Twenty Two (Bad Decision)

294 10 0
                                    

"Nan, bangun. Temenin gue jalan dong. "ucap Azka sambil mengguncang tubuh Adnan yang masih terbungkus rapi oleh selimut tebal di kamarnya.

"Engh... Ka, biarin gue tidur napa sih? "ucap Adnan sambil menutup wajahnya dengan selimut.

"No, you must to accompany me the streets in the Mall. There is no rejection, Adnan. "ucap Azka sambil menyibak selimut tebal yang menutupi tubuh Adnan.
(Gak, Lo harus nemenin gue jalan-jalan di mall. Gak ada penolakan, Adnan. )

"Fine, gue temenin lo. Minggir, gue mau siap-siap. "ucap Adnan sambil melangkah ke kamar mandi.

"Oke, gue tunggu di bawah. "ucap Azka sambil melangkah pergi dari kamar Adnan.

Azka tertegun saat melihat Austin dan Vena tengah makan pagi bersama namun keduannya diam saja. Azka merasa janggal dengan keadaan tersebut. Tapi karena dia tak mau ikut campur dengan masalah kedua orang tuanya yang tidak ia ketahui apa atau siapa penyebabnya.

Azka dengan santai melangkah ke arah meja makan, dan mendekat ke arah Austin yang tampak makan dengan tak berselera. Austin mengetahui Azka mendekat ke arahnya, namun dia acuh dengan Azka. Dia masih teringat akan ucapan Azka di rumah sakit waktu kemarin.

"Pagi Yah, Bun. "ucap Azka

"Pagi. "ucap Vena.

"Ayah kenapa? Tumben-tumbenan gak bales sapaan Azka? "ucap Azka

"Oh yah, Azka lupa. Hari ini Azka mau jalan ama Adnan. "ucap Azka

"Hati-hati, jan ngebut-ngebut bawa mobilnya. "ucap Vena.

"Yah, Bun. "ucap Azka.

"Pagi Yah, Bun, Ka. "ucap Adnan sambil duduk.

"Pagi. "ucap Azka dan Vena bersamaan.

"Pagi, Bang. "ucap Austin.

"Nan, gue novi dulu. "ucap Azka sambil membawa piringnya ke wastafel.

"Oke. "ucap Adnan.

Ting... Tong... Ting... Tong...

"Benar dengan mba Azka Riani Frikh? "ucap kurir sambil memberikan paket yang terbungkus rapi oleh kardus.

"Yah, saya sendiri. Kenapa yah? "ucap Azka

"Ini ada kiriman atas nama tuan Raveki. Silahkan diterima. "ucap kurir.

"Terima kasih. "ucap Azka sambil tersenyum

"Sama-sama, kalau begitu saya permisi. "ucap Kurir.

"Nan! "teriak Azka smabil menuju ruang makan.

Uhuk...

"Lo gak papa kan? "ucap Azka sambil menepuk pelan bahu Adnan.

"Gak papa, mata lo soak. Sakit tenggorokan gue ini. Ada apa sih, sampe lo treak-treak gitu? "ucap Adnan kesal.

"Mau gue kasih hadiah gak? "ucap Azka sambil menggoda Adnan dengan tatapannya yang justru memuakkan bagi Adnan.

"Apaan? "ucap Adnan acuh.

"Nih buat lo. "ucap Azka sambil memberikan jam tangan dengan brand 'Cartier' yang merupakan isi dari paket tadi.

"Serius buat gue? Ini model terbaru lagi. "ucap Adnan antusias.

"Serius, apa sih yang gak buat lo. "ucap Azka sambil mengangguk gemas.

"Makasih. "ucap Adnan sambil memeluk Azka erat.

"Abang bego, lepasin. Sesek gue gak bisa nafas, bego. "ucap Azka

"Hehehe, maap. Yok jalan, tadi lo ngajak jalan kan? "ucap Adnan sambil memakai jam tangan barunya.

Azka's (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang