Something

4.8K 371 2
                                    

Pagi yang membosankan bagi Yoora, karena pagi ini ia harus bekerja pagi-pagi.

Jam kerja yang biasanya pukul sepuluh siang, kini harus ditukar jadi pukul enam.

Yoora terus menguap, rasa kantuknya masih tersisa. Dirinya sedang memasak ayam kremes, pagi begini restoran begitu ramai, karena para pejuang kerja pagi dan anak-anak sekolah bersarapan disini.







.











Yoora memberikan pesanan pada pelayan untuk diberikan pada pelanggan, hari ini begitu  sibuk, semua masakan ditanggung dua juru masak saja dan hanya ada tiga pelayan untuk pagi ini. Sistem di restoran ini bergantian atau bahkan bertambah jika semakin berjalan waktu semakin ramai.

"Pelayan!"pekik seseorang terdengar dari arah sudut kursi pelanggan.

Salah seorang pelayan pun menghampiri.

"Ada apa nona? Apa ada masalah?"tanya pelayan ini cemas, beberapa pasang mata pun menatap kearah pelanggan yang terlihat emosi ini namun mereka kembali dengan kesibukannya.

"Ayam masih mentah, siapa yang memasaknya? Dan lihatlah, sup juga tidak ada rasanya, nasi nya tidak matang.  Apa juru masaknya masih dalam tahap belajar? Coba kau panggil dia!"celotehnya kesal.

Pelayan ini pun berlalu.

"Eouni, ada pelanggan yang kesal dengan hasil masakanmu, sekarang kau hadapi dia, aku jadi kesal padanya."celotehnya jengkel.

"Aduh, maaf membuat pagimu buruk Hyemi."ucap Yoora terperangah, Yoora pun melangkah pergi. Hyemi, Kim Hyemi, sahabat Yoora sejak masa Sekolah Menengah Pertama. Hyemi hanya terpaut usia satu tahun dari Yoora, tapi Hyemi terlebih dulu akan melaksanakan pernikahan. Yoora sedikit membungkuk pada pelanggan wanita ini, kepalanya tertunduk.

"Eu, nona maafkan aku, aku salah, maafkan atas masakanku?"tutur Yoora sudah ketakutan.

"Mood sarapanku hilang, karena makanan sampah ini!"gertaknya membuat Yoora mendongak terkejut.

"Restoran sebesar ini, bisa menampung pegawai tidak ahli sepertimu, kau sangat tidak pantas, kau mungkin hanya akan merusak citra restoran ini. Sekarang, mana pemilik restoran ini?!"desisnya penuh amarah.

Yoora terdiam, mendengar tiap ocehan yang menjadi sakit didengarnya. Yoora tau, dirinya salah besar karena Yoora memasak tidak fokus dan karena dirinya banyak pikiran juga kejenuhan, Yoora merasa dirinya tidak profesional dalam bekerja.

"Nona maafkan aku, kumohon maafkan atas kekeliruanku ini, aku akan memasakan lagi pesananmu atau kau mau uang mu kembali?"ucap Yoora lirih.

Tak lama sang pemilik datang, turun dari lantai dua ruangannya. Entah siapa yang memanggilnya.

"Ada apa? Kenapa ribut sekali."ucapnya memasang wajah geram.

Semua pelanggan yang ada disini, ada yang menyaksikan ada yang pergi karena sudah selesai sarapan, dan bahkan ada yang tidak peduli.

"Ow, ku harap kau segera memecat pegawaimu yang ini."tunjuk pelanggan ini tidak sopannya.

"Kenapa nona? Apa salah pegawaiku?"tanya sang pemilik restoran bingung.

"Ku kira, kau mendengar keributan, kau langsung tau pokok permasalahannya. Huft, dia tidak bisa memasak, aku memesan makanan, tapi tidak satupun ada yang enak, sungguh membuat mood sarapanku hancur, tidak berguna tuan."oceh pelanggan ini semakin memojokkan Yoora.

"Nona, aku sudah meminta maaf, aku tau salahku dimana, kenapa kau sampai mengoceh hal yang membuatku sakit, ini masalah sepele, bisakan diselesaikan dengan baik-baik, ini masih pagi, kau menganggu pelanggan yang lain."tutur Yoora menahan emosinya.

"Wow, sudah salah, berani bicara, pegawai yang sangat teladan. Lihat dia, sudah salah malah membela diri."desis pelanggan ini sinis.

