghapus jejak bajingan itu di tubuh kamu semuanya, dan itu berati kamu bukan wanita kotor lagi, paham?" Omel Ali kesal.
Prilly tak mampu berkata, wanita itu hanya mengangguk pelan sebagai jawabannya.
"Aku cinta kamu." Ujar Prilly spontan.Deg!
Jantung Ali yang semula normal langsung berdetak dua kali lebih cepat, dewa batinnya bersorak riang saat kata itu tak sengaja masuk ke indra pendengarannya.
Prilly mencintainya? Bisakah Ali tak usah dibangunkan dalam mimpi yang sangat indah ini? Bisakah? Ali ingin tetap disana.
"Ka-kamu bilang apa tadi?" Tanya Ali meminta kejelasan setelah sebelumnya berpendapat bahwa ini hanya sebuah mimpinya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Best man.
RomanceFaktanya, yang terbaik justru datang karena sebuah ketidaksengajaan. u c i e z z, 2018