Tak terasa matahari mulai naik ke permukaan, memaksa setiap insan untuk kembali beraktifitas setelah cukup lama beristirahat, salah satunya Prilly. Wanita itu terbangun saat cahaya matahari yang masuk lewat jendelanya yang memang semalam lupa untuk ditutup.
Ia meringis memegangi kepalanya yang terasa pusing akibat efek semalam yang hampir ia habiskan dengan menangis.
Raut wajahnya berubah murung saat mengingat penyebab ia menangis semalam. Jika boleh Prilly mengulang waktu, ia ingin tetap dirumah agar tak bertemu Devan dan menyebabkan pernikahannya berada di ujung tanduk seperti ini.
Ia menggelengkan kepalanya pelan, mengusir sejenak kejadian menyedihkan di malam yang ditemani oleh hujan.
Ia beranjak dari ranjang, memandangi tubuhnya di cermin meja riasnya dan tertawa miris melihat wajahnya saat ini. Sungguh, Prilly tak mengenali siapa wanita yang kini tengah berdiri di depan cermin. Hidung yang merah, rambut acak - acakkan, lingkaran hitam yang menghiasi kelopak mata dan wajah yang pucat. Ali berhasil membuat seorang Prilly berubah menjadi zombie dalam sekejap.
Tak ambil pusing, Prilly memasuki kamar mandi untulmenyegarkan tubuhnya. Mengatur suhu air dan memasukkan bubble bath beraroma Stawberry ke dalam bak mandi lalu menceburkan dirinya di dalam sana. Matanya tertutup rapat menikmati aroma lembut Stawberry yang ia berikan sembari bersandar. Setidaknya dengan begitu pikirannya akan relaks untuk sesaat.
"Aku akan mengurus perceraian kita semuanya. Terima kasih atas kata - kata cinta palsu yang membuat hatiku melayang sesaat sebelum jatuh ke dasar jurang."
Kelopak matanya langsung terbuka lebar, tubuhnya tersentak dengan nafas yang sedikit terburu - buru. Perkataan itu selalu tergiang - giang di dalam memori Prilly meski ia mencoba untuk melupakannya.
Jauh di lubuk hati kecilnya, ada rasa takut yang mendalam jika perkataan itu menjadi sebuah kenyataan. Ketika ia mencoba untuk membuka hatinya kembali, merangkai hatinya yang sempat hancur dengan cinta, Ali dengan begitu mudahnya kembali menghancurkannya setelah Prilly kekusahan merangkainya kembali.
Prilly menggeleng cepat. Kali ini ia tak boleh menyerah kepada takdir. Ia akan mempertahankan pernikahan yang hampir setahun lamanya terbina ini agar tak hancur karena sebuah kesalahpahaman.
'Aku gak akan merelakan cintaku untuk kedua kalinya, gak akan! Kali ini aku akan egois!' Tekad Prilly kepada dirinya sendiri.
🍃🍃🍃
Dilain tempat, Ali yang sedang menikmati ketenangannya harus terganggu dengan kedatangan pria dengan pakaian formalnya. Sebagai tuan rumah yang baik, Ali mempersilahkan tamunya untuk duduk hanya sekedar berbasa - basi.
"Bagaimana, Cleo. Sudah kau urus semuanya?" Ali menyeruput kopi panasnya dengan anggun serta tatapan yang tak terlepas dari gerak - gerik tamunya.
Pria berambut sedikit pirang itu mengangguk pelan lalu menyerahkan map yang ia bawa dalam tas hitamnya.
"Ini suratnya, tinggal Anda dan tergugat tanda tangani lalu sisanya biar jadi urusan saya."
Ali mengambil map itu, membacanya sekilas dan kembali menutupnya. "Baik, nanti akan saya hubungi jika saya dan istri saya sudah tanda tangan."
Pria itu lantas beranjak dari sofa nyaman Ali setelah menganggukkan kepalanya. Ia segera keluar dari apartement Ali setelah berpamitan dengan sang pemilik.
Sepeninggalnya pria itu, Ali kembali memandang luruh map yang berisi surat - menyurat gugatan cerainya tergeletak di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Best man.
RomanceFaktanya, yang terbaik justru datang karena sebuah ketidaksengajaan. u c i e z z, 2018