Terlihat seorang anak kecil berambut hitam legam lurus tengah berlarian di sebuah padang rumput yang tampak mengering sehingga terlihat seperti Padang Savana.
Tak lama seorang anak kecil laki-laki ikut berlari dan mengejarnya dari arah belakang. Tiba-tiba sebuah anak panah datang ke arah gadis kecil itu. Anak laki-laki itu langsung berteriak dan berlari ke arah gadis kecil itu.
"Acha, awas !!!" teriak anak laki-laki itu sambil mendorong tubuh gadis kecil itu.
Seketika anak panah menancap sempurna di punggung anak laki-laki itu.
"Argh..." pekik anak laki-laki itu
"Dio, Dio kamu gak papa kan?!!" kata Acha sambil memeluk Dio.
"A.. Aku gak pa.. pa kok. Acha jangan takut yah. " ucap Dio untuk menenangkan Acha.
"Acha takut Dio pergi ninggalin Acha sama kaya yang lain. " ucap Acha sambil menangis.
"Ini semua salah Acha, andai Acha gak ngajakin Dio main disini pasti Dio gak terluka. Acha emang jahat. Acha orang jahat. " ucap Acha terisak berat.
"Udah jangan pernah salahin diri Acha. Dio gak papa kok. Kalo Acha gak ngajakin Dio main, Dio gak akan pernah punya teman main. " jelas Dio.
"Maafin Acha, Acha emang jahat. Dio jangan pernah tinggalin Acha yah? Janji sama Acha yah? " ucap Acha sambil mengulurkan jari kelingkingnya.
"Maaf yah, Dio gak bisa janji ama Acha. Janji sama Dio yah, kalo Dio gak ada Acha tetap senyum manis. Dio bakal bahagia kalo Acha mau terus senyum manis buat Dio. Maaf yah, Dio udah gak bisa lama-lama lagi. Janji yah Acha, kalo Acha bakal tetap senyum manis buat Dio? " ucap Dio sambil memejamkan matanya.
"Dio, Dio!!? Bangun, jangan tinggalin Acha sendiri. " teriak Acha .
"Acha janji sama Dio, kalo Acha bakal tetap senyum manis buat Dio. " ucap Acha ditengah isak tangisnya.
Tak lama hujan deras turun mengguyur keduanya yang berada di bawahnya.
Tok...
Tok...
Tok...
Azka mengerjapkan matanya ketika mendengar suara ketukan dari luar pintu kamarnya. Azka bangkit dari tidurnya dan melangkah ke arah pintu kamarnya.
Azka membuka pintu, dan melihat pembantunya dengan ekspresi khawatir. Azka terkejut dengan ekspresi khawatir yang ditunjukkan oleh Echa, pembantu utamanya.
"Nona, apakah Nona baik-baik saja? Saya khawatir karena mendengar suara teriakan nama den Dio dari dalam kamar. " ucap Echa.
"Gak papa, cuma the dream came again. Honestly it's very annoying me." ucap Azka
"Semoga mimpi itu cepat hilang, sehingga Nona bisa menjalani kehidupan nona dengan normal sebagaimana remaja pada umumnya. Baiklah, Nona mau saya siapkan makan malam apa? " ujar Echa.
"Gak perlu, ntar malam gue bakal pergi ke luar buat beli buku sama lo. " ucap Azka
"Tidak usah Nona, Nona dapat keluar dengan teman-teman Nona. Saya masih banyak pekerjaan di rumah. Kalau tidak ada yang Nona butuhkan saya permisi. " ucap Echa sambil membungkukkan badan.
"Gue gak terima penolakan, Echa. " bujuk Azka sambil menatap tajam.
"Baiklah, saya akan ikut. "ucap Echa.
"Terima kasih." ucap Azka.
"Sudah Nona, ini berlebihan. " ucap Echa sambil melepaskan pelukan mereka.
"Yah. " ucap Azka sambil melangkah masuk ke dalam ruang kamarnya.
Azka berdiri di balkon kamarnya yang menghadap kearah danau dan padang rumput kering. Azka menatap dan menerawang jauh kehidupan masa lalunya yang terlintas dalam mimpinya.
"Dio, aku rindu dengan kamu. " batin Azka
"Aku mau minta maaf karena gak bisa tepatin janji kamu. Kenapa ketika aku tersenyum, aku malah mengingat kamu? " gumam Azka sambil menitikkan air mata.
Malam harinya Azka sudah siap dengan crop hoodie warna putih dan jeans belel warna hitam yang melekat ditubuhnya.
Tak lupa Adidas advantage sneakers warna putih melekat di kakinya.
Azka hanya membawa handphone IPhone XS Max silvernya,kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit ke dalam Waistbag original berwarna merah maroon.
Echa juga sudah bersiap dengan sweater putih polos dan jeans warna putih, serta sepatu sneakers warna putih-abu-abu.
Azka dan Echa melangkah masuk ke dalam mobil Bugatti Veyron berwarna silver milik Azka.
20 menit kemudian, Azka dan Echa turun dari mobil Bugatti Veyron warna silver.
Mereka melangkahkan kaki ke dalam salah satu toko buku yang terdapat di dalam sebuah pusat perbelanjaan.
Setelah satu jam, mereka keluar dengan membawa 2 paperbag yang masing-masing berisi novel, buku pelajaran dan komik.
Azka dan Echa melangkahkan kaki menuju "Chia Salon" yang merupakan salon langganan Azka.
"Non, apa ini gak berlebihan? Tadi Nona bilang cuma mau beli buku. " tanya Echa
"Gak. Lo mau warna apa? " tanya Azka
"Tidak perlu, Nona saja yang merubah warna rambutnya. " tolak Echa halus.
"Warna pink? "tanya Azka
"Kan saya sudah bilang kalo saya tidak mau nona. " tolak Echa lebih halus lagi.
"Warna pink. Kak. " ucap Azka kepada pegawai salon yang bernama Icha.
"Kalau Kakak mau warna apa? " ujar Icha.
"Grey and glow in the dark. " ucap Azka sambil memainkan handphone IPhone XS Max warna silvernya.
"Iyah mba. " ucap Icha.
2 jam kemudian, Azka dan Echa berjalan keluar dari salon menuju eskalator sambil berbicara.
"Food court? " tanya Azka
"Terserah Nona saja. " jawab Echa pasrah
Baru saja Azka melangkah masuk ke dalam kafe yang berada di food Court Pusat perbelanjaan.
Tanpa ia duga, Azka ditabrak oleh seorang laki-laki remaja yang umurnya sama dengannnya.
Dengan santai Azka mengambil kembali buku dan paperbag yang berserakan dilantai.
"Sorry. " ucap cowok dingin itu.
"Hmm. " gumam Azka.
Jan lupa votmen guys.
Mohon jan suka suudzon, asli pemikiran tanpa plagiat. Suka mak jleb kalo ada yang bilang nih crta hasil plagiat.
😅😅😅
Follow :
IG : Azka_Acha
W : ChilUchil1974
KAMU SEDANG MEMBACA
Azka's (Tahap Revisi)
RomanceApakah Dia adalah reinkarnasi dari kamu??? Rasanya aku sudah mengenalnya lama, seperti aku mengenalmu. Namun dia membuat dinding pembatas diantara tubuhnya dengan sikap dinginnya. Sehingga aku tidak dapat mengenalnya. Bad girl bertemu dengan good b...