"Aku tidak membela diriku, karena semua ini memang masalah yang sep--"

"Cukup!"potong sang pemilik restoran.

"Yoora pergi ke ruanganku."titahnya, Yoora menatap bos nya dengan penuh tanya, kakinya pun melangkah malas ke lantai atas.

"Maafkan atas kesalahan pegawaiku, aku akan mengganti kerugianmu."ucapnya merasa bersalah.

"Tidak perlu. Kau pecat saja dia, aku akan pergi dari sini, melihat wajah pegawaimu itu membuat pagiku seakan buruk."desisnya dan mengambil tasnya lalu pergi.

"Hahhh."helaan napas pemilik restoran ini, pagi begini masalah sudah datang.










.












Park Jimin, tertera tanda nama yang diletakkan di mejanya. Ya, dia lah pemilik restoran ini.

PARK RESTAURANT.

Itulah nama restorannya. Pria muda ini menghampiri mejanya dan duduk di kursi putar yang berada dibalik meja kerjanya.

"Kesalahan pagi ini, cukup membuat nama restoranku buruk."ucap Jimin mengetukkan jarinya di meja, "Yoora, jika kau sudah tidak berniat bekerja di sini, kau bisa meninggalkan restoranku."lanjutnya, membuat Yoora yang sedari tadi berdiri dan menunduk kini mendongak.

"Kenapa kau bicara seperti itu, aku baru pertama kali membuat kesalahan."seru Yoora menginterupsi.

"Pertama kali? Kau bahkan pernah tidak bekerja."seru Jimin menyeringai.

"Itu karena ada masalah penting."bela Yoora.

"Baiklah, tapi kuharap kau dapat mengevaluasi dirimu, aku tidak ingin hal semacam ini terjadi lagi."ucap Jimin.

"I-Iya, maafkan aku."angguk Yoora merasa sangat bersalah.

Pasalnya, Jimin adalah orang yang selalu membantu Yoora sejak Yoora selesai dari SMA nya. Jimin memang sosok yang angkuh, egois, dan keras kepala. Tapi, dia begitu baik pada Yoora, Yoora tidak bisa menyia-nyiakan kebaikan pria ini, walau sikapnya seperti itu, Yoora tidak peduli, Yoora selalu merasa bersalah jika membuat Jimin kecewa, Yoora sudah sangat dibantu oleh Jimin. Jimin pun merasa tidak berlebihan, dia hanya ingin membantu Yoora, karena atas titahan dari eomma nya. Eomma Jimin adalah sahabat dari eomma Yoora. Jadi, sudah sepantasnya membantu sahabat yang sedang kesulitan.

Yoora bersyukur, walau appa nya mengalami hancur dalam persahabatannya yang cukup lama itu, disisi lain eomma nya pun memiliki sahabat yang sama baiknya dengan sahabat appa nya dulu. 

"Maafkan aku."ucap Yoora lagi, karena sedari tadi Jimin diam dengan pikirannya.

"Sudahlah lupakan, aku memaafkanmu, tapi aku ada syarat."Jimin kembali bersuara.

"Terima kasih, syarat apa?"Yoora bergerak untuk duduk karena penasaran.

"Eum..."Jimin nampak berpikir. "Tidak jadi."lanjutnya, membuat Yoora menjatuhkan bahunya, penasarannya makin bertambah.

"Aku penasaran, syarat apa?"Yoora memojokkan Jimin.

"Lupakan saja, kembalilah bekerja!"ucap Jimin dan berdiri meninggalkan Yoora terlebih dahulu.

"Bos aneh."decih Yoora kelewat heran.

Yoora pun berdiri, karena dia harus kembali bekerja, perbaiki kesalahan dan tidak mengulangnya lagi. 

Baru saja akan membuka pintu, mata Yoora terkunci dengan tulisan dikertas yang tertempel di pintu ini.

Park dengan Kim? Aku tidak setuju, aku butuh Park juga, seperti Song Jong Ki dan Song Hye Kyo, memiliki marga sama.  Aku ingin memiliki pasangan dengan marga yang sama, batin Yoora membaca tulisan di kertas tersebut.

"Ini curhatan? Ishh, ini kan ruang kerja, dasar pria tidak jelas."oceh Yoora geram.









S E E S A W

T   B   C

Seesaw | Myg [M] [END]- RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang