TERLALU banyak air yang memaksa masuk ke dalam mulut dan hidung Abil sehingga kesempatan untuk ia mengambil udara begitu sulit. Tangan Abil terangkat, berharap ada yang menariknya ke atas permukaan. Namun, sesuatu dengan kekuatan yang lebih besar semakin menarik tubuhnya ke kedalaman. Semakin dalam semakin pekat.
Abil tahu kalau kolam tempatnya tenggelam hanya memiliki kedalaman tak lebih dari satu meter. Ditambah, ia adalah perenang handal yang hanya untuk berenang di kolam sedalam itu adalah perkara yang enteng. Namun, rasa sakit yang bersumber dari memar di sekujur tubuhnya membuat Abil begitu tak berdaya. Seolah tubuh lusuhnya sengaja dilemparkan ke tengah-tengah Mariana Trench untuk ditumbalkan kepada seluruh predator yang ada.
Kala gelap mulai menguasai. Ditambah seluruh tubuh yang kian melumpuh, kepasrahan perlahan merayapi dan Abil hanya perlu bersiap untuk mati. Namun, dengung suara yang entah apa, ditambah tangan yang dengan cepat menarik tubuhnya ke permukaan, turut menarik Abil dari jurang keputusasaan.
Akan tetapi, saat itu kesadaran Abil tidak ikut tertarik dan justru semakin tenggelam dalam gelap.
SEPERTI zombie, Abil melangkah menyusuri koridor sekolah yang masih ramai lantaran masih ada lima menit tersisa sebelum bel masuk berbunyi. Lemas. Pucat. Tak bertenaga. Seolah seluruh energi dalam tubuhnya disedot habis tanpa sisa. Sapaan beberapa siswa yang berpapasan dengannya pun hanya Abil balas dengan senyum tipis.
Lagi. Seperti sebelumnya, pagi Abil sungguh kontras dengan cuaca cerah yang menyelimuti cakrawala. Begitu mendung. Suram. Hanya saja, alasan kali ini berbeda. Rasanya bahkan jauh lebih mengerikan dari sekadar muntah di pagi hari.
Kejadian empat tahun silam yang sampai saat ini menjadi trauma untuk Abil, lagi-lagi hadir menjelma sebagai bunga tidur. Kendati mimpi itu kerap hadir, tetapi entah kenapa Abil tak juga merasa terbiasa. Justru mimpi itu semakin menariknya ke lembah depresi.
Lihat saja! Pagi laki-laki bertubuh jangkung itu bahkan harus rusak lantaran malamnya ia habiskan untuk bergelut dengan rasa frustasi yang kian menguasai diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISARRAY (RETAK)
Teen FictionAbil Naufal tahu kalau hidupnya tidak diinginkan. Bagaimana ia ditinggal sendiri dengan dalih agar hidup mandiri, menjadi bukti kalau keluarganya tidak menginginkan kehadirannya. Kendati begitu, Abil punya banyak sahabat yang selalu menjadi alasan i...