Saliva

3.4K 294 20
                                    

Yoongi mengacak rambutnya lalu membuka pintu kamar yang biasa dirinya huni sendiri, tapi kini ada orang lain.

"Yoongi." Yoora berbalik, rupanya dirinya tengah membenahi pakaiannya yang dibawakan oleh Woo Si -Yoora yang meminta membawa barang-barangnya dari rumah Jimin.

"Kukira kau tidur." Yoongi basa-basi. Kakinya pun berjalan lalu dirinya berakhir duduk diujung kasur.
"Aku mengantuk, aku tidur ya." Ucap Yoongi beringsut merebahkan tubuhnya.

Hanya hitungan detik, pria berusia 27 tahun ini sudah masuk dalam ketenangan tidurnya. Yoora menggeleng dan segera menyelipkan koper oranye nya di sisi lemari. Kakinya pun melangkah untuk mendekat ke pintu, mematikan lampu kamar yang tertempel dekat pintu. Sebelumnya, Yoora sudah diberitahu apa-apa yang harus diperhatikan, Yoonji yang memberitahunya secara singkat.

Yoora pun menyalakan lampu tidur dan segera menidurkan tubuhnya di atas benda empuk itu.

"Yoora." Yoongi tiba-tiba saja memanggil, membuat Yoora sedikit terperanjat. Yoora pun membalik tubuhnya jadi menghadap Yoongi, "kira-kira kita akan kemana?" Tanya Yoongi menggosok-gosok dagunya.

"Aku hanya ingin di Seoul saja, aku sedang tidak ingin pergi jauh, aku-"

"Baiklah." Sela Yoongi cepat. Yoongi pun memandang Yoora lekat-lekat, "dimana pun itu, asalkan beri aku anak kembar." Ujarnya membuat Yoora mengerjap-ngerjap tak percaya.

"Tap-Tapi, tapi aku belum siap." Keluh Yoora.

"Sungguh? Wah, sayang sekali. Baiklah aku akan menunggu. Tapi, jangan terlalu lama sayang." Ujar Yoongi menyembunyikan kekecewaannya. Yoongi tau ini terlalu cepat dan terlalu buru-buru. Menikahnya mereka pun dilandasi latar belakang yang sulit dipercaya.

"Tidak akan lama. Sekarang, aku masih datang bulan. Jadi, kita tidur saja." Jelas Yoora sungguh tak ingin menjelaskan keadaannya.

"Ah seperti itu, baiklah, kau tidurlah." Yoongi paham, dan sepersekian detik berikutnya Yoora terpejam, begitu patuh dengan perintah Yoongi. Yoongi masih setia menghadap sang istri, tidak ada gerakan lain, dirinya hanya menatap Yoora penuh perasaan.

"Tidak disangka, kita menjadi sepasang suami istri. Sungguh banyak sekali yang telah kita lewati. Ya Tuhan~" gumam Yoongi begitu pelan. Yoongi pun menguap dan kantuknya sudah semakin bertambah, dirinya pun mencari posisi yang nyaman untuk tidur, tapi tangannya bergerak untuk merapihkan rambut Yoora yang menghalangi wajahnya, Yoongi juga menaiki selimut untuk mereka berdua. Keduanya tidur, untuk malam pertama sebagai suami istri.


.

Sementara jauh dari sini...

Jimin, pria ini mendengar sedikit banyak tentang mantan istrinya yang menikah dengan kekasih lamanya~

Entah, Jimin cemburu atau ingin melampiaskan atas kabar yang sedari awal sudah diduga-duganya itu.

"Sekarang, kalian resmi menikah, selamat menempuh hidup baru." Ujar pendeta.

Dua puluh menit lalu, Jimin memutuskan untuk menikahi Jieun, Jimin membawa Jieun ke sebuah gereja terdekat. Jimin juga membawa ibunya, ya ini semua paksaan dari sang ibu, ibu Park hanya tidak ingin hal buruk ini disorot media, kehancuran bisa saja segera datang. Jadi, dirinya memanggil seorang pendeta untuk menikahkan Jimin dan Jieun.

"Eomma, ini terlalu menyebalakn" Tanya Jimin.

"Setelah Jieun melahirkan, kau bisa menceraikannya." Bisik ibu Park dengan liciknya. Pernikahan Jimin begitu singkat, saksinya pun hanya ibunya dan beberapa orang yang berlalu lalang yang diminta dan yang ingin menjadi saksi.

"Sekarang kau jalani saja, jika kau bisa menerima Jieun dan mencintai dia, nikahi dia secara sungguh-sungguh, tidak siri seperti ini." Ya, pernikahan ini siri.

Seesaw | Myg [M] [END]- RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang