Step

3K 220 7
                                    

Jimin dan Yoora sudah berada di dalam pesawat, pesawat pun sekarang sudah meninggalkan bandara Busan sejak limabelas menit lalu.

Di dalam pesawat, Yoora masih ketakutan dengan sikap Jimin sebelum pulang tadi.

Saat ini pun, Yoora seperti menjaga jarak duduk dengan suaminya ini. Jujur, Yoora takut untuk hal vulgar seperti itu. Walaupun Jimin hanya mengerjainya, Yoora kan tidak tau kelanjutan dari niat Jimin apa.

'Deg'

Yoora terkejut, jantungnya seketika langsung berdetak rasanya mau keluar.

Jimin melingkarkan tangannya, tak lupa kepalanya diletakkan dibahu kanan Yoora ini.

"Jim, kau tidur?"tanya Yoora melirik kearah suaminya ini.

"Hmmm."sahut Jimin dengan mata sudah terpejam. Sedari tadi, Jimin memang tidur dan posisinya kini pun, mungkin tidak disadari dirinya.

Yoora pun mengambil selimut yang sudah tersedia, lalu menyelimutkan tubuh suaminya ini. Yoora terdiam, saat melihat didapati lebam di pergelangan tangan kanan Jimin.

Yoora pun melepas lingkar tangan kanan Jimin di pinggangnya ini. Yoora meniupi pergelangan tangan pria yang tengah terlelap tidur ini.

"Maaf Jim. Cepat sembuh."gumam Yoora meniup dan mengelusi dengan pelan pergelangan tangan Jimin ini.

'Kenapa, kau mendadak membuatku ketakutan. Eu, apa ini dirimu yang sebenarnya?'batin Yoora bertanya penuh risau.

Selama perjalanan ini, Yoora ikut terkantuk, hingga akhirnya ia pun ikut tertidur, menyandar di sandaran kursi yang di dudukinya ini.

.

7pm KST.

Seoul

Jimin dan Yoora segera bergegas ke rumah mereka.

Hari ini luar biasa lelah.

"Yoora."panggil Jimin, saat ini mereka baru saja sampai depan rumah.

Yoora yang baru saja memutar kunci untuk membuka pintu rumah yang sudah ditinggali beberapa bulan ini pun menoleh.

"Iya ada apa?"tanya Yoora, sembari berjalan masuk. Jimin menyusul dengan membawa kopernya.

Yoora menghempaskan dirinya ke sofa.

"Kenapa Jim?"tanya Yoora bingung, pasalnya Jimin merubah raut wajahnya.

"Eomma."jawabnya menghela napas sendu.

"Eomma siapa? Kenapa?"Yoora beranjak duduk lebih dekat dengan Jimin.

"Eomma ku, dia... ingin cucu."jawab Jimin dan menatap Yoora kikuk, "Saat aku mengiriminya pesan, setiba di bandara tadi, eomma bertanya, apa kau sudah hamil."lanjut Jimin mendadak gugup.

"Jim... maafkan aku, ini salahku yang membuat semuanya terulur."ucap Yoora menggenggam kedua tangan Jimin.

"Tidak. Eu, sudahlah lupakan."ucap Jimin tersenyum tipis. Jimin pun melepas genggaman tangan istrinya ini, berdiri dan membawa kopernya berlalu ke kamar.

Yoora tau, Jimin sungguh tidak nyaman dengan rumah tangganya ini. Jujur saja, Yoora sudah jatuh, jatuh pada seorang Park Jimin. Benar kata Yoongi, cinta itu akan tumbuh sedikit demi sedikit. Yoora... cinta pada Jimin. Tapi, untuk hal ini Yoora belum siap. Namun, kapan lagi? Pernikahan mereka sudah dua tahun lamanya.

Yoora menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

'Apa aku harus melakukannya? Bersama Jimin?'batin Yoora bertanya, sungguh ini pertanyaan bodoh.

Seesaw | Myg [M] [END]- RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang