Shoulder

2K 147 5
                                    

Yoongi sudah selesai dengan ritual mandinya.

Yoora tersentak saat tengah berias diri dan mendapati sosok suaminya hanya berhanduk.

"Kau sudah rapih. Kan aku bilang kau harus bersiap, sayang."ujar Yoongi kecut.

"Ini aku siap dan sudah rapih. Bagaimana kau ini?"tukas Yoora.

"Bukan ini. Tapi, ah sial."Yoongi mengumpat. Dirinya pun menghampiri Yoora, menarik Yoora untuk berdiri.

"K-Kau, kenapa?"

Yoongi tidak menjawab, dirinya malah membawa Yoora lalu mendorong Yoora ke ranjang yang berbalutkan kasur dengan sprei berwarna coklat muda.

"Yoongi, jangan."larang Yoora.

"Kumohon."pinta Yoongi sayu. Yoongi pun menindih Yoora. Sontak Yoora menahan tubuhnya sekuat mungkin. Sialnya, Yoongi tidak terkalahkan, dirinya menyibak dua tangan Yoora dan diletakkan disamping kepala Yoora. Yoongi mendekat, dirinya sesegera mungkin meraup bibir yang sudah merah merona itu, begitu menggodanya. Yoongi mengapit jemarinya dimasing-masing jemari milik Yoora. Kepalanya memiring ke kanan kiri, mencari hal ternyaman. Selesai dengan bibir, Yoongi berpindah pada leher, mengecupnya habis-habisan, hingga menggigitnya, membuat Yoora berteriak parau.

"Yoongiii."erang Yoora pelan.

"Ya sayang."sahutnya memberikan seringaian.

"Hentikan."pinta Yoora. Yoongi sungguh merasa aneh, sebenarnya apa yang terjadi dengan Yoora, seperti ada hal yang disembunyikan.

"Kenapa? Ada apa?"tanya Yoongi begitu bingung dan penasaran.

Yoora terdiam lama, dirinya ingin memberitahu. Tapi, melihat Yoongi yang sudah seperti ini, ada rasa tidak enak, karena membuat kebutuhan biologisnya terjeda ditengah jalan.

"Eu, t-tidak ada."jawab Yoora sangat ragu.

Yoongi beringsut dari atas Yoora, dirinya menutupi setengah tubuhnya dengan selimut, karena keadaannya hanya berhanduk sejak tadi. Yoora mengambil posisi duduk dengan meringis, tangannya terulur pada lehernya, Yoongi memberi tanda begitu dalam, sehingga leher Yoora luka dan sedikit berdarah.

"Ah, maafkan aku."ujar Yoongi peka, dirinya pun langsung mengusap bagian leher Yoora yang terluka. Tapi tiba-tiba Yoora menangis lalu memeluk Yoongi membuat mereka terbanting hingga menjadi posisi tertidur. "Hei, kenapa? Kau aneh sekali sayang. Yoora.."Yoongi jadi serba salah.

Bukannya menjawab rasa bingung dan penasaran Yoongi, Yoora malah membawa satu tangan Yoongi pada perutnya. Tubuh Yoora begitu bergetar.

"Yoora kau kenapa. Sayang, Yoora bicaralah."Yoongi jadi kalap, "jangan menangis, itu melukaiku. Ceritalah."ujar Yoongi tidak tau harus apa, karena Yoora sama sekali tidak memberi penjelasan.

"Aku, aku..."Yoora begitu bergetar, tangisnya semakin meluap. Yoongi pun tidak ingin memaksa, dirinya membawa kepala Yoora dalam dekapannya, mengecup puncak kepalanya berulang, "maafkan aku Yoongi."ucap Yoora semakin membuat Yoongi penasaran.

"Ceritalah dengan pelan dan rileks."ujar Yoongi meyakinkan.

"Kita telah kehilangan calon adik tiga Min."ujar Yoora seketika melepaskan diri dari Yoongi, berbalik membelakangi Yoongi, menangis sejadi-jadinya, riasan wajah yang membuatnya semakin cantik pun kini hilang terbasuh air mata. Yoongi seketika hampa, dunianya seakan berhenti begitu lama.

"Maafkan aku, marahi saja aku. Aku telah membuatnya gagal untuk berada di dunia ini. Maafkan aku telah membuatmu luka."celoteh Yoora masih dengan posisinya. Yoongi seketika menatap tubuh belakang Yoora, istrinya itu masih menangis. Merasa dirinya yang paling bersalah. Jujur saja, Yoongi terkejut, dirinya merasa ada yang hilang dalam hidupnya. Yoongi kecewa, sakit. Tapi, melihat Yoora seperti seorang yang paling bersalah, Yoongi jadi tidak tega. Yoongi merapatkan dirinya, memeluk Yoora dari belakang. Membuat Yoora terkejut. Karena pikirnya Yoongi pasti akan memukulnya, memarahinya. Tapi, ini jauh dari ekspektasi.

Seesaw | Myg [M] [END]- RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